Minggu, 01 Desember 2013

Sifat Surga dan Penghuninya

Sesungguhnya surga adalah negeri yang penuh dengan kenikmatan yang Allah Ta’ala persiapkan khusus bagi kaum mukminin yang bertakwa. Mereka yang mengimani semua perkara yang Allah wajibkan untuk diimani, mereka menegakkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, dalam keadaan ikhlas mengharap wajah Allah dan mencontoh sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam.
Di antara perkara yang wajib diimani oleh setiap muslim adalah bahwa surga dan neraka itu benar adanya dan keduanya telah ada sekarang. Hal ini berdasarkan Al-Kitab, sunnah dan ijma’. 
Allah Ta’ala berfirman tentang surga:
 
أُعدت للمتقين
 
“Dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)
Semisal dengannya firman Allah Ta’ala:
 
أُعدت للذين آمنوا بالله ورسوله
 
“Dipersiapkan bagi mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Al-Hadid: 21)
Dan juga firman-Nya tentang neraka:
 
أُعدت للكافرين
 
“Dipersiapkan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 24)
Maka semua ayat di atas dan yang semacamnya menunjukkan surga dan neraka sudah ada sekarang. Karena kata ‘dipersiapkan’ tidaklah digunakan kecuali pada sesuatu yang telah ada.
Dalam hadits Ibnu Umar radhiallahu anhuma: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ فَيُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
 
“Jika seorang dari kalian meninggal dunia maka akan ditampakkan kepadanya tempat duduk (tinggal) nya setiap pagi dan petang hari. Jika dia termasuk penduduk surga, maka akan (melihat kedudukannya) sebagai penduduk surga dan jika dia termasuk penduduk neraka, maka akan (melihat kedudukannya) sebagai penduduk neraka lalu dikatakan kepadanya inilah tempat duduk tinggalmu hingga nanti Allah membangkitkanmu pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 1290 dan Muslim no. 5110)
Sisi pendalilannya: Hadits di atas berbicara mengenai keadaan di alam barzakh sebelum kiamat. Sementara di alam barzakh, setiap orang sudah diperlihatkan surga atau neraka yang akan menjadi tempatnya kelak. Itu menunjukkan surga dan neraka sudah ada sekarang jauh sebelum hari kiamat tegak.
Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
 
إِنِّي رَأَيْتُ الْجَنَّةَ فَتَنَاوَلْتُ عُنْقُودًا وَلَوْ أَصَبْتُهُ لَأَكَلْتُمْ مِنْهُ مَا بَقِيَتْ الدُّنْيَا وَأُرِيتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ مَنْظَرًا كَالْيَوْمِ قَطُّ أَفْظَعَ
 
“Sungguh aku melihat surga, dan didalamnya aku memperoleh setandan anggur. Seandainya aku mengambilnya tentu kalian akan memakannya sehingga urusan dunia akan terabaikan. Kemudian aku melihat neraka, dan aku belum pernah melihat suatu pemandangan yang lebih mengerikan dibanding hari ini.” (HR. Al-Bukhari no. 993 dan Muslim no. 1512)
Sisi pendalilannya jelas bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam telah melihat surga dan neraka sementara beliau masih hidup di dunia.
Adapun mengenai sifat surga dan penghuninya, maka sangat banyak sekali nash dalam masalah ini. Di antaranya:
Allah Ta’ala berfirman:
 
جنات عدن التي وعد الرحمن عباده بالغيب إنه كان وعده مأتيا , لا يسمعون فيها لغوا إلا سلاما ولهم رزقهم فيها بكرة وعشيا , تلك الجنة التي نورث من عبادنا من كان تقيا
 
“Yaitu surga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati. Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rezkinya di surga itu tiap-tiap pagi dan petang. Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.” (QS. Maryam: 61-63)
Surga mempunyai pintu-pintu, sebagaimana Allah Azza wa Jalla berfirman:
 
وسيق الذين اتقوا ربهم إلى الجنة زمرأً حتى إذا جاؤوها وفتحت أبوابها وقال لهم خزنتها سلام عليكم طبتم فادخلوها خالدين
 
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zumar: 73)
Adapun jumlah pintunya, maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadits Sahl bin Sa’ad radhiallahu anhu:
 
فِي الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لَا يَدْخُلُهُ إِلَّا الصَّائِمُونَ
 
“Surga mempunyai delapan pintu, diantaranya ada yang dinamakan pintu ar-Rayyan yang tidak akan memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa.” (HR. Al-Bukhari no. 3017)
Adapun letak surga, maka Allah Ta’ala mengabarkan: 
 
ولقد راءه نزلة أُخرى. عند سدرة المنتهى. عندها جنة المأوى
 
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal.” (QS. An-Najm: 13-15)
Sementara sidrah al-muntaha berada di atas langit ketujuh.
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
 
وفي السماء رزقكم وما توعدون
 
“Di atas langit terdapat rezki kalian dan apa yang dijanjikan kepada kalian.” (QS. Adz-Dzariyat: 22)
Mujahid berkata, “Dia (yang di atas langit) dalam ayat ini adalah surga.”
Sementara tingginya surga diterangkan dalam hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
 
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
 
“Sesungguhnya di surga itu ada seratus derajat (kedudukan) yang Allah menyediakannya buat para mujahid di jalan Allah dimana jarak antara dua derajat seperti jarak antara langit dan bumi. Untuk itu bila kalian minta kepada Allah maka mintalah surga firdaus karena dia adalah tengahnya surga dan yang paling tinggi. Aku pernah diperlihatkan bahwa di atas firdaus itu adalah singgasananya Allah Yang Maha Pemurah dimana darinya mengalir sungai-sungai surga.” (HR. Al-Bukhari no. 2581)
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ لَيَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ كَمَا تَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَابِرَ مِنْ الْأُفُقِ مِنْ الْمَشْرِقِ أَوْ الْمَغْرِبِ لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ تِلْكَ مَنَازِلُ الْأَنْبِيَاءِ لَا يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ قَالَ بَلَى وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا الْمُرْسَلِينَ
 
“Sesungguhnya penghuni surga benar-benar melihat penghuni kamar-kamar di atas mereka seperti kalian melihat bintang terang lewat dari ufuk timur atau barat karena perbedaan keutamaan diantara mereka.” Mereka bertanya: Itu tempat-tempat para nabi yang tidak dicapai oleh selain mereka? Beliau menjawab: “Tidak, demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para rasul.” (HR. Al-Bukhari no. 3016 dan Muslim no. 5059)
Adapun sifat penghuni surga yang memasukinya, maka dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الْجَنَّةَ صُورَتُهُمْ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لَا يَبْصُقُونَ فِيهَا وَلَا يَمْتَخِطُونَ وَلَا يَتَغَوَّطُونَ آنِيَتُهُمْ فِيهَا الذَّهَبُ أَمْشَاطُهُمْ مِنْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَمَجَامِرُهُمْ الْأَلُوَّةُ وَرَشْحُهُمْ الْمِسْكُ وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنْ الْحُسْنِ لَا اخْتِلَافَ بَيْنَهُمْ وَلَا تَبَاغُضَ قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
 
“Rombongan pertama yang masuk surga rupa mereka seperti bentuk bulan saat purnama, mereka tidak akan pernah beringus, tidak meludah dan tidak pula membuang air besar (tinja). Alat perabot mereka di dalam surga terbuat dari emas, sisir-sisir mereka terbuat dari emas dan perak, alat penghangatan mereka terbuat dari kayu cendana, keringat mereka seharum minyak misik. Setiap orang dari mereka memiliki dua istri (bidadari) yang sumsum tulangnya dapat kelihatan dari betis-betis mereka dari balik daging karena teramat sangat cantiknya. Tidak ada perselisihan (pertengkaran) di sana dan tidak ada pula saling benci. Hati mereka bagaikan hati yang satu yang senantiasa bertasbih pagi dan petang.” (HR. Al-Bukhari no. 3006 dan Muslim no. 5062)
http://al-atsariyyah.com/sifat-surga-dan-penghuninya.html