Oleh: Abu Musa al Atsari hafizhahullah
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa agama Islam telah
sempurna. Sehingga tidak sedikitpun agama ini membutuhkan pengurangan
atau penambahan. Pelajaran-pelajaran agama telah sempurna dan
sunnah-sunnah beliau telah lengkap, dan di antara pelajaran agama yang
telah di ajarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam jelaskan kepada
umat Islam adalah sunnah beliau ketika turun hujan. Ada beberapa sunnah
yang Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam contohkan tatkala itu, berikut di
antaranya:
Pertama: Berdoa Ketika Hujan Turun
Berdoa ketika hujan turun adalah sunnah mulia Nabi shalallahu ‘alaihi
wasallam. Hal ini sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits Aisyah
radhiyallahu ‘anha berikut:
Dari Aisyah bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dahulu
apabila melihat hujan beliau berdoa: “Allahuma shoyyaban naa fi’aa (Ya
Allah, jadikanlah (hujan ini) hujan yang bermanfaat)” [HR.Bukhari]
Ibnu Hajar al Asqolani rahimahullah menjelaskan, bahwa doa tersebut
dianjurkan (untuk dibaca) setelah hujan turun demi mendapatkan kebaikan
dan keberkahan yang lebih. [Fath al-Bari, Jilid 2, hal.659]
Sedangkan Imam an Nawawi menerangkan bahwa hal itu dilakukan ketika
mulai turun hujan, sebagaimana yang akan kita bawakan pada poin kedua.
Kedua: Membiarkan Sebagian Anggota Badan Diguyur Air Hujan
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kami pernah
kehujanan ketika bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Lalu
beliau menyingkap bajunya hingga beliau terguyur air hujan. Maka itu
kami bertanya: “Ya Rasulullah, mengapa engkau lakukan hal demikian?
Beliau menjawab: “Karena hujan itu baru mengenali Rabb-nya ta’ala.
[HR.Ahmad, jilid 3, hal.133 dan 267, al Bukhari dalam kitab al Adab al
Mufrad, no.571, Muslim, no.898, Abu Dawud, no.5100, an Nasa’I di as
Sunan al Kubra, no.1849]
Imam an Nawawi rahimahulla berkata ketika menjelaskan hadits ini:
“Hadits tersebut mengandung dalil bagi pendapat para sahabat kami,
bahwasanya dianjurkan ketika mulai turun hujan untuk menyingkap anggota
badan –yang bukan aurat- agar terkena air hujan, dan mereka berdalil
dengan hadits di atas.” [Syarh Shahih Muslim, Jilid 3, Hal.464, Syarh
Shahih al Adab al Mufrad, karya Syaikh Husain al ‘Awaisyah, Jilid 2,
hal.214]
Syaikh Bin Baz rahimahullah pernah berkata: “Yang demikian
menunjukkan akan dianjurkan bagi seseorang untuk membuka sebagian
pakaiannya, seperti kedua lengannya atau kepalanya agar terguyur air
hujan, sebagaimana yang pernah di lakukan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi
wasallam. Maka itu disyariatkan bagi seorang muslim untuk melepas
sorbannya –contohnya- dari kepalam atau ujung bajunya dari lengan atas
atau lengan bawah agar terkena air hujan, atau juga (menyingkap)
betisnya, dan anggota tubuh lain yang boleh untuk dibuka dihadapan
manusia seperti kaki, betis, kepala, tangan, dan lain-lain.” [Majmu’
Fatawa Ibn Baz, jilid 13, hal.64]
Note :
Diringkas dari kitab al Washiyyah bi Ba’dhi as-Sunan Syibh al
Mansiyyah, karya Haifa’ Binti Abdullah ar Rasyid, hal.274-275, cetakan
Maktabah al Malik Fahd al Wathaniyyah dengan beberapa tambahan
Sumber:
Diketik ulang dari Majalah Adz Dzakhiirah al Islamiyyah Vol.7 No.10 Edisi 52 – 1430/2009 Hal.45-46
Dipublikasikan kembali oleh : Al Qiyamah – Moslem Weblog
http://alqiyamah.wordpress.com/2009/10/30/ketika-hujan-turun/