Minggu, 17 November 2013

Bersenda Gurau Dengan Menyebutkan Allah, Al-Qur’an Dan Rasul-Nya


Memasuki bab selanjutnya dalam pembahasan Kitab Tauhid, penulis ingin menjelaskan  secara singkat mengenai bahayanya bercanda dengan mengaitkan Allah, Al-Qur’an dan Rasul-Nya. Atau dengan kata lain, bercanda yang bawa-bawa agama Islam. Penjelasan luasnya bisa anda baca mengenai istihdza’. Simak penjelasan beliau berikut ini.


Bersenda Gurau Dengan Menyebutkan Allah, Al-Qur’an Dan Rasul-Nya



Firman Allah,

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah, "Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (Al-Bara’ah / At-Taubah: 65-66).


Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Muhammad bin Ka’b, Zain bin Aslam dan Qatadah, hadits dengan rangkuman sebagai berikut,
“Bahwasanya ketika dalam peristiwa perang Tabuk, ada seseorang yang berkata, "Belum pernah kami melihat seperti para ahli baca Al-Qur’an ini, orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya dan lebih pengecut dalam peperangan." Maksudnya, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabat yang ahli baca Al-Qur’an itu. Maka berkatalah ‘Auf bin Malik kepadanya, Omong kosong yang kamu katakan. Bahkan kamu adalah munafik. Niscaya akan kuberitahukan kepada Rasulullah. Lalu pergilah ‘Auf kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Tetapi sebelum ia sampai, telah turun wahyu Al-Qur’an kepada beliau. Dan ketika orang itu datang kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Tetapi sebelum ia sampai, telah turun wahyu Al-Qur’an kepada beliau. Dan ketika orang itu datang kepada Rasulullah, beliau beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya. Maka berkatalah dia kepada Rasulullah, ‘Ya Rasulullah! Sebenarnya kami hanyalah bersenda-gurau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang-orang yang bepergian jauh sebagai pengisi waktu saja dalam perjalanan kami. Kata Ibnu ‘Umar, Sepertinya aku melihat dia berpegangan pada sabuk pelana unta Rasulullah, sedang kakinya tersandung-sandung batu, sambil berkata, "Sebenarnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja."
Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda kepadanya, Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok? Beliau mengucapkan itu tanpa menengok dan tidak bersabda kepadanya lebih daripada itu.”

Kandungan Bab Ini


  1. Masalah penting sekali, bahwa orang yang bersenda gurau dengan menyebut-nyebut Allah, ayat-ayatNya atau Rasulullah adalah kafir.
  2. Ini adalah tafsiran dari ayat tersebut di atas terhadap orang yang melakukan perbuatan itu, siapapun dia.
  3. Perbedaan antara perbuatan menghasut dengan perbuatan setia kepada Allah dan RasulNya. [Dan melaporkan perbuatan orang-orang fasik kepada waliyul amr untuk mencegah mereka, tidaklah termasuk perbuatan menghasut tetapi termasuk kesetiaan kepada Allah, kepada RasulNya, kepada pemimpin umat Islam dan kaum muslimin seluruhnya].
  4. Perbedaan antara sikap memaafkan yang dicintai Allah dengan sikap keras terhadap musuh-musuh Allah.
  5. Bahwa tidak semua permintaan maaf mesti diterima. [Ada juga permintaan maaf yang harus ditolak].
 Sumber: http://faisalchoir.blogspot.sg/2011/05/kitab-tauhid.html

Tidak ada komentar: