Hadits yang mulia ini memberikan pelajaran berharga yang amat banyak pada kita , di antaranya:
1. Bertanya jawab merupakan
cara efektif dalam memperoleh ilmu, karena ilmu yang dijelaskan oleh
seorang guru/pengajar dengan cara ini akan mudah diingat dan diserap
oleh murid. Mengenai hadits yang berisi tanya jawab, maka jumlahnya
cukup banyak, seperti hadits Jibril yang mengajarkan kaum Muslimin
tentang Iman, Islam, Ihsan dan tanda-tanda hari Kiamat dan hadits-hadits
yang lainnya.
2. Hendaklah kita
berhati-hati terhadap peringatan dan larangan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, karena setiap larangan dan peringatannya berdampak
sangat berat, Allah subhanahu wata’ala berfirman, "Maka hendaklah
orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau
ditimpa azab yang pedih. " (QS. An-Nur/24:63).
Maka bersegeralah memenuhi
panggilan dan seruan Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam, karena umat
yang tanggap terhadap perintah dan seruannya dijamin masuk surga.
Beliau bersabda, "Setiap ummatku dijamin masuk surga kecuali orang yang
enggan". Para shahabat bertanya, “Siapa yang enggan masuk surga ya
Rasulullah?” Beliau menjawab, "Siapa yang mena'atiku pasti masuk surga
dan siapa yang durhaka kepadaku itulah orang yang enggan masuk surga"
(HR. al-Bukhari dan selainnya).
3. Seorang hamba yang membawa
pahala shalat, zakat, puasa dan ibadah lainnya belum tentu bisa
menikmati pahala-pahalanya tersebut di akhirat kelak kalau dia suka
menzhalimi orang lain ketika hidup di dunia. Sebab orang-orang yang
terzhalimi akan datang ke hadapan Allah subhanahu wata’ala untuk
menuntut orang yang menzaliminya, lalu pahala-pahala orang yang berbuat
zhalim itu dilimpahkan kepada orang-orang yang pernah dia zalimi,
sehingga seluruh pahalanya habis dan tiada satu pun yang tersisa
untuknya. Namun masih ada orang yang datang kepadanya untuk menuntut,
sehingga Allah subhanahu wata’ala pun melimpahkan dosa-dosa orang
tersebut untuk dipikulnya. Maka akhirnya dia memikul dosa-dosa orang
lain lalu dia dilemparkan ke dalam neraka, wal'iyâdzu billâh.
4. Orang bangkrut yang
sebenar nya bukanlah orang yang bangkrut ketika hidup di dunia ini, tapi
bangkrut pada hari Kiamat kelak, sebab kebangkrutan di dunia ini masih
bisa diatasi dan pasti ada jalan keluarnya kalau dia menghadapinya
dengan ketaqwaan. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan ke luar.” (QS. 65:2). Dan dalam lanjutan ayat, “Dan
barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya.” (QS. 65:4).
Adapun kebangkrutan pada hari
Kiamat kelak tidak ada solusinya dan tiada jalan keluar yang bisa
dilakukan selain dilempar dan dibenamkan ke dalam neraka, wal'iyâdzu
billâh.
5. Jangan menyia-nyiakan
pahala amal ibadah dengan melakukan tindakan zhalim pada orang lain yang
akan menyebabkan kebangkrutan di hari Kiamat kelak. Karena pada intinya
tidak ada hutang yang gratis, orang yang berhutang pasti membayar
hutangnya, baik secara tunai di dunia atau dibayar nanti di akhirat
kelak dengan pahala. Dan semua bentuk kazhaliman harus segera
diselesaikan ketika nyawa masih menyatu dengan jasad kita, karena kalau
tidak segera diselesaikan maka akan mengakibat kan seseorang bangkrut di
akhirat kelak, wal'iyâdzu billâh.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Barangsiapa
melakukan kezhaliman pada saudaranya atas kehormatannya atau apa pun
bentuknya, maka hendaklah dia minta kehalalan atas tindakan zhalimnya
itu selagi hidup pada hari ini (di dunia ini) sebelum dinar dan dirham
(harta kekayaan) tidak bermanfaat lagi, (jika tidak) maka (di akhirat
kelak) amal shalihnya diambil sesuai kadar kezhaliman (untuk
tebusannya), dan jika dia tidak memiliki amal shalih, maka diambil
sebagian dosa-dosa saudaranya lalu dibebankan padanya" (HR. al-Bukhari)
6. Bentuk-bentuk tindakan
zhalim yang menyebabkan kebangkrutan pada hari Kiamat kelak banyak
sekali, di antaranya sebagai berikut:
Tidak menjaga lisannya dari
mencela, menghina, mencerca, mencaci maki, menggunjing, mengadu domba,
memfitnah, menuduh, mencari-cari kesalahan orang lain dan lain-lainnya.
Secara umum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Sungguh seorang hamba
mengucapkan satu kalimat yang diridhai Allah, tanpa dia sadari Allah
mengangkat derajatnya karena ucapannya itu, dan sungguh seorang hamba
mengucapkan satu kalimat yang dimurkai Allah, tanpa dia sadari Allah
menjebloskan dia ke dalam neraka karena ucapannya itu" (HR.al-Bukhari)
Dalam riwayat lain beliau
bersabda, "Bukanlah akhlaq seorang mukmin melakukam tha'an, melaknat,
dan mengucapkan perkataan yang keji lagi kotor". (HR.al-Bukhari).
Tha'an adalah tindakan zalim
dari seorang yang suka merendahkan kehormatan orang lain, suka mencela,
mencaci, menghina, menggunjing, mengadu domba, memfitnah dan lain
sebagainya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
"Mencaci maki seorang muslim adalah tindakan fasik dan memeranginya adalah kekufuran." (HR.Muslim)
Diriwayatkan dari Tsabit adh-
Dhahak, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Melaknat
seorang mukmin itu seperti membunuhnya.” (Muttafaq ‘alaih)
Dosa menggunjing (menyebut
kejelekan orang lain) digambarkan oleh Al-Qur`an seperti seorang yang
memakan daging bangkai saudaranya sendiri. Karena itu janganlah engkau
jadikan daging saudaramu sebagai santapan, kehormatannya sebagai minuman
bagimu, 'aib dan kekurangan nya sebagai buah-buahan dan manisan yang
menyempurnakan hidangan majlismu.
Mengambil hak saudaranya dengan
cara yang batil dan sewenang-wenang; seperti memakan harta saudaranya,
tidak membayar hutang kepada saudaranya, menyerobot tanah saudaranya,
menipu dalam jual beli, tidak amanah dalam tugas dan pekerjaan, menipu
dan bersumpah palsu untuk mendapatkan sesuatu dan lain sebagainya.
Menumpahkan darah saudara nya
tanpa alasan yang haq, karena kehancuran dunia dan seisinya jauh lebih
ringan daripada tertumpahnya darah seorang muslim (dengan cara yang
bathil). Memerangi saudaranya sesama muslim merupakan bentuk kekufuran,
balasan bagi orang yang membunuh saudaranya adalah neraka, dan lain
sebagainya bentuk ancaman bagi siapa saja yang menumpahkan darah
saudaranya dengan cara yang bathil.
Menyakiti orang lain baik dengan
cara memukul, melukai fisik, perasaan dan hatinya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Seorang
muslim yang baik adalah yang menjaga tangan dan lisannya sehingga tidak
menyakiti saudara muslimnya yang lain" (HR. al-Bukhari, Muslim dan
selain keduanya)
Dan masih banyak lagi bentuk kezhaliman yang bisa menyebabkan seseorang bangkrut di hari Kiamat kelak.
Semoga Allah subhanahu wata’ala
menjaga kita dari tindakan zhalim, mengampuni segala kekeliruan dan
dosa-dosa kita, dan marilah kita mengingat-ingat apakah kita pernah
menzhalimi orang lain? Kalau pernah mari segera kita selesaikan selagi
nyawa kita masih menyatu dengan jasad kita, sebelum matahari terbit dari
barat, sebelum nyawa sampai di tenggorokan.
Sebagai penutup mari kita renungi firman Allah subhanahu wata’ala berikut ini,
"Barangsiapa
yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk
(kemudharatan) dirinya sendiri." (QS. an-Nisaa’:111).
(Abu Abdillah Dzahabi Isnen Azhar)
Sumber: www.alsofwah.or.id