Macam-macam Sihir
Imam
Ahmad meriwayatkan,Telah dituturkan kepada kami oleh Muhammad bin Ja’far, dari
‘Auf, dari Hayyan bin al-’Ala’, dari Qathan bin Qabishah, dari
bapaknya (Qabishah) bahwa ia telah mendengar Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda, “Iyafah Tharq dan thiyarah adalah termasuk jibt.“
‘Auf
menafsiri hadits ini dengan mengatakan,“Iyafah: meramal nasib dengan
menerbangkan burung; dan tharq: meramal nasib dengan membuat garis di
atas tanah. Adapun jibt, tafsirannya menurut Al-Hasan, "Ialah suara
setan." [1]
Ibnu
Abbas menuturkan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa
mempelajari sebagian dari ilmu nujum, sesungguhnya dia telah mempelajari
sebagian ilmu sihir. Semakin bertambah (ilmu yang dia pelajari) semakin
bertambah pula (dosanya).”[2]
An-Nasa’i
meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah,
“Barangsiapa
yang membuat suatu buhulan, lalu meniup padanya (sebagaimana yang dilakukan
tukang sihir), maka dia telah melakukan sihir; dan barangsiapa yang melakukan
sihir, maka dia telah berbuat syirik; sedang barangsiapa yang menggantungkan
diri pada sesuatu benda (jimat), maka dirinya dijadikan Allah bersandar kepada
benda itu.“
Dari
Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Maukah
kamu aku beritahu apakah ‘adh-h itu? Ialah perbuatan mengadu domba, yaitu
banyak membicarakan keburukan dan menghasut di antara orang-orang.” (Hadits riwayat
Muslim).
Dari
Ibnu ‘Umar menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya
di antara susunan kata yang indah terdapat pa yang disebut sihir.” (Hadits riwayat
Al-Bukhari dan Muslim).
Kandungan Bab Ini
- Di antara macam sihir (jibt): ‘Iyafah, tharq dan thiyarah.
- Pengertian ‘iyafah dan tharq.
- Ilmu nujum termasuk salah satu jenis sihir.
- Membuat buhulan dengan ditiupkan kepadanya termasuk sihir.
- Perbuatan mengadu domba juga termasuk sihir.
- Dan termasuk sihir pula ungkapan susunan kata yang indah, [yang membuat kebatilan seolah-olah menjadi kebenaran, dan kebenaran seolah-olah menjadi kebatilan].
Catatan
Kaki
[1]
Hadits tersebut isnad-nya jayyid. Dan diriwayatkan pula dari Abu Dawud,
An-Nasa’i dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya dengan hanya menyebutkan lafazh
hadits dari Qabishah, tanpa menyebutkan tafsirannya.
[2]
Hadits riwayat Abu Dawud dan isnad-nya shahih.
Sumber: http://faisalchoir.blogspot.sg/2011/05/kitab-tauhid.html