Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda, "Islam itu dibangun di
atas lima perkara, yaitu: bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Ramadhan."(HR Muslim no. 16)
Saudara-saudara kita ini walaupun salju turun dingin masuk kedalam rongga-rongga tubuh mereka, namun tidak mematahkan semangatnya shalat berjamaah dengan keadaan sulit.. Lantas apakah kita yang sedang berada di negara yang aman, tentram beriklim baik kita lalaikan kewajiban shalat ini?
Bagaimanapun keadaan mereka, mereka masih mengerjakan shalat, karena
mereka tau bahwa shalat adalah kewajiban bagi setiap muslim.
Allah hanya melihat hati dan amal kita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Allah tidak melihat fisik dan rupa kalian, akan
tetapi Allah melihat hati [dan amal perbuatan] kalian.” (HR. Muslim
no.2564)
Hadits diatas senada dengan dengan kandungan firman Allah Ta’ala:
“Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya
kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling takwa diantara kamu.” (QS. Al-Hujuraat : 13)
Allah Subhanahu wa
Ta’ala tidak melihat fisik para hamba-Nya, besar atau kecil, sehat atau
sakit, sebagaimana juga tidak melihat rupa mereka apakah baik bagus
ataupun buruk. Allah juga tidak melihat nasab mereka, tinggi maupun
rendah, Allah juga tidak melihat harta-harta mereka. Allah Subhanahu wa
Ta’ala tidak melihat itu semua, karena semua itu tidak berarti disisi
Allah.
Tidak ada hubungan
antara Allah Subhanahu wa Ta’ala dan makhluk-Nya, kecuali hanyalah
takwa, maka barang siapa yang bertakwa kepada Allah, dia lebih dekat
kepada Allah dan lebih mulia disisi-Nya. Karena itu, janganlah kamu
menyombongkan hartamu, kecantikanmu, jasadmu anak-anakmu, istanamu,
mobilmu, dan apapun yang didunia ini. Saat kamu mendapat taufiq dari
Allah menjadi orang yang bertakwa, maka hal itu merupakan karunia Allah
yang dilimpahkan kepadamu. Maka hendaknya kamu bersyukur kepada Allah
atas karunia tersebut.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Aku diberi keutamaan atas para nabi dengan enam
hal: aku diberi jawaami’il kalim (kalimat ringkas namun padat makna
–pen), aku ditolong pada peperangan (dengan rasa takut pada dada
musuhku), harta rampasan perang dihalalkan bagiku, bagiku bumi
dijadikan untuk bersuci (tayamum) dan sebagai masjid (tempat untuk
shalat –pen), aku diutus kepada seluruh makhluk, dan aku menjadi
penutup para nabi.” (HR. Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut, dapat dipahami bahwa seluruh bagian permukaan bumi adalah masjid (tempat untuk shalat), kecuali kuburan, kamar mandi, dan kandang unta. Pengecualian tersebut disebutkan pada hadits-hadits berikut ini:
Dari Jundub bin Abdullah Al-Bajlaa, dia berkata, “Saya mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lima hari sebelum beliau
wafat, beliau bersabda, “Ketahuilah bahwa umat sebelum kalian
menjadikan kubur para nabi mereka dan orang-orang shalih mereka sebagai
masjid. Ketahuilah, jangnlah kalian menjadikan kuburan sebagai
masjid-masjid. Sesungguhnya aku melarang kalian dari hal tersebut.”
(HR. Muslim)
Dari Abu Sa’id Al-Khudry, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, ‘Seluruh bagian bumi adalah masjid, kecuali kuburan dan kamar
mandi’.” (HR. Ibnu Majah, Abu Daud, dan Tirmidzi)
Dari Barra ‘ bin Azib, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam ditanya tentang shalat di kandang unta, maka beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Janganlah kalian shalat di kandang unta,
karena sesungguhnnya itu di antara tempat setan-setan.’ Dan beliau
ditanya tentang shalat di kandang kambing, maka beliau bersabda,
‘Shalatlah kalian di sana karena dia merupakan tempat yang mengandung
berkah.’.” (HR. Ibnu Majah dan Abu Daud)
Betapa banyak kita ini tidak mensyukuri
nikmat yang telah Allah berikan pada diri kita...
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (Qs. Adz
Dzaariyaat : 56)
Islam Agama yang Mudah
Islam adalah agama yang mudah dan sesuai dengan fitrah manusia. Islam adalah agama yang tidak sulit. Allah Azza wa Jalla menghendaki kemudahan kepada umat manusia dan tidak menghendaki kesusahan kepada mereka. Allah Allah Azza wa Jalla mengutus Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai rahmat.
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Qs. Al-Anbiyaa’: 107)
Allah menurunkan Al-Qur'an untuk membimbing manusia kepada kemudahan, keselamatan, kebahagiaan dan tidak membuat manusia celaka, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla, "Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah; melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), diturunkan dari (Allah) yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.” (Qs. Thaahaa: 2-4)
Shalat hanya diwajibkan 5 waktu dalam 24 jam. Orang yang khusyu’ dalam
shalat, paling lama 10 menit, dalam hitungan hari ia melaksanakan
shalatnya dalam sehari hanya 50 menit dalam waktu 24 jam, sulitkan ?
sedang jika kita jika bekerja untuk mencari uang, kita habiskan
berjam-jam untuk itu..
Orang sakit wajib shalat, boleh sambil duduk atau berbaring jika tidak mampu berdiri, mudah bukan?
Jika tidak ada air (untuk bersuci), maka dibolehkan tayammum.
Jika terkena najis, hanya dicuci bagian yang terkena najis, (agama lain harus menggunting pakaian tersebut dan dibuang).
Musafir disunnahkan mengqashar (meringkas) shalat dan boleh menjama’ (menggabung) dua shalat apabila dibutuhkan, seperti shalat Zhuhur dengan ‘Ashar, dan Maghrib dengan ‘Isya'.
Seluruh permukaan bumi ini dijadikan untuk tempat shalat dan boleh dipakai untuk bersuci (tayammum).
Allah Azza wa Jalla menginginkan kemudahan dan tidak menginginkan kesulitan atas hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
“...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu...” (Qs. Al-Baqarah: 185)
“...Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”(Qs. Al-Maa-idah: 6)
“... Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama ...”(Qs. Al-Hajj: 78)
Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal ‘aqidah, syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya. Allah Allah Azza wa Jalla menyuruh manusia untuk menghadap dan masuk ke agama fitrah. Allah Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Qs. Ar-Ruum: 30)
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang bayi dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Tidak mungkin, Allah Allah Azza wa Jalla yang telah menciptakan manusia, kemudian Allah Allah Azza wa Jalla memberikan beban kepada hamba-hamba-Nya apa yang mereka tidak sanggup lakukan, Mahasuci Allah dari sifat yang demikian.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Qs. Al-Baqarah: 286)
Tidak ada hal apa pun yang sulit dalam Islam. Allah Azza wa Jalla tidak akan membebankan sesuatu yang manusia tidak mampu melaksanakannya.
Sabda Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam, "Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit (berlebih-lebihan) dalam agamanya kecuali akan terkalahkan (tidak dapat melaksanakannya dengan sempurna). Oleh karena itu, berlaku luruslah, sederhana (tidak melampaui batas), dan bergembiralah (karena memperoleh pahala) serta memohon pertolongan (kepada Allah) dengan ibadah pada waktu pagi, petang dan sebagian malam.” (HR. Al-Bukhari dan an-Nasa'i)
Orang yang menganggap Islam itu berat, keras, dan sulit, hal tersebut hanya muncul karena:
Orang sakit wajib shalat, boleh sambil duduk atau berbaring jika tidak mampu berdiri, mudah bukan?
Jika tidak ada air (untuk bersuci), maka dibolehkan tayammum.
Jika terkena najis, hanya dicuci bagian yang terkena najis, (agama lain harus menggunting pakaian tersebut dan dibuang).
Musafir disunnahkan mengqashar (meringkas) shalat dan boleh menjama’ (menggabung) dua shalat apabila dibutuhkan, seperti shalat Zhuhur dengan ‘Ashar, dan Maghrib dengan ‘Isya'.
Seluruh permukaan bumi ini dijadikan untuk tempat shalat dan boleh dipakai untuk bersuci (tayammum).
Allah Azza wa Jalla menginginkan kemudahan dan tidak menginginkan kesulitan atas hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
“...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu...” (Qs. Al-Baqarah: 185)
“...Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”(Qs. Al-Maa-idah: 6)
“... Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama ...”(Qs. Al-Hajj: 78)
Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal ‘aqidah, syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya. Allah Allah Azza wa Jalla menyuruh manusia untuk menghadap dan masuk ke agama fitrah. Allah Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Qs. Ar-Ruum: 30)
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang bayi dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Tidak mungkin, Allah Allah Azza wa Jalla yang telah menciptakan manusia, kemudian Allah Allah Azza wa Jalla memberikan beban kepada hamba-hamba-Nya apa yang mereka tidak sanggup lakukan, Mahasuci Allah dari sifat yang demikian.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Qs. Al-Baqarah: 286)
Tidak ada hal apa pun yang sulit dalam Islam. Allah Azza wa Jalla tidak akan membebankan sesuatu yang manusia tidak mampu melaksanakannya.
Sabda Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam, "Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit (berlebih-lebihan) dalam agamanya kecuali akan terkalahkan (tidak dapat melaksanakannya dengan sempurna). Oleh karena itu, berlaku luruslah, sederhana (tidak melampaui batas), dan bergembiralah (karena memperoleh pahala) serta memohon pertolongan (kepada Allah) dengan ibadah pada waktu pagi, petang dan sebagian malam.” (HR. Al-Bukhari dan an-Nasa'i)
Orang yang menganggap Islam itu berat, keras, dan sulit, hal tersebut hanya muncul karena:
- Kebodohan tentang Islam, umat Islam tidak belajar Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih menurut pemahaman Shahabat, tidak mau menuntut ilmu syar’i.
- Mengikuti hawa nafsu. Orang yang mengikuti hawa nafsu, hanya akan menganggap mudah apa-apa yang sesuai dengan hawa nafsunya.
- Banyak berbuat dosa dan maksiyat, sebab dosa dan maksiyat menghalangi seseorang untuk berbuat kebajikan dan selalu merasa berat untuk melakukannya.
- Mengikuti agama nenek moyang dan mengikuti banyaknya pendapat orang. Jika ia mengikuti Al-Qur'an dan As-Sunnah, niscaya ia akan mendapat hidayah dan Allah Allah Azza wa Jalla akan memudahkan ia dalam menjalankan agamanya.
Sekiranya kehidupan yang penuh keseimbangan ini tidak diciptakan
untuk bersenda gurau, lalu untuk apa Allah ciptakan?! Apa tugas manusia
?
Apakah mereka hanya sekedar makan, minum, menikah dan memiliki keluarga dan mempererat suku saja ?! Atau ia hidup dalam tidak bertujuan sebagaimana ia mati tidak bertujuan ?! tanah terakhir yang diletakkan oleh orang pada kuburannya, itu pula akhir dari cerita kehidupannya ?!
Apakah mereka hanya sekedar makan, minum, menikah dan memiliki keluarga dan mempererat suku saja ?! Atau ia hidup dalam tidak bertujuan sebagaimana ia mati tidak bertujuan ?! tanah terakhir yang diletakkan oleh orang pada kuburannya, itu pula akhir dari cerita kehidupannya ?!
Bagaimana yang kaya dengan kezhalimannya, bagaimana yang berkuasa dengan kediktatorannya?! Apakah mereka dibiarkan begitu saja?!
Bagaimana pula si miskin dengan kefakirannya atau rakyat jelata
dengan penderitaan mereka?! Kapan mereka dapat kebahagiaan pula?!
Bagaimana pula dengan para nabi dan rasul, para ulama dan ahli ibadah memperoleh kebahagiaan?!
Sekiranya dunia ini diciptakan dengan keadilan Sang Pencipta, tentu balasan baik atau buruk dengan keadilanNya juga?!
Sekiranya dunia ini mampu Dia ciptakan dari asal yang tidak ada, berarti Dia pula mampu untuk membalas kebaikan dengan kebaikan dan keburukan dengan keburukan.
Sekiranya dunia ini mampu Dia ciptakan dari asal yang tidak ada, berarti Dia pula mampu untuk membalas kebaikan dengan kebaikan dan keburukan dengan keburukan.
Perhatikan Firman Allah berikut, "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam neraka Saqar?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat." (Qs. Al Muddatstsir : 42-43)
Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari
mereka dibangkitkan. (Qs. Al Mu'minuun : 99-100)
"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia
berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah
sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah
datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan." (Qs. Al Munaafiquun : 10-11)
"Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada
waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang
yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah
kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan
mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul."
(Kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di
dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?"(Qs. Ibrahim : 44)
"Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Quran itu, berkatalah
orang-orang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang
rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami
pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?." (Qs. Al A'raaf : 53)
"Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat mereka ketika
orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya,
(mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan
mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan
amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin." (Qs. As Sajdah : 12)
"Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman",
(tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). Tetapi
(sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu
selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia,
tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang
mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka."
(Qs. Al An'aam : 27-28)
"Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada baginya seorang
pemimpinpun sesudah itu. Dan kamu akan melihat orang-orang yang zalim
ketika mereka melihat azab berkata: "Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?" (Qs. Asy Syuura :44)
"Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali
dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui
dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?"
Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja
disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan
(sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar."
(Qs. Al Mu'min: 11-12)
"Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan."
Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk
berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang
kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak
ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun." (Qs. Faathir :
37)
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, ”Keuntungan terbesar di dunia adalah
engkau menyibukkan dirimu setiap saat dengan sesuatu yang paling utama
dan bermanfaat untuk kehidupan akherat. Bagaimana dikatakan berakal
seseorang yang menjual Surga dan kenikmatan di dalamnya dengan syahwat
(kesenangan dunia) yang hanya sesaat?”
www.faisalchoir.blogspot.com
Sumber: http://faisalchoir.blogspot.sg/2011/10/lihatlah-photo-dan-video-ini-saudaraku.html