Mengenal
hal-hal yang ghoib dan mengimaninya merupakan salah satu sifat kaum muttaqin
sebagaimana firman Allah Ta’ala:
ذَلِكَ
الْكِتَابُ لاَ
رَيْبَ
فِيهِ
هُدَى
لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada
keraguan di dalamnya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang
beriman kepada yang gaib, yang mendirikan salat, dan menafkahkan sebagian
rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka” [QS. Al Baqarah: 2-3]
Diantara
hal-hal yang penting adalah mengenal makhluk-makhluk Allah yang ghaib yang
tidak tampak oleh pancaindra kita, namun diberitakan oleh Allah melalui Al
Quran dan As Sunnah tentang keberadaannya. Dan karena Allah Ta’ala telah
mengabarkannya, maka kita dituntut untuk mengetahui dan mengimaninya agar dapat
dikatakan telah beriman kepada perkara ghaib.
Diantara
mereka adalah Arsy, tempat bersemayamnya Allah Ta’ala sebagaimana disebutkan di
19 surat dalam Al Qur’an, di antaranya firman Allah Ta’ala:
إِنَّ
رَبَّكُمُ اللهُ
الَّذِي خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي
سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ
اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَلَهُ الْخَلْقُ وَاْلأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ
رَبُّ
الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah
yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam
di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan
cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam“. [QS. Al
A'raf: 54]
وَهُوَ
رَبُّ
الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
“Dia adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy
yang agung“. [QS. At Taubah: 129]
إِنَّ
رَبَّكُمُ اللهُ
الَّذِي خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي
سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ
اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ مَامِن
شَفِيعٍ إِلاَّ
مِن
بَعْدِ
إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللهُ
رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلاَ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah
Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di
atas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang
akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada keizinan-Nya. Yang demikian itulah
Allah, Rabb kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil
pelajaran“. [QS. Yunus:3]
وَهُوَ
الَّذِي خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي
سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى
الْمَآءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَلَئِن قُلْتَ
إِنَّكُم مَّبْعُوثُونَ مِن
بَعْدِ
الْمَوْتِ لَيَقُولُنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ
هَذَآلَسِحْرٌ مُّبِينٌ
“Dan Dialah yang menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji
siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada
penduduk Mekah):”Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya
orang-orang yang kafir itu akan berkata:”Ini tidak lain hanyalah sihir yang
nyata” “. [QS. Hud:7]
الَّذِي رَفَعَ
السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ
تَرَوْنَهَا ثُمَّ
اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ
يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ يُفَصِّلُ اْلأَيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَآءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
“Allah-lah yang meninggikan langit
tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas
‘Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu
yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Rabbmu“. [QS. Ar
Ra'd:2]
قُل
لَّوْ
كَانَ
مَعَهُ
ءَالِهَةٌ كَمَا
يَقُولُونَ إِذًا
لاَّبْتَغَوْا إِلَى
ذِي
الْعَرْشِ سَبِيلاً
“Katakanlah:“Jikalau ada ilah-ilah
di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya ilah-ilah itu mencari
jalan kepada (Rabb) Yang mempunyai ‘Arsy“. [QS.Al Isra: 42]
الرَّحْمَنُ عَلَى
اْلعَرْشِ اسْتَوَى
“(Yaitu) Yang Maha Pemurah, yang
bersemayam di atas ‘Arsy“. [QS.Thaha: 5]
لَوْكَانَ فِيهِمَآ ءَ
الِهَةٌ إِلاَّ
اللهُ
لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ
رَبِّ
الْعَرْشِ عَمَّا
يَصِفُونَ
“Sekiranya ada di langit dan di bumi
ilah-ilah selain Allah, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha
Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan“. [QS. Al
Anbiya: 22]
قُلْ
مَن
رَّبُّ
السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيم
“Katakanlah: ‘Siapakah Yang Empunya
langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar?’ ” [QS. Al Mu'minun: 86]
فَتَعَالَى اللهُ
الْمَلِكُ الْحَقُّ لآإِلَهَ إِلاَّهُوَ رَبُّ
الْعَرْشِ الْكَرِيم
“Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang
Sebenarnya; tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Rabb (Yang
mempunyai) ‘Arsy yang mulia“. [QS. Al Mu'minun:116]
الَّذِي خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَمَابَيْنَهُمَا فِي
سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ
اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ الرَّحْمَنُ فَسْئَلْ بِهِ
خَبِيرًا
“Yang Menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di
atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah)
kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia“. [QS. Al Furqan:59]
اللهُ
لآإِلَهَ إِلاَّهُوَ رَبُّ
الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
“Allah, tiada Ilah Yang disembah
kecuali Dia, Rabb Yang mempunyai’Arsy yang besar“. [QS. An Naml: 26]
الله
الذِيْ
خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَابَيْنَهُمَا فِيْ
سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ
اسْتَوَى عَلَى
اْلعَرْشِ مَالَكُمْ مِنْ
دُوْنِهِ مِنْ
وَلِي
وَلاشَفِيْعٍ أَفَلا
تَتَذَكَّرُوْنَ
“Allah-lah yang menciptakan langit
dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang
penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan? ” [QS. As Sajdah: 4]
وَتَرَى الْمَلاَئِكَةَ حَآفِّينَ مِنْ
حَوْلِ
الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رِبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُم بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِين
“Dan kamu (Muhammad) akan melihat
malaikat-malaikat berlingkar disekeliling ‘Arsy bertasbih sambil memuji
Rabb-nya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan
diucapkan: ‘Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam’ “. [QS. Az Zumar: 75]
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ
حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ
وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ
شَىْءٍ
رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
“(Malaikat-malaikat) yang memikul
‘Arsy dan malaikat yang berada di sekililingnya bertasbih memuji Rabbnya dan
mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman
(seraya mengucapkan): ”Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala
sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti
jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala“.
[QS. Al-Mu'min: 7]
رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو
الْعَرْشِ يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ
أَمْرِهِ عَلَى
مَن
يَشَآءُ مِنْ
عِبَادِهِ لِيُنذِرَ يَوْمَ
التَّلاَقِ
“(Dialah) Yang Maha Tinggi
derajat-Nya, Yang mempunyai ‘Arsy, Yang mengutus Jibril dengan (membawa)
perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya,
supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat)“. [QS.
Al Mu'min: 15]
سُبْحَانَ رَبِّ
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ رَبِّ
الْعَرْشِ عَمَّا
يَصِفُونَ
“Maha Suci Rabb Yang mempunyai
langit dan bumi, Rabb Yang mempunyai ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu“.
[QS. Az Zukhruf: 82]
هُوَ
الَّذِي خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ فِي
سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ
اسْتَوَى عَلَى
الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَايَلِجُ فِي
اْلأَرْضِ وَمَايَخْرُجُ مِنْهَا وَمَايَنزِلُ مِنَ
السَّمَآءِ وَمَايَعْرُجُ فِيهَا
وَهُوَ
مَعَكُمْ أَيْنَ
مَاكُنتُمْ وَاللهُ بِمَاتَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dialah yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy dia mengetahui apa
yang masuk ke dalam bumi dan apa yang ke luar daripadanya dan apa yang turun
dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu
berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“. [QS. Al Hadid: 4]
وَالْمَلَكُ عَلَى
أَرْجَآئِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ
رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
“Dan malaikat-malaikat berada di
penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung
‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka“. [QS. Al Haaqqoh: 17]
ذِى
قُوَّةٍ عِندَ
ذِي
الْعَرْشِ مَكِينٍ
“Yang mempunyai kekuatan, yang
mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy” [QS. At Takwir:
20]
ذِي
الْعَرْشِ اْلمَجِيْدِ
“Yang mempunyai singgasana, lagi
Mahamulia” [QS.Al Buruuj:15]
Semua
ayat ini menunjukkan keberadaan dan keagungan Arsy.
Imam
Ath Thahawi berkata: “Al Arsy dan Kursi adalah benar adanya”. Akan
tetapi walaupun demikian masih banyak kaum muslimin yang mengaku telah beriman
kepada yang ghaib yang belum mengetahui permasalahan ini bahkan mengingkari
keberadaannya walaupun mereka telah membaca Al Quran dan mengerti maknanya.
Oleh karena itu tampaknya perlu dibahas lagi permasalahan ini agar diketahui
dan dipahami sesuai dengan hakikat kebenaran yang berdasarkan Al Quran dan As
Sunnah.
Pengertian Arsy
Arsy
merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab yang pada asalnya mengandung makna
ketinggian suatu bangunan akan tetapi ia dipakai bangsa Arab untuk menunjukkan
beberapa makna, diantaranya:
1.
Singgasana raja
Al
Khalil bin Ahmad Al Farahidi berkata: “Al Arsy adalah singgasana untuk raja”[1].
Al
Azhaary menyatakan: “Al Arsy dalam bahasa Arab bermakna singgasana raja ,
yang menunjukkan hal itu adalah singgasana raja saba’ yang telah dinamai Allah
dengan Al Arsy, dalam firman Nya:
إِنِّي
وَجَدتُّ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِن
كُلِّ
شَىْءٍ
وَلَهَا عَرْشٌ
عَظِيمٌ
“Sesungguhnya aku menjumpai seorang
wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta
mempunyai singgasana yang besar“. [QS.An Naml: 23] ” [2]
2.
Atap rumah
Al
Khalil mengatakan: “Arsyul Bait yaitu atapnya“[3].
Az
Zubaidy menyatakan: “Al Arsy dari rumah adalah atapnya sebagaimana dalam
hadits:
أَوْ
كَالْقَنْدِيْلِ اْلمُعَلَّقِ بِالْعَرْشِ
“Atau seperti kendil yang tergantung
di Al Arsy ”
yaitu
atap, dan dalam hadits lain:
كُنْتُ
أَسْمَعُ قِرَاءَةَ رَسُوْلِ الله
عَلَى
عَرْشِيْ
“Aku telah mendengar bacaan
Rasulullah dari arsy”
yaitu
atap rumahku, dan dengan makna ini juga ditafsirkan firman Allah :
أَوْ
كَالَّذِي مَرَّ
عَلَى
قَرْيَةٍ وَهِيَ
خَاوِيَةٌ عَلَى
عُرُوشِهَا
“Atau apakah (kamu tidak
memperhatikan) orang-orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah
roboh menutupi atapnya” [QS Al Baqarah: 259][4]
3.
Tiang dari sesuatu
Az
Zubaidy berkata: “Al Arsy bermakna tiang dari sesuatu, ini pendapat Az
Zujaaj dan Al Kisaa’i”.[5]
4.
Kerajaan
Al
Azhaary berkata: “Al Arsy adalah kerajaan, bila dikatakan: Tsulla Arsyuhu
bermakna hilang kerajaan dan keperkasaannya”[6].
5.
Bagian dari punggung kaki
Al
Khalil berkata: “Al Arsy di kaki adalah bagian antara alhimaar dengan
jari-jari kaki di bagian atas (punggung) telapak kaki, dan Alhimaar adalah
tulang yang menonjol di bagian punggung telapak kaki, dan jamaknya Iraasyah dan
A’rasy”[7].
Dan
berkata Ibnul A’rabi : “Punggung telapak kaki dinamakan Arsy dan perut
telapak kaki dinamakan Al Akhmash”[8].
Inilah
sebagian makna Al Arsy dalam bahasa Arab, akan tetapi makna-makna tersebut akan
berubah-ubah sesuai dengan yang disandarinya. Sedangkan yang dimaksud dengan
Arsy Allah adalah singgasana, sesuai dengan petunjuk yang telah ditunjukkan
oleh nash-nash Al Quran dan As Sunnah.
Adapun
syubhat yang dilontarkan orang-orang Jahmiyah bahwa makna Al Arsy dalam firman
Allah :
الرَّحْمَنُ عَلَى
اْلعَرْشِ اسْتَوَى
“(Yaitu) Yang Maha Pemurah, yang
bersemayam di atas ‘Arsy“. [QS.Thaha: 5]
mengandung
kemungkinan beberapa makna, sehingga tidak diketahui makna apa yang ditunjukkan
ayat ini dari makna-makna tersebut.
Hal ini telah dijawab oleh Ibnul
Qayyim dengan mengatakan: “Ini merupakan usaha untuk membuat kerancuan
terhadap orang-orang yang bodoh dan merupakan kedustaan yang nyata, karena Arsy
Allah yang Dia bersemayam diatasnya tidak memiliki makna kecuali satu makna
saja, walaupun Arsy secara umum memiliki beberapa makna. Akan tetapi huruf lam
disini adalah untuk menunjukkan sesuatu yang telah diketahui sebelumnya (Al
‘Ahd), maka hal itu membuat makna Arsy menjadi tertentu saja yaitu Arsy Ar Rabb
yang bermakna singgasana kerajaannya yang telah disepakati dan diakui para
rasul dan para umat kecuali orang yang menentang para Rasul”[9].
Apakah Arsy itu?
Pengertian
Al Arsy menurut Ahlu Sunnah wal Jamaah (manhaj salaf) adalah makhluk Allah yang
tertinggi berupa singgasana seperti kubah yang memiliki tiang-tiang yang
dipikul dan dikelilingi oleh para malaikat.
Al Baihaqy berkata: “Pendapat para
ahli tafsir tentang Al Arsy adalah singgasana, dan dia adalah jasad yang
berbentuk yang telah diciptakan Allah dan Dia perintahkan para malaikat untuk
memikulnya dan beribadah dengan mengagungkan dan berthawaf padanya, sebagimana
Dia menciptakan satu rumah dibumi dan memerintahkan bani adam untuk berthowaf
padanya dan menghadapkan kepadanya ketika shalat. Dan pendapat-pendapat mereka
itu ada dalil penunjukkannya yang jelas dalam ayat-ayat dan hadits-hadits serta
atsar-atsar”[10].
Ibnu Katsir berkata: “Dia adalah
singgasana yang memiliki tiang-tiang yang dipikul oleh para malaikat dan dia
seperti kubah yang menutupi alam ini dan dia adalah atapnya para makhluk”[11].
Syamsuddin Adz Dzahabi -setelah
menyebutkan sebahagian ahli surga- menyatakan: “Apa yang disangka tentang Al
Arsy yang agung yang telah dijadikan Allah untuk diriNya dalam ketinggian,
luas, tiang-tiang, bentuk, pemikulnya dan melaikat-malaikat berlingkar di
sekeliling ‘Arsy serta kebagusan dan keindahannya. Sungguh telah diriwayatkan,
dia dibuat dari yaquut (jenis permata yang sangat indah, -pen) yang berwarna
merah”[12].
Berdalil
dengan dalil-dalil sebagai berikut:
1. Dalil Al Arsy adalah makhluk Allah yang telah Allah ciptakan
adalah :
a. Dari Alquran. Firman Allah :
ذَالِكُمُ اللهُ
رَبُّكُمْ لآَإِلَهَ إِلاَّ
هُوَ
خَالِقُ كُلِّ
شَىْءٍ
فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ
عَلَى
كُلِّ
شَىْءٍ
وَكِيلٌ
“(Yang memiliki sifat-sifat yang)
demikian itu ialah Allah Rabb kamu; tidak ada Ilah (yang berhak disembah)
selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu.” [QS.Al An'am:102]
Maka
setiap sesuatu di alam ini adalah makhluk yang Allah ciptakan dan adakan, dan
Al Arsy adalah salah satu makhluk dari makhluk-makhluk Allah.
Dan
firman Allah :
اللهُ
لآإِلَهَ إِلاَّهُوَ رَبُّ
الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
“Allah, tiada Ilah Yang disembah
kecuali Dia, Rabb Yang mempunyai ‘Arsy yang besar“. [QS.An Naml: 26]
Dan
firman Allah :
وَهُوَ
رَبُّ
الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
“Dia adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy
yang agung“. (QS.At Taubah 9:129)
Al
Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Firman Allah :
وَهُوَ
رَبُّ
الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Dia
adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy yang agung“. (QS.At Taubah: 129) memberikan
isyarat penunjukkan bahwa Al Arsy dimiliki, dan setiap yang dimiliki adalah
makhluk… dan dalam penetapan tiang-tiang Al Arsy ada penunjukan yang tegas
bahwa Arsy adalah sesuatu yang tersusun dari beberapa bagian dan anggota tubuh,
dan sesuatu yang tersusun demikian adalah makhluk yang diciptakan”[13].
b. Dari As Sunnah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda dalam hadits Abu Raziin Al Uqailiy, beliau berkata:
يَارَسُوْلَ الله
أَيْنَ
كَانَ
رَبُّنَا قَبْلَ
أَنْ
يَخْلُقَ خَلْقَهُ ؟
قاَلَ
كَانَ
فِيْ
عَمَاء
مَا
فَوْقَهُ هَوَاءُ وَ
مَا
تَحَْهُ هَوَاءُ ثُمَّ
خَلَقَ
عَرْشَهُ عَلَى
اْلمَاءِ
“Wahai Rasulullah dimana dahulu Rabb
kita berada sebelum menciptakan makhlukNya? Beliau menjawab: Dia berada di
‘amaa, tidak ada diatas dan bawahnya udara, kemudian dia menciptakan Arsy-Nya
diatas air“.[14]
Ini
adalah dalil-dalil yang digunakan oleh para ulama salaf dalam menetapkan Arsy
sebagai makhluk dari makhluk Allah.
2. Dalil Al Arsy adalah makhluk Allah yang tertinggi dan
berbentuk kubah
Hadits
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
إِذَا
سَأَلْتُمُ الله
فَاسْأَلُوْهُ اْلفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ وَسَطُ
اْلجَنَّةِ وَ
أَعْلاهَا وَفَوْقَهُ عَرْشُ
الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفْجُرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
“Jika kalian meminta, mintalah
Alfirdaus, karena dia adalah tengah-tengah syurga dan yang paling tinggi dan
diatasnya adalah Arsy Allah, dan darinya terpancar sungai-sungai surga“.[15]
Berkata Abu Abdillah Muhammad bin
Abdillah bin Abi Zamaniin dalam kitabnya Ushulussunnah: “Merupakan keyakinan
Ahlussunnah yaitu Allah telah menciptakan Al Arsy dan mengkhususkannya dengan
berada diatas dan ketinggian diatas semua makhluknya”[16].
Ibnu Taimiyah berkata: “Adapun Al
Arsy maka dia berupa kubah sebagaimana diriwayatkan dalam As Sunan karya Abu
Daud dari jalan periwayatan Jubair bin Muth’im, dia berkata: “Telah datang
menemui Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam seorang A’rab dan berkata:
“Wahai Rasulullah jiwa-jiwa telah susah dan keluarga telah kelaparan- dan
beliau menyebut hadits- sampai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ
الله
عَلَى
عَرْشِهِ وَ
إِنَّ
عَرْشَهُ عَلَى
سَمَوَاتِهِ وَ
أَرْضِهِ كَهَكَذَا وَ
قَالَ
بِأَصَابِعِهِ مِثْلَ
اْلقُبَّةِ
“Sesungguhnya Allah diatas ArsyNya
dan ArsyNya diatas langit-langit dan bumi, seperti begini dan memberikan
isyarat dengan jari-jemarinya seperti kubah“[17]
dan
tentang ketinggiannya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
إِذَا
سَأَلْتُمُ الله
فَاسْأَلُوْهُ اْلفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ وَسَطُ
اْلجَنَّةِ وَ
أَعْلاهَا وَفَوْقَهُ عَرْشُ
الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفْجُرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
“Jika kalian meminta, mintalah
Alfirdaus, karena dia syurga yang paling utama dan yang paling tinggi dan
diatasnya adalah Arsy Allah, dan darinya terpancar sungai-sungai surga“.[18]
Dan
jelaslah dengan hadits-hadits ini bahwa AlArsy adalah makhluk yang paling
tinggi dan dia seperti kubah”.[19]
3. Dalil Al-Arsy adalah singgasana
Ibnu Qutaibah berkata: “Mereka
mencari-cari makna lain untuk Arsy selain singgasana, sedangkan Ulama bahasa
(Arab) tidak mengenal makna untuk Arsy kecuali singgasana dan apa yang digelar
dari atap-atap dan yang serupanya”.[20]
Ibnu Katsir berkata: “Al Arsy dalam
bahasa Arab artinya dari singgasana untuk seorang raja, sebagaimana firman
Allah :
وَلَهَا عَرْشٌ
عَظِيمٌ
“Adalah dia (ratu Bilqis) mempunyai
singgasana yang besar” [QS. An Naml 23] dan bukan galaksi. Demikian juga bangsa
Arab tidak mengenal hal itu sedangkan Alquran diturunkan dalam bahasa Arab,
maka dia adalah singgasana yang memiliki tiang-tiang”.[21]
4. Dalil bahwa Arsy adalah singgasana yang memiliki tiang-tiang
Sabda
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam :
إِنَّ
النَّاسَ يَصْعَقُوْنَ يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ فَأَكُوْنَ أَوَّلَ مَنْ
يَفِيْقُ فَإِذَا أَنَا
بِمُوْسَى آَخِذٌ
بِقَائِمَةٍ مِنْ
قَوَائِمِ اْلعَرْشِ فَلا
أَدْرِيْ أَفَاقَ قَبْلِيْ أَمْ
جُوْزِيَ بِصَعْقَةِ الطُّوْرِ
“Sesungguhnya manusia pingsan pada
hari kiamat, lalu aku adalah orang yang pertama sadar, seketika itu aku mendapatkan
Musa sedang memegang sebuah tiang dari tiang-tiang AlArsy, maka aku tidak tahu
apakah dia telah sadar sebelumku ataukah dia dibebaskan (dari pingsan tersebut)
karena telah pingsan di bukit Thur“.[22]
Berkata Ibnu Abil Izz: “Telah tetap
dalam syariat bahwa Al Arsy memiliki tiang-tiang”.[23]
5. Dalil bahwa Arsy dipikul dan di-thawaf-i oleh para malaikat
a. Dari Alquran, Firman Allah
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ
حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ
وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ
شَىْءٍ
رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
“(Malaikat-malaikat) yang memikul
‘Arsy dan malaikat yang berada di sekililingnya bertasbih memuji Rabbnya
dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang
beriman (seraya mengucapkan): ”Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi
segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti
jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala”
[QS. Al Mu'min:7]
dan
firman Allah :
وَالْمَلَكُ عَلَى
أَرْجَآئِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ
رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ
“Dan malaikat-malaikat berada di
penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung
‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka“. [QS. Al Haaqoh: 17]
b. Dari
Assunnah. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda dalam hadits Jabir bin Abdillah (artinya):
“Aku diizinkan untuk membicarakan
seorang malaikat dari para malaikat Allah dari pemikul Al Arsy, sungguh
jarak antara daun telinganya sampai bahunya sepanjang perjalanan 700
tahun“.[24]
Dari
sini jelaslah sudah aqidah Ahlussunnah wal Jamaah tentang Al Arsy dan ini merupakan
pendapat salafus shalih.
Penulis:
Kholid Syamhudi, Lc.
Artikel
UstadzKholid.Com
_____________________
[1]
Kitabul ‘Ain, 1/291
[2]
Tahdzibul Lughoh, 1/413
[3]
Kitabul ‘Ain 1/ 291
[4]
Taajul Arusy Min Jawaahiril Qomus, 4/321
[5]
Taajul Arusy, 4/321
[6]
Tahdzibul Lughoh, 1/414
[7]
Kitabul Ain, 1/293
[8]
Lisanul Arab, 4/2882
[9]
Mukhtashor Shawaiqul Mursalah, 1/17-18.
[10]
Al Asma wa Shifat hal. 497
[11]
Al Bidayah Wan Nihayah, 1/12
[12]
Kitabul Uluw hal. 57
[13]
Fathul Baary, 13/405
[14]
HR. At Tirmidzi dalam Jami’ At Tirmidzi (sunan) kitab Tafsir, bab surat Hud
5/288 hadits No. 3109, Ibnu Majah dalam Sunan-nya Muqadimah Bab Fimaa Ankarat
Al Jahmiyah 1/63, Imam Ahmad dalam Musnad-nya (4/11-12), Ibnu Abi Ashim dalam
As Sunnah 1/271, dan Muhammad bin Utsman bin Abi Syaibah dalam kitabnya Al Arsy
hal.313-314. Semuanya dari jalan periwayatan Hamad bin Salamah. Hadits ini
dihasankan oleh At Tirmidzi dan Adz Dzahabi dan dilemahkan oleh Al Albany dalam
Mukhtashor Al Uluw hal. 186. dan Al Albani berkata: “Pengesahan hadits ini
tidak benar, karena semuanya bertemu pada Waki’ bin Hads, dan ada yang
mengatakan ‘Ads, dan dia seorang majhul (tidak dikenal) yang tidak ada yang
meriwayatkan darinya selain Ya’la bin Atha’ oleh karena itu dikatakan oleh penulis
(yaitu Adz Dzahabi): ‘Tidak dikenal’. Dan berkata di dalam kitab Dzilaalil
Jannah 1/271: ‘Sanadnya lemah’, Waki’ bin ‘Ads dan dikatakan Hads seorang yang
majhul, tidak ada yang meriwayatkan darinya selain Ya’la bin Atha’ dan tidak
juga beliau di tsiqahkan kecuali oleh Ibnu hibban”.
[15]
HR. Bukhari dalam shohihnya kitab Tauhid bab wa kaana Arsyuhu Ala Alma’ lihat
Fathul Bari 13/404.
[16]
Ushulus Sunnah Hal. 282.
[17]
HR. Ibnu Abi Ashim dalam As Sunnah 1/252
[18]
HR. Bukhari dalam shohihnya kitab Tauhid bab wa kaana Arsyuhu Ala Alma’ lihat
Fathul Bari 13/404.
[19]
Al Fatawa Al Kubro Li Syaikhil Islam Ibni Taimiyyah, 5/151.
[20]
Al Ikhtilaaf Fil Lafdzi, hal. 240
[21]
Al Bidayah Wan Nihayah, 1/11-12
[22]
HR Bukhari No. 2411, 3408, 6517 dan 6518 dan Muslim No. 2373
[23]
Syarah Aqidah Ath Thohawiyah hal. 366
[24]
Sanadnya shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunan-nya 5/96 No.4727, Al
Khothib dalam Tarikh-nya 10/195 dan Al Baihaqy dalam Al Asma wa Shifat hal. 397
dari hadits Ibnul Munkadir dari Jabir. Berkata Adz Dzahabiy dalam kitabnya Al
Uluw: “Sanadnya shohih”. Dan berkata Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya 4/414:
“Sanadnya baik dan perawi-perawinya tsiqat semua”.
http://faisalchoir.blogspot.sg/2011/12/aqidah-ahlussunnah-terhadap-al-arsy.html