Minggu, 17 November 2013

Menyembelih Binatang Dengan Niat Bukan Lillah (Karena Allah)


Melanjutkan pembahasan Kitab Tauhid, dalam bab ini, penulis menjelaskan perihalmhukum menyembelih binatang dengan niat bukan karena Allah. Beliau menganggap masalah yang sangat penting ini dengan menyebutkan khabar dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tentang seorang yang masuk Surga karena seekor lalat dan seorang yang lain masuk Neraka karena seekor lalat. Bagaimana ceritanya?

Firman Allah Ta’ala:

“Katakanlah, "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (Al-An’am: 162 – 163)



“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah” (Al-Kautsar:2)


‘Ali berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah menuturkan kepadaku empat kalimat: “Allah melaknat orang yang menyembelih binatang dengan berniat bukan Lillah. Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya. Allah melaknat orang yang melindungi pelaku kejahatan. Allah melaknat orang yang merubah batas tanda tanah.”(Hadits riwayat Muslim) 

Thariq bin Syihab menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Ada orang masuk Surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk Neraka karena seekor lalat pula. Para sahabat bertanya, Bagaimana hal itu, ya Rasulullah? Beliau shallallahu’alaihi wa sallam menjawab, Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak seorang pun melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban.

Ketika itu berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut, "Persembahkanlah kurban kepadanya!" Dia menjawab, "Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersembahkan kepadanya. Mereka pun berkata lagi, "Persembahkan sekalipun seekor lalat." Lalu orang itu mempersembahkan seekor lalat dan mereka pun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanannya. Maka dia masuk Neraka karenanya. Kemudian berkatalah mereka kepada seorang yang lain, "Persembahkanlah
kurban kepadanya!" Dia menjawab, "Aku tidak patut mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain Allah." Kemudian mereka memenggal lehernya. Karenanya, orang ini masuk Surga”.
(Hadits riwayat Imam Ahmad).


Kandungan Bab Ini

  1. Tafsiran ayat dalam surah Al-An’am.[1]
  2. Tafsiran ayat dalam surah Al-Kautsar. [2]
  3. Dalam hadits tersebut di atas, pertama kali yang dilakukan adalah orang yang menyembelih binatang dengan niat bukan lillah.
  4. Dilaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya; dan di antaranya adalah dengan melaknat bapak-ibu orang lain, lalu orang lain ini melaknat bapak-ibu orang tersebut.[3]
  5. Dilaknat orang yang melindungi seorang pelaku kejahatan yaitu orang yang memberikan perlindungan kepada seseorang yang melakukan tindak kejahatan yang wajib ditetapkan kepadanya hukum Allah.
  6. Dilaknat pula orang yang mengubah tanda batas tanah yaitu mengubah tanda yang membedakan antara hak milik seseorang dengan hak milik tetangganya dengan digeser maju atau mundur.
  7. Ada perbedaan melaknat orang tertentu dan melaknat orang yang berbuat maksiat secara umum.
  8. Kisah seekor lalat tersebut merupakan kisah yang penting sekali.
  9. Bahwa orang yang masuk Neraka itu disebabkan karena ia mempersembahkan kurban lalat yang di sendiri tidak sengaja berbuat demikian. Akan tetapi dia melakukan tersebut untuk melepaskan diri dari perbuatan buruk pada pemuja berhala itu.
  10. Mengetahui kadar syirik dalam hati orang yang beriman, bagaimana ketabahan hatinya dalam menghadapi eksekusi hukuman mati dan penolakannya untuk memenuhi permintaan mereka, padahal mereka tidak meminta kecuali amalan lahiriah saja.
  11. Orang yang masuk Neraka tersebut adalah seorang muslim; sebab seandainya
    dia orang kafir, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak akan bersabda, "… masuk Neraka karena seekor lalat …"
  12. Hadits ini merupakan suatu bukti bagi hadits shahih yang menyatakan “Surga itu lebih dekat kepada seseorang di antara kamu daripada tali sendalnya sendiri. Dan Neraka pun demikian halnya. “
  13. Mengetahui bahwa amalan hati adalah tolok ukur yang terpenting, sampai pun bagi para pemuja berhala.


Catatan Kaki

[1] Ayat ini menunjukkan bahwa penyembelihan binatang untuk selain Allah adalah syirik, sebagaimana shalat untuk selain Allah.

[2] Ayat ini menunjukkan bahwa shalat dan penyembelihan adalah ibadah yang harus diniati untuk Allah semata-mata, dan penyelewengan niat ini dengan ditujukan untuk selain Allah adalah syirik. 

[3] Dengan demikian, orang tersebut menjadi penyebab terlaknatnya kedua orang tuanya (akibat dia melaknat orang tua dari orang lain).


Sumber: http://faisalchoir.blogspot.sg/2011/05/kitab-tauhid.html



Tidak ada komentar: