Jumat, 29 November 2013

Kisah Perjalanan Seorang Wanita Denmark Menuju Allah


Oleh: Randa Nicossian

Sekalipun kuhabiskan sebagian besar hidupku di Denmark, tetapi aku berbeda dengan gadis-gadis Denmark yang seusia denganku. Sebagian besar masyarakat Denmark adalah orang-orang yang ingkat Tuhan (atheis), atau orang-orang Protestan. Aku sendiri berada di atas agama katolik yang keras menurut pandangan masyarakat Denmark yang sudah tidak beragama.

Ayahku seorang Ortodox, sementara ibuku adalah seorang muslimah Bosnia yang tidak mengenal Islam kecuali hanya sekedar nama, dan tidak mengetahui bahwa tidak boleh bagi seorang wanita muslimah menikah degan orang Nasrani kecuali setelah aku masuk Islam dan kupahamkan dia akan hal itu.

Dulu aku belajar di sebuah sekolah khusus, yaitu sekolah Katolik. Karena tidak ada keyakinan tertentu yang menghukumi rumahku, maka menjadi mudahlah bagiku untuk memeluk agama sekolahan itu, yaitu agama Katolik. Sekolahan itulah yang kemudian mengarahkan aku sejak dini untuk menjadi misionaris, karena melihat kemampuan dan perhatianku dalam mempelajari berbagai bahasa berbagai bahasa dari satu sisi, dan dari sisi lain karena kecakapanku dalam sebagian bahasa-bahasa kuno seperti Hebrewe (Ibrani), Arabic (Arab) dan Syiriac (Syria). Sekalipun kecakapan dalam hal tersebut pada waktu itu masih membutuhkan tambahan belajar bahasa khusus, juga tambahan kesungguhan hingga sampai batasan aku mampu memahami nash-nash agama, terutama tiga agama yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam.

Kala itu, aku belajar  Bahasa Arab kepada seorang laki-laki Muslim yang mulia, dia memberiku pelajaran ilmu Bahasa Arab dan al-Qur’an yang semakin menambah kelebihanku. Dan tidak pernah seharipun dia berusaha menekanku agar aku menjadi seorang muslimah. Akan tetapi dia banyak berkata kepadaku,

Terpecah kapal-kapal di tepi pantai, dan seorang nahkoda tidak akan merasa aman kecuali saat dia melaut di tengah lautan, maka melautlah mudah-mudahan Allah azza wa jalla memberikan hidayah kepadamu.”

Dari sisi lain, ada seorang laki-laki lain yang berfungsi mencuci segala hal yang terkait dengan bekas-bekas pelajaran orang muslim tadi dengan menambah pelajaran lain sdalam bid’ah filsafat, politik, social dan lain-lain. Laki-laki tersebut adalah termasuk pendeta Katolik yang hati mereka telah ditutup mati oleh Allah azza wa jalla hingga benar-benar batu membatu.
Dulu kami membaca bersama buku-buku tentang Islam, dan gerakan Islam modern, tentang agama dan sekte-sekte, dan kala itu disela-sela pelajaran tersebut, kami mencari poin-poin yang meragukan dalam agama Islam yang agung.

Di tengah pelajaranku bersama pendeta tersebut aku sedikit terpengaruh dengan agama Mormon yang mengharamkan minuman alcohol dan campur baur  antara laki-laki dan perempuan di gereja. Kala itu, buku terakhir yang kubaca bersama pendeta itu adalah sebuah buku yang kami pinjam dari perpustakaan kampus berjudul Islam between East and West (Islam, antara Timur dan Barat) oleh presiden Bosnia Alija Izetbegovic, dalam bahasa inggris. Akan tetapi tampaknya ada seorang Arab yang telah meminjamnya sebelumku, dia menulis catatan dengan pensil ada salah satu sisi lembaran buku itu, yaitu sebuah ayat yang membuatku menggigil ketakutan:

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ مِنۡهُ ءَايَـٰتٌ۬ مُّحۡكَمَـٰتٌ هُنَّ أُمُّ ٱلۡكِتَـٰبِ وَأُخَرُ مُتَشَـٰبِهَـٰتٌ۬‌ۖ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِمۡ زَيۡغٌ۬ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَـٰبَهَ مِنۡهُ ٱبۡتِغَآءَ ٱلۡفِتۡنَةِ وَٱبۡتِغَآءَ تَأۡوِيلِهِۦ‌ۗ وَمَا يَعۡلَمُ تَأۡوِيلَهُ ۥۤ إِلَّا ٱللَّهُ‌ۗ وَٱلرَّٲسِخُونَ فِى ٱلۡعِلۡمِ يَقُولُونَ ءَامَنَّا بِهِۦ كُلٌّ۬ مِّنۡ عِندِ رَبِّنَا‌ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ

Dia-lah yang menurunkan al kitab (al Qur’an) kepada kamu, di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi al Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” [QS.Ali Imran: 7]

Aku sangat ketakutan terhadap ayat tersebut, lalu aku melihat kepada terjemah al-Qur’an dalam bahasa Inggris, Perancis, Denmark dan Bosnia, lalu kutemukan bahwa semuanya bermakna sama.
Lalu kukatakan kepada pendeta itu, “Bukankah kita mempelajari al-Qur’an dengan tujuan mencari fitnah?!” Maka dia menjawab, “Tidak, kita mempelajarinya untuk menyelamatkan manusia darinya.”
Pergulatan jiwaku berlangsung terus selama beberapa bulan yang didalamnya aku membaca dengan lahap buku-buku Islam dan Kristen seorang diri hingga aku merasa tercerai berai dan sia-sia, lalu akupun memutuskan untuk pergi kepada Allah.

Kala itu, aku tinggal jauh dari keluarga, aku tinggal di asrama kampus. Aku memiliki sebuah kamar khusus untukku, tidak ada seorangpun yang menyertaiku di dalamnya. Lalu pikiran bunuh diri pun menggodaku untuk mengetahui kebenaran. Yaitu bahwa kita akan menemui Allah setelah kematian. Jadi, wajib bagiku untuk mati agar bisa bertemu dengan Allah.

Aku pun menulis sebuah surat, yang kutuliskan padanya penyebab bunuh diriku ini. Lalu kuputus, kedua nadi ditanganku, lalu akupun berada dalam alam tidak sadarkan diri. Dan kala itu aku terus mendengar ayat:


مَّا كَانَ ٱللَّهُ لِيَذَرَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ عَلَىٰ مَآ أَنتُمۡ عَلَيۡهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ ٱلۡخَبِيثَ مِنَ ٱلطَّيِّبِ‌ۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُطۡلِعَكُمۡ عَلَى ٱلۡغَيۡبِ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يَجۡتَبِى مِن رُّسُلِهِۦ مَن يَشَآءُ‌ۖ فَـَٔامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ‌ۚ وَإِن تُؤۡمِنُواْ وَتَتَّقُواْ فَلَكُمۡ أَجۡرٌ عَظِيمٌ۬

Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dan yang baik (mukmin), dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan  kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya, karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya;….” [QS.Ali Imran: 179]

Aku pun siuman di ruang perawatan, kudapati di atas kepalaku pendeta, ayahku, ibuku, dan laki-laki muslim yang mulia, si pengajar bahasa Arab. Merekapun sangat bahagia dengan siumanku dari pingsan. Dan hal pertama yang kuucapkan kepada mereka adalah



“Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang disembah dengan benar kecuali Allah, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”

Maka keempat orang itupun terjatuh pingsan. Pingsan mereka bersamaan, akan tetapi penyebabnya bermacam-macam!!

Dan pada hari itu, melaut pun dimulai, nahkodapun mulai merasa aman, dan segala puji bagi Allah yang telah memberiku hidayah Islam.

Sumber:
Download File:
Dipublikasikan kembali oleh : Al Qiyamah – Moslem Weblog

 http://alqiyamah.wordpress.com/2010/03/14/kisah-perjalanan-seorang-wanita-denmark-menuju-allah/#more-9090