Sabtu, 14 Desember 2013

Keutamaan Shalat Jama’ah di Masjid

Sholat merupakan amalan paling besar di dalam agama Islam setelah syahadatain. Demikian juga melaksanakan sholat wajib lima waktu di masjiddengan berjama’ah –khususnya bagi laki-laki- merupakan perkara yang sangat diperhatikan di dalam Islam. Namun kita lihat kenyataan banyak umat Islam melalaikan ibadah agung tersebut. Maka di sini kami akan menyampaikan beberapa keterangan agama yang menunjukkan keutamaan sholat jama’ah, semoga dapat menggugah semangat umat untuk memakmurkan masjid Alloh Ta’ala.

1) Menggugugurkan dosa & meninggikan derajat
Rasululloh bersabda:

مَنْ رَاحَ إِلَى مَسْجِدِ الْجَمَاعَةِ فَخَطْوَةٌ تَمْحُو سَيِّئَةً وَخَطْوَةٌ تُكْتَبُ لَهُ حَسَنَةٌ ذَاهِبًاوَرَاجِعًا

Barangsiapa berangkat ke masjid, maka satu langkah menghapus satu keburukan, dan satu langkah ditulis satu kebaikan, di saat pergi dan pulang.
(HR. Ahmad, no: 6599, 10/103, dari Abdulloh bin Amr bin Al-Ash, dishohihkan syaikh Ahmad Syakir)
2) Meraih seperti pahala haji.
Rasululloh bersabda:

مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لَا يَنْصِبُهُ إِلَّا إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ وَصَلَاةٌ عَلَى أَثَرِ صَلَاةٍ لَا لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِي عِلِّيِّينَ

Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci menuju sholat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji berihrim. Barangsiapa keluar untuk sholat sunnah dhuha, dia tidak berdiri kecuali karena itu, maka pahalanya seperti pahala orang yang berumroh. Dan (melakukan) sholat setelah sholat lainnya, tidak melakukan perkara sia-sia antara keduanya, ditulis di kitab ‘illiyyin. (HR. Ahmad; Abu Dawud; dari Abu Umamah, dishohihkan Al-Albani)

3) Jaminan khusnul khotimah atau pahala besar
Rasululloh bersabda:

ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ رَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ وَرَجُلٌ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ وَرَجُلٌ دَخَلَ بَيْتَهُ بِسَلَامٍ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Tiga orang dijamin oleh Alloh ‘Azza wa Jalla:
  • Seseorang yang keluar berperang fii sabilillah, maka dia dijamin oleh Alloh sehingga Alloh akan mematikannya, lalu memasukkan ke dalam sorga, atau Alloh akan memulangkannya dengan meraih pahala dan ghonimah.
  • Seseorang yang berangkat ke masjid, maka dia dijamin oleh Alloh sehingga Alloh akan mematikannya, lalu memasukkan ke dalam sorga, atau Alloh akan memulangkannya dengan meraih pahala dan ghonimah.
  • Seseorang yang masuk rumahnya dengan mengucapkan salam, maka dia dijamin oleh Alloh.
(HR. Abu Dawud, dari Abu Umamah, dishohihkan syaikh Al-Albani di dalam Shohih Abi Dawud 2/273)
4) Setiap pergi ke masjid disiapkan tempatnya di sorga
Rasululloh bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنْ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ

Barangsiapa pergi di waktu pagi ke masjid, dan pergi di waktu sore, Alloh menyiapkan baginya tempat tinggalnya di sorga setiap dia pergi di waktu pagi dan di waktu sore.
(HR. Bukhori, no: 662, dari Abu Huroiroh)
5) Keutamaan besar! Jika orang tahu, dia akan datang walaupun merangkak!!
Rasululloh bersabda:

قَالَ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

Seandainya manusia mengetahui (keutamaan) yang ada pada adzan dan shof awal, lalu mereka tidak akan mendapatkannya kecuali mereka melakukan undian padanya, pastilah mereka melakukan undian. Dan  seandainya mereka mengetahui (keutamaan) bersegera (ke masjid), sungguh mereka pasti berlomba padanya. Dan  seandainya mereka mengetahui (keutamaan) yang ada pada (sholat) ‘atamah (isya’) dan subuh, sungguh mereka pasti mendatangai keduanya, walaupun merangkak. (HR. Bukhori, no: 615, dari Abu Huroiroh)
6) Keutamaan shof awal
Rasululloh bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَعَلَى الثَّانِي قَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَعَلَى الثَّانِي قَالَ وَعَلَى الثَّانِي

Sesungguhnya Alloh dan para malaikatNya bersholawat kepada shof awal”. Para sahabat berkata: “Wahai Rasululloh, dan kepada yang kedua”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Alloh dan para malaikatNya bersholawat kepada shof awal”. Para sahabat berkata: “Wahai Rasululloh, dan kepada yang kedua”. Beliau bersabda: “Dan kepada yang kedua”.  (HR. Ahmad, no: 21233, dari Abu Umamah)
Rasululloh bersabda:

إِذَا قَالَ الْإِمَامُ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ فَقُولُوا آمِينَ فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Jika imam berkata “Ghoiril magh-dhuubi ‘alaihim waladh dhoolliin”, maka katakanlah “aamiin”, karena sesungguhnya barangsiapa perkataannya mencocoki perkataan para malaikat, diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhori, no: 782; Muslim, no; 410; dari Abu Huroiroh)
8 ) 27 derajat daripada sholat sendirian
Rasululloh bersabda:

صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

Sholat jama’ah melebihi sholat sendirian dengan 27 derajat. (HR. Bukhori, no: 645, dari Abdulloh bin Umar)

9) Bersihkan sifat nifaq
Dari Ubay bin Ka’ab, dia berkata::

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا الصُّبْحَ فَقَالَ أَشَاهِدٌ فُلَانٌ قَالُوا لَا قَالَ أَشَاهِدٌ فُلَانٌ قَالُوا لَا قَالَ إِنَّ هَاتَيْنِ الصَّلَاتَيْنِ أَثْقَلُ الصَّلَوَاتِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ وَلَوْ تَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَيْتُمُوهُمَا وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الرُّكَبِ وَإِنَّ الصَّفَّ الْأَوَّلَ عَلَى مِثْلِ صَفِّ الْمَلَائِكَةِ وَلَوْ عَلِمْتُمْ مَا فَضِيلَتُهُ لَبْتَدَرْتُمُوهُ وَإِنَّ صَلَاةَ الرَّجُلِ مَعَ الرَّجُلِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ وَحْدَهُ وَصَلَاتُهُ مَعَ الرَّجُلَيْنِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ مَعَ الرَّجُلِ وَمَا كَثُرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى

Suatu hari Rasululloh sholat subuh bersama kami, lalu beliau bersabda: “Apakah Si Fulan hadir?”. Para sahabat menjawab: “Tidak”. Beliau bersabda lagi: “Apakah Si Fulan hadir?”. Para sahabat menjawab: “Tidak”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya kedua sholat ini, yang paling berat di antara sholat-sholat pada orang-orang munafiq. Seandainya kamu mengetahui (keutamaan) yang ada pada keduanya (yakni sholat isya’ dan subuh), sungguh kamu pasti mendatangai keduanya, walaupun merangkak di atas lutut. Sesungguhnya shof awal (keutamaannya) semisal shof para malaikat. Seandainya kamu mengetahui apa keutamaannya, sungguh kamu pasti bersegera kepadanya. Sesungguhnya sholat satu orang laki-laki bersama satu orang laki-laki lebih suci dari pada sholatnya sendirian. Dan sholatnya bersama dua orang laki-laki lebih suci dari pada sholatnya bersama satu orang laki-laki. Dan yang semakin banyak, maka itu lebih dicintai oleh Alloh. (HR. Abu Dawud)
Rasululloh bersabda:

مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ

Barangsiapa sholat 40 hari di dalam jama’ah, dia mendapatkan takbir yang pertama, ditulis baginya 2 kebebasan: kebebasan dari neraka dan kebebasan dari kemunafikan. (HR. Tirmidzi, dari Anas bin Malik)

10) Pahala berjama’ah isya’ atau subuh seperti sholat setengah malam
Rasululloh bersabda:

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ كَقِيَامِ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ

Barangsiapa sholat isya’ di dalam jama’ah, hal itu seperti sholat setengah malam. Dan barangsiapa sholat isya’ dan subuh di dalam jama’ah, hal itu seperti sholat satu malam (HR. Abu Dawud)
11) Sholat subuh dan ashar disaksikan malaikat
Rasululloh bersabda:

يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ

Bergiliran pada kamu para malaikat di waktu malam dan para malaikat di waktu siang. Mereka berkumpul pada sholat subuh dan sholat ashar, kemudian para malaikat yang bermalam pada kamu naik. Maka Robb mereka menanyai mereka, sedangkan Dia lebih tahu tentang mereka: “Bagaimana kamu tinggalkan hamba-hambaku?”. Mereka menjawab: “Kami tinggalkan mereka, ketika mereka sedang sholat. Dan kami datangi mereka, ketika mereka sedang sholat.” (HR. Muslim, no: 632, dari Abu Huroiroh)
Penulis: Ustadz Muslim Atsari