Melanjutkan
pembahasan selanjutnya dari Kitab Tauhid, kami
suguhkan dua bab pendek sekaligus yaitu “Takut Kepada Allah” dan “Tawakkal
Kepada Allah”. Penulis menjelaskan secara singkat mengenai kedua hal ini.
Penjelasannya secara panjang lebar, bisa didapatkan dari buku “Fathul Majid,
Syarah Kitabut Tauhid”. Walaupun tidak panjang, mari kita simak sebagai
rangkuman dari penulis.
Takut Kepada Allah
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya
mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan
kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut
kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.” (Ali Imran: 175).
“Hanyalah
yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari Kemudian, serta tetapi mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang
yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At-Taubah:18).
“Dan
di antara manusia ada orang yang berkata, "Kami beriman kepada
Allah", maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia
menganggap fitnah manusia itu sebagai adzab Allah. Dan sungguh jika datang
pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata, "Sesungguhnya kami
adalah besertamu." Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada
semua manusia?.” (Al-Ankabut:10).
Diriwayatkan
hadits marfu’ dari Abu Sa’id:
“Sesungguhnya
termasuk lemahnya keyakinan apabila kamu mencari kerelaan manusia dengan
kemurkaan Allah, memuji mereka atas rizki Allah yang diberikan lewat mereka,
dan mencela mereka atas sesuatu yang belum diberikan Allah kepadamu lewat mereka.
Sesungguhnya rizki Allah itu tidak dapat didatangkan oleh ketamakan orang yang
tamak dan tidak pula dapat digagalkan oleh kebencian orang yang membenci.”
Diriwayatkan
dari ‘Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
berusaha mendapatkan ridha Allah, sekalipun dengan resiko kemarahan manusia,
maka Allah meridhainya dan menjadikan manusia ridha kepadanya. Dan barangsiapa
berusaha mendapatkan ridha manusia dengan melakukan apa yang menimbulkan
kemurkaan Allah, maka Allah murka kepadanya dan menjadikan manusia murka pula
kepadanya.”[1]
Kandungan Bab Ini
- Tafsiran ayat dalam surah Ali Imran.[2]
- Tafsiran ayat dalam surah Bara’ah / At-Taubah.[3]
- Tafsiran ayat dalam surah Al-’Ankabut.[4]
- Keyakinan bisa menjadi lemah dan bisa menjadi kuat.
- Tanda lemahnya keyakinan, antara lain: tiga perkara yang disebutkan dalam hadits dari Abu Sa’id.
- Memurnikan rasa takut kepada Allah termasuk kewajiban.
- Pahala bagi orang yang mengamalkannya.
- Ancaman bagi orang yang tidak mengamalkannya.
Tawakkal Kepada Allah
Firman
Allah Azza wa Jalla:
“Dan
hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.” (Al-Maidah: 23).
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah,
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Al-Anfal: 2).
“Hai
Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mu’min
yang mengikutimu.” (Al-Anfal:
64).
“Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (Ath-Thalaq:
3).
Al-Bukhari
dan An-Nasa’i meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, katanya, “Cukuplah Allah bagi
kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.”
Kalimat
ini diucapkan Ibrahim ketika dicampakkan ke dalam api, dan diucapkan Muhammad
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ketika mereka berkata kepadanya, “Sesungguhnya
orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena
itu takutlah kepada mereka. Tetapi perkataan itu malah menambah keimanan mereka
…” [5]
Kandungan Bab Ini
- Tawakkal termasuk kewajiban.
- Tawakkal termasuk syarat-syarat iman.
- Tafsiran ayat dalam surah Al-Anfal.[6]
- Tafsiran ayat dalam surah Al-Anfal.[7]
- Tafsiran ayat dalam surah Ath-Thalaq.[8]
- Kalimat "Hasbunallah wa Ni’mal Wakiil" mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena telah diucapkan oleh Nabi Ibrahim Alaihis Salam dan Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ketika dalam situasi yang sulit sekali.
Catatan Kaki
[1]
Hadits riwayat Ibnu Hibban dalam Shahih-nya.
[2]
Ayat ini menunjukkan bahwa khauf (takut) termasuk ibadah yang harus ditujukan
kepada Allah semata-mata, dan di antara tanda kesempurnaan iman adalah tiada
merasa takut kepada siapa pun selain kepada Allah saja.
[3]
Ayat ini menunjukkan bahwa memurnikan rasa takut kepada Allah adalah wajib,
sebagaimana shalat, zakat dan kewajiban lainnya.
[4]
Ayat ini menunjukkan bahwa merasa takut akan perlakuan buruk dan menyakitkan
dari manusia dikarenakan iman kepada Allah adalah termasuk takut kepada selain
Allah; dan menunjukkan pula kewajiban bersabar dalam berpegang teguh pada jalan
Allah.
[5]
Ali Imran: 173.
[6]
Ayat ini menunjukkan bahwa tawakkal kepada Allah merupakan sifat orang-orang
yang beriman kepada Allah; dan menunjukkan bahwa iman dapat bertambah dan dapat
pula berkurang.
[7]
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam dan orang-orang yang beriman yang mengikutinya supaya bertawakkal
kepada Allah, karena Allah-lah yang mencukupi keperluan mereka.
[8]
Ayat ini menunjukkan kewajiban bertawakkal kepada Allah dan pahala bagi orang
yang mengamalkannya.
Sumber: http://faisalchoir.blogspot.sg/2011/05/kitab-tauhid.html