Allah
ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Sesungguhnya sholatku,
nusuk/sembelihan-ku, hidup dan matiku, semuanya adalah untuk Allah Rabb semesta
alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan dengan itulah aku diperintahkan, sedangkan
aku adalah orang yang pertama-tama pasrah.” (QS. al-An’am: 162-163).
Sa’id
bin Jubair dan adh-Dhahhak menafsirkan bahwa kata ‘nusuk’ dalam ayat tersebut
bermakna ‘sembelihan’ (Qurrat al-’Uyun al-Muwahhidin, hal. 67).
Ayat
yang mulia ini menunjukkan bahwasanya menyembelih -dalam rangka ritual-
tidak boleh ditujukan kecuali untuk Allah. Ini artinya menyembelih termasuk
jenis ibadah, sedangkan menujukan ibadah kepada selain Allah adalah kemusyrikan
(lihat al-Jadid fi Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 86).
Barangsiapa
yang menyembelih untuk selain Allah entah itu jin, berhala, ataupun kubur maka
keadaannya sama dengan orang yang mengerjakan sholat dan beribadah kepada
selain Allah (Syarh Kitab at-Tauhid Syaikh Ibnu Baz, hal. 68)
Dalam
ayat lainnya, Allah ta’ala memerintahkan (yang artinya), “Maka lakukanlah
sholat dan sembelihlah kurban untuk Tuhanmu.” (QS. al-Kautsar: 2).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat orang yang menyembelih
untuk selain Allah…” (HR. Muslim).
Dalil-dalil
ini menunjukkan bahwa menyembelih untuk selain Allah -dalam rangka ritual-
adalah perbuatan yang diharamkan. Bahkan keharaman yang paling haram, karena
hal itu termasuk kemusyrikan. Tidak berhenti di situ saja, daging hewan yang
disembelih untuk selain Allah pun haram untuk dimakan. Allah ta’ala
berfirman (yang artinya), “Diharamkan atas kalian bangkai, darah, daging babi,
dan daging hewan yang dipersembahkan untuk selain Allah…” (QS. al-Ma’idah: 3).
Dari
sini, kita bisa mengetahui bahwa perbuatan sebagian orang yang ingin menolak
bala/bencana dengan cara menyembelih hewan untuk dipersembahkan kepada makhluk
gaib (baca: jin) yang ‘menguasai’ tempat-tempat tertentu -seperti gunung, laut,
pohon, jembatan, dan lain sebagainya- merupakan tindakan yang sangat
membahayakan. Perbuatan yang mereka lakukan bukan menolak bala, akan tetapi
justru mengundang murka Allah ta’ala. Allahul musta’aan.
Allah
ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, sungguh Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah
neraka, dan bagi orang-orang zalim itu tidak ada penolong sama sekali.” (QS.
al-Ma’idah: 72).
Allah
ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
syirik kepada-Nya, dan masih akan mengampuni dosa-dosa lain yang berada di
bawah tingkatannya, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. an-Nisaa’: 48).
Allah
ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang kafir yaitu dari
kalangan ahli kitab dan orang-orang musyrik pasti berada di neraka Jahannam,
mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Mereka itulah seburuk-buruk
makhluk.” (QS. al-Bayyinah: 6)
Apabila
umat manusia merasa takut terhadap ancaman bencana gempa, letusan gunung berapi
dan gelombang Tsunami, maka sudah semestinya mereka lebih merasa takut
terhadap musibah ini; musibah aqidah dan petaka iman yang menghancurkan
kehidupan… Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami jalan kebenaran dan berikan
kepada kami kekuatan dan kemauan untuk mengikutinya.
___________
http://faisalchoir.blogspot.com/2011/05/sembelihanku-hanya-untuk-mu.html