Tidak diragukan lagi bahwa tauhid
memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Oleh karena itu, bagi siapa
yang mampu merealisasikan tauhid dengan benar akan mendapat beberapa
keistimewaan. Sungguh, keberuntungan yang besar bagi orang-orang yang
termasuk ahli tauhid. Allah ‘Azza wa Jalla menjanjikan banyak sekali
kebahagiaan, baik di dunia, lebih-lebih di akhirat. Itu semua hanya khusus
diberikan bagi ahli tauhid. Semoga Allah menggolongkan kita termasuk ahli
tauhid.
Ahli Tauhid Mendapat
Keamanan dan Petunjuk
Seseorang yang bertauhid dengan benar
akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk. Allah Ta’ala menegaskan dalam
firman-Nya,
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ
يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
{82}
“Orang-orang yang beriman dan
tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka
itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS. Al An’am:82)
Kezaliman meliputi tiga perkara :
- Kezaliman terhadap hak Allah yaitu dengan berbuat syirik
- Kezaliman seseorang terhadap dirinya sendiri yaitu dengan berbuat maksiat
- Kezaliman seseorang terhadap orang lain yaitu dengan menganiaya orang lain
Kezaliman adalah menempatkan sesuatu
tidak pada tempatnya. Kesyirikan disebut kezaliman karena menujukan ibadah
kepada yang tidak berhak menerimanya. Ini merupakan kezaliman yang paling
zalim. Hal ini karena pelaku syirik menujukan ibadah kepada yang tidak
berhak menerimanya, mereka menyamakan Al Khaaliq (Sang Pencipta) dengan
makhluk, menyamakan yang lemah dengan Yang Maha Perkasa. Manakah kezaliman yang
lebih parah dari ini?[1]
Yang dimaksud dengan kezaliman dalam
ayat di atas adalah adalah syirik, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa salaam ketika menafsirkan ayat ini. Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu mengatakan, “Ketika ayat ini turun, terasa beratlah di hati para
sahabat, mereka mengatakan siapakah di antara kita yang tidak pernah menzalimi
dirinya sendiri (berbuat maksiat), maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
salaam bersabda, “Tidak demikian, akan tetapi yang dimaksud (dengan
kezaliman pada ayat tersebut) adalah kesyirikan. Tidakkah kalian pernah
mendengar ucapan Lukman kepada anaknya, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata
kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar” (QS Lukman: 13)”[2.] [3]
Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezaliman (kesyirikan), merekalah ahli
tauhid. Mereka akan mendapatkan rasa aman di dunia dan akhirat seta mendapatkan
petunjuk baik di dunia maupun di akhirat. Mereka akan mendapatkan keamanan di
dunia berupa ketenangan hati, dan juga keamanan di akhirat dari hal-hal yang
ditakuti yang akan terjadi di hari akhir. Petunjuk yang mereka dapatkan di
dunia berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, sedangkan petunjuk di
akhirat berupa petunjuk menuju jalan yang lurus. Tentunya kadar keamanan dan
petunjuk yang mereka dapatkan sesuai dengan kadar tauhidnya. Semakin sempurna
tauhid seseorang, semakin besar keamanan dan petunjuk yang akan diperoleh.
Ahli Tauhid Pasti Masuk
Surga
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
salaam bersabda,
من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا
شريك له، وأن محمداً عبده ورسوله، وأن عيسى عبد الله ورسوله وكلمته ألقاها إلى
مريم وروح منه، والجنة حق، والنار حق أدخله الله الجنة على ما كان من العمل
“Barangsiapa yang bersyahadat
(bersaksi) bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain
Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan rasul-Nya, dan ‘Isa adalah hamba dan rasul-Nya, dan kalimat yang
disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga dan
neraka benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, sesuai amal
yang telah dikerjakakannya”[4]
Ini merupakan janji dari Allah Ta’ala
untuk ahli tauhid bahwa Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga. Ahlu
tauhid adalah mereka yang bersyahadat (bersaksi) dengan persaksian yang disebut
dalam hadist di atas. Maksud syahadat yang benar harus terkandung tiga hal
yaitu mengucapkannya dengan lisan, mengilmui maknanya, dan mengamalkan
segala konsekuensinya, tidak cukup hanya sekadar mengucapknnya saja.
Yang dimaksud dengan ‘alaa
maa kaana minal ‘amal (sesuai amal yang telah dikerjakannya) ada dua
tafsiran:
Pertama: Mereka akan masuk surga walaupun memiliki dosa-dosa selain
syirik karena dosa-dosa selain syirik tersebut tidak menghalanginya untuk
masuk ke dalam surga, baik masuk surga secara langsung maupun pada akhirnya
masuk surga walau sempat diadzab di neraka. Ini merupakan keutamaan
tauhid yang dapat menghapuskan dosa-dosa dengan izin Allah dan menghalangi
seseorang kekal di neraka.
Kedua: Mereka akan masuk surga, namun kedudukan mereka dalam
surga sesuai dengan amalan mereka, karena kedudukan seseorang di surga
bertingkat-tingkat sesuai dengan amal shalihnya.[5]
Ahli Tauhid Diharamkan
dari Neraka
Sungguh, neraka adalah seburuk-buruk
tempat kembali. Betapa bahagianya sesorang yang tidak menjadi penghuni neraka.
Hal ini akan didiapatkan oleh seseorang yang bertauhid dengan benar.
Rasululllah shalallahu ‘alahi wa salaam bersabda,
فإن الله حرم على النار من قال: لا
إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله
“Sesunggunhya Allah mengharamkan
neraka bagi orang yang mengatakan Laa ilaah illallah, yang di ucapkan ikhlas
mengharapkan wajah Allah” [6]
Pengharaman dari neraka ada dua
bentuk:
- Diharamkan masuk neraka secara mutlak, dalam arti dia tidak akan pernah masuk neraka sama sekali, boleh jadi dia mempunyai dosa kemudian Allah mengampuninya atau dia termasuk golongan orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab.
- Diharamkan kekal masuk neraka dalam arti dikeluarkan dari neraka setelah sempat dimasukkan ke dalamnya selama beberapa waktu.
Makna diharamkannya masuk neraka
dalam hadist di atas mencakup dua bentuk ini. [7]
Ahli Tauhid Diampuni
Dosa-dosanya
Hidup kita tidak luput dari gelimang
dosa dan maksiat. Oleh karena itu pengampunan dosa adalah sesuatu yang sangat
kita harapkan. Dengan melaksanakan tauhid secara benar, menjadi sebab terbesar
dapat menghapus dosa-dosa kita. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salaam
bersabda,
قال الله تعالى: يا ابن آدم؛ لو
أتيتني بقراب الأرض خطايا، ثم لقيتني لا تشرك بي شيئاً لأتيتك بقرابها مغفرة
“Allah berfirman: ‘ Wahai anak
adam, sesungguhnya sekiranya kamu datang kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh
bumi, kemudian kamu datang kepada-Ku tanpa menyekutukan sesuatu pun
dengan-Ku, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula”
[8]
Dalam hadist ini Nabi mengkhabarkan
tentang luasnya keutamaan dan rahmat Allah ‘Azza wa Jalla. Allah akan
menghapus dosa-dosa yang sangat banyak selama itu bukan dosa syirik. Makna
hadis ini seperti firman Allah Ta’ala,
إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ
بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ
افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا {48}
“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An Nisaa’:48)
Hadist ini merupakan dalil bahwa
tauhid mempunyai pahala yang besar dan bisa menghapuskan dosa yang sangat
banyak.[9]
Jaminan Bagi
Masyarakat yang Bertauhid
Kebaikan tauhid ternyata tidak hanya
bermanfaat bagi individu. Jika suatu masyarakat benar-benar merealisasikan
tauhid dalam kehidupan mereka, Allah Ta’ala akan memberikan jaminan bagi
mereka sebagaimana firman-Nya :
وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا
مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ
كَمَااسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ
الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا
يَعْبُدُونَنِي لاَيُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ
فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ {55}
“Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh
bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An
Nuur:45)
Dalam ayat yang mulia ini Allah
memberikan beberapa jaminan bagi suatu masyarakat yang mau merealisasikan
tauhid yaitu :
- Mendapat kekuasaan di muka bumi.
- Mendapat kemantapan dan keteguhan dalam beragama.
- Mendapat keamanan dan dijauhkan dari rasa takut.
Pembaca yang dirahmati Allah, inilah
sebagian diantara jaminan yang akan didapatkan oleh ahli tauhid. Semoga janji
Allah dan Rasul-Nya di atas, semakin memotivasi kita untuk terus mempelajari
tauhid dan mengamalkannya. Wallahul musta’an.
Selesai disusun malam Rabu, 8
Rabi’ul Akhir 1431 H/23 Maret 2010, Rumah Tercinta di Kompleks Ponpes
Jamilurrahman
Penulis: Abu ‘Athifah Adika Mianoki
Muroja’ah: M.A. Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
Catatan Kaki:
[1]. Lihat I’aanatul Mustafiid bi
Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 52-53.Syaikh Shalih Fauzan. Penerbit Markaz
Fajr. Cetakan kedua tahun 2003.
[2]. H.R Bukhari dan Muslim.
[3]. Lihat penjelasan lebih lengkap
dalam Fathul Majiid hal 39-40. Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan ‘Alu
Syaikh.Penerbit Muasasah al Mukhtar. Cetakan pertama tahun 1425 H/2004.
[4]. H.R Bukhari 3435 dan Muslim 28.
[5]. Lihat I’aanatul Mustafiid bi
Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 64.
[6]. H.R Bukhari 425 dan Muslim 33.
[7]. At Tamhiid li Syarhi Kitaabi
at Tauhiid hal 26. Syaikh Shalih ‘Alu Syaikh. Penerbit Daaru at Tauhiid.
Cetakan pertama tahun 1423 H/2002.
[8]. H.R Tirmidzi 3540.
[9]. Al Mulakhos fii Syarhi
Kitaabi at Tauhiid hal 29. Syaikh Shalih Fauzan. Penerbit Markaz Fajr.
http://faisalchoir.blogspot.com/2011/05/inilah-jaminan-bagi-ahli-tauhid.html