Melanjutkan pembahasan Kitab Tauhid, penulis menjelaskan mengenai penyebab pertama kali munculnya kesyirikan yang terjadi secara umum, yaitu terjadi karena sikap berlebihan kepada orang-orang shalih. Simak firman Allah yang langsung ditafsirkan oleh ulama’ dan hikmah-hikmah apa saja yang terkandung dalam bab ini.
Faktor Yang Menyebabkan Manusia Menjadi Kafir Dan Meninggalkan Agama
Mereka, Yaitu Sikap Yang Berlebihan Kepada Orang-Orang Shalih
Firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Wahai
Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.” (An-Nisa’:171).
“Dan
mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)
tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)
wadd, dan jangan pula suwaa’, yaghuts, ya’uq dan nasr.” (Nuh: 23)
Ini adalah nama-nama orang shalih dari kaum Nabi Nuh. Tatkala mereka meninggal, setan membisikkan kepada kaum mereka,
“Dirikanlah
patung-patung pada tempat yang pernah diadakan pertemuan di sana oleh mereka,
dan namailah patung-patung itu dengan nama-nama mereka”.
Orang-orang
itu pun melaksanakan bisikan setan tersebut, tetapi patung-patung mereka ketika
itu belum disembah. Hingga orang-orang yang mendirikan patung itu meninggal dan
ilmu agama dilupakan orang, barulah patung-patung tadi disembah.
Ibnul
Qayyim[1] mengatakan, Banyak kalangan salaf yang berkata,
“Setelah
mereka itu meninggal, orang-orang pun sering mendatangi kuburan mereka, lalu
membikin patung-patung mereka; kemudian, setelah masa demi masa berlalu,
akhirnya disembahlah patung-patung tersebut.”
Diriwayatkan
dari ‘Umar bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah
kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah
berlebih-lebihan memuji (‘Isa) putera Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka
katakanlah, "Abdullah wa Rasuluhu" (Hamba dan RasulNya).” (Hadits riwayat
Al-Bukhari dan Muslim).
Dan
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,“Jauhilah oleh kalian
sekalian sikap berlebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan itulah yang
menghancurkan umat-umat sebelum kamu.” [2]
Muslim meriwayatkan dari Ibnu Ma’ud bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Binasalah orang-orang yang berlebihan tidakannya. (beliau sebutkan
kalimat ini sampai tiga kali).”
Kandungan Bab Ini
- Bahwa orang yang memahami bab ini dan kedua bab berikutnya, akan jelas baginya keterasingan Islam; dan akan melihat betapa kuasa Allah itu merubah hati manusia.
- Mengetahui bahwa mula pertama syirik yang terjadi di muka bumi ini adalah karena sikap yang tidak benar terhadap orang-orang shalih.
- Mengetahui apa yang pertama kali diperbuat orang-orang sehingga ajaran Nabi menjadi berubah, dan apa faktor penyebabnya. Padahal para nabi itu, sebagaimana diketahui adalah utusan Allah.
- Diterimanya hal-hal bid’ah, padahal syari’at Ilahi dan fitrah murni manusia menolaknya.
- Faktor yang menyebabkan itu semua adalah percampur-adukan antara al-haq dan al-bathil. Adapun yang pertama, ialah rasa cinta kepada orang-orang shalih. Sedangkan yang kedua adalah tindakan yang dilakukan sejumlah orang berilmu dan beragama dengan maksud untuk sesuatu kebaikan, tetapi orang-orang yang datang sesudah mereka menduga bahwa apa yang mereka maksudkan bukanlah hal itu.
- Tafsiran ayat dalam surat Nuh.[3]
- Watak manusia bahwa al-haq yang ada dalam dirinya bisa berkurang, sedangkan al-bathil malah bisa bertambah.
- Bab ini mengandung suatu bukti bagi kebenaran pernyataan kaum salaf bahwa bid’ah adalah penyebab kekafiran, dan lebih disenangi oleh Iblis dari pada maksiat, karena maksiat masih bisa diampuni, sedangkan bid’ah tidak.
- Setan mengetahui tentang dampak yang diakibatkan oleh bid’ah, sekalipun maksud pelakunya adalah baik.
- Mengetahui kaidah umum, yaitu bahwa sikap yang berlebihan dalam agama dilarang; dan mengetahui pula dampak yang diakibatkannya.
- Bahaya dari perbuatan sering berdiam diri di kuburan dengan niat untuk suatu amal shalih.
- Larangan adanya patung-patung dan hikmah dalam pemusnahannya [untuk menjaga kemurnian tauhid dan mengikis kemusyrikan].
- Kisah tentang kaum Nabi Nuh tersebut mengandung makna besar, dan diperlukan sekali, meskipun sudah dilakukan.
- Hal yang paling mengherankan, bahwa mereka [ahli bid'ah] telah membaca kisah ini dalam kitab-kitab tafsir dan hadits dan mengerti arti kalimatnya; tetapi Allah menutup hati mereka, sehingga mereka mempunyai keyakinan bahwa apa yang dilakukan oleh kaum Nabi Nuh adalah amal ibdah yang terbaik, maka mereka pun berkeyakinan bahwa apa yang dilarang Allah dan RasulNya adalah kekafiran yang menghalalkan darah dan harta.
- Dinyatakan bahwa sikap kaum Nabi Nuh yang berlebihan terhadap orang-orang shalih tiada lain karena mengharap syafa’at mereka.
- Mereka menduga bahwa inilah maksud orang-orang yang berilmu yang mendirikan patung-patung itu.
- Pernyataan
penting yang termuat dalam sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “Janganlah
kamu berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah
berlebih-lebihan memuji (‘Isa) putera Maryam.”
Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada beliau, yang telah menyampaikan risalah dengan sebenar-benarnya. - Ketulusan hati beliau shallallahu’alaihi wa sallam kepada kita dengan memperingatkan bahwa akan binasa orang-orang yang berlebihan tidakannya.
- Dinyatakan dalam kisah bahwa patung-patung itu baru disembah setelah ilmu [agama] dilupakan. Dengan demikian, dapat diketahui nilai keberadaan ilmu ini dan bahayanya apabila hilang.
- Bahwa setiap hilangnya ilmu adalah matinya para ulama’.
Catatan
Kaki
[1]
Abu Abdillah: Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sa’ad Az-Zur’I Ad-Dimasyqi,
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, seorang ulama besar dan tokoh gerakan da’wah
Islamiyah, murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau mempunyai banyak karya
ilmiah. Dilahirkan tahun 691H (1292 M) dan meninggal tahun 751H (1350M).
[2]
Hadits riwayat Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas.
[3]
Ayat ini menunjukkan bahwa yang berlebihan dan melampaui batas terhadap
orang-orang shalih adalah penyebab terjadinya syirik dan ditinggalkannya
tuntunan agama para nabi.
Sumber: http://faisalchoir.blogspot.sg/2011/05/kitab-tauhid.html