(Ditulis oleh: Al-Ustadz Abul Abbas Muhammad Ihsan)
Banyak sekali hal-hal yang menyebabkan seseorang mendapatkan
azab kubur. Sampai-sampai Al-Imam Ibnul Qayyim t dalam kitabnya Ar-Ruh
menyatakan: “Secara global, mereka diazab karena kejahilan mereka
tentang Allah, tidak melaksanakan perintah-Nya, dan karena perbuatan
mereka melanggar larangan-Nya. Maka, Allah tidak akan mengazab ruh
yang mengenal-Nya, mencintai-Nya, melaksanakan perintah-Nya, dan
meninggalkan larangan-Nya. Demikian juga, Allah tidak akan mengazab
satu badan pun yang ruh tersebut memiliki ma’rifatullah (pengenalan
terhadap Allah) selama-lamanya. Sesungguhnya azab kubur dan azab akhirat
adalah akibat kemarahan Allah dan kemurkaan-Nya terhadap hamba-Nya.
Maka barangsiapa yang menjadikan Allah l marah dan murka di dunia ini,
lalu dia tidak bertaubat dan mati dalam keadaan demikian, niscaya dia
akan mendapatkan azab di alam barzakh sesuai dengan kemarahan dan
kemurkaan-Nya.” (Ar-Ruh hal. 115)
Di antara sebab-sebab azab kubur secara terperinci adalah sebagai berikut:
1. Kekafiran dan kesyirikan.
Sebagaimana azab yang menimpa Fir’aun dan bala tentaranya. Allah l berfirman:
“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan
Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada
mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya
kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya
ke dalam azab yang sangat keras’.” (Ghafir: 45-46)
2. Kemunafikan
Allah berfirman:
“Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu, ada
orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka
keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui
mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami
siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang
besar.” (At-Taubah: 101)
3. Tidak menjaga diri dari air kencing dan mengadu domba
Rasulullah bersabda:
مَرَّ النَّبِيُّ n بِقَبْرَينِ فَقَالَ: إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ
وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ
يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي
بِالنَّمِيمَةِ. فَأَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ
فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً. فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، لِمَا
فَعَلْتَ هَذَا؟ قَالَ: لَعَلَّهُ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
Nabi melewati dua kuburan. Beliau n bersabda: “Sesungguhnya
keduanya sedang diazab, dan tidaklah keduanya diazab disebabkan suatu
perkara yang besar (menurut kalian). Salah satunya tidak menjaga diri
dari percikan air kencing, sedangkan yang lain suka mengadu domba antara
manusia.” Beliau lalu mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah,
kemudian beliau belah menjadi dua bagian dan beliau tancapkan satu
bagian pada masing-masing kuburan. Para sahabat bertanya: “Wahai
Rasulullah, mengapa engkau melakukan hal ini?” Beliau menjawab:
“Mudah-mudahan diringankan azab tersebut dari keduanya selama pelepah
kurma itu belum kering.” (Muttafaqun ‘alaih dari Ibnu Abbas c)
4. Ghibah
Dari Anas bin Malik, dia berkata: Rasulullah bersabda:
لَمَّا عَرَجَ بِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ
أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ، فَقُلْتُ:
مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ
لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ
“Tatkala Rabbku memi’rajkanku (menaikkan ke langit), aku melewati
beberapa kaum yang memiliki kuku dari tembaga, dalam keadaan mereka
mencabik-cabik wajah dan dada mereka dengan kukunya. Maka aku bertanya:
‘Siapakah mereka ini wahai Jibril?’ Dia menjawab: ‘Mereka adalah
orang-orang yang memakan daging (suka mengghibah) dan menjatuhkan
kehormatan manusia’.” (HR. Ahmad, dishahihkan Al-Albani t dalam
Ash-Shahihah no. 533. Hadits ini juga dicantumkan dalam Ash-Shahihul
Musnad karya Asy-Syaikh Muqbil )
Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali t menyatakan: “Sebagian ulama
menyebutkan rahasia dikhususkannya (penyebab azab kubur) air kencing,
namimah (adu domba), dan ghibah (menggunjing). Rahasianya adalah bahwa
alam kubur itu adalah tahap awal alam akhirat. Di dalamnya terdapat
beberapa contoh yang akan terjadi pada hari kiamat, seperti siksaan
ataupun balasan yang baik. Sedangkan perbuatan maksiat yang akan disiksa
karenanya ada dua macam: terkait dengan hak Allah l dan terkait dengan
hak hamba. Hak-hak Allah l yang pertama kali akan diselesaikan pada hari
kiamat adalah shalat, sedangkan yang terkait dengan hak-hak hamba
adalah darah.
Adapun di alam barzakh, yang akan diputuskan adalah pintu-pintu dari
kedua hak ini dan perantaranya. Maka, syarat sahnya shalat adalah
bersuci dari hadats dan najis. Sedangkan pintu tumpahnya darah adalah
namimah (adu domba) dan menjatuhkan kehormatan orang lain. Keduanya
adalah dua jenis perkara menyakitkan yang paling ringan, maka diawali di
alam barzakh dengan evaluasi serta siksaan karena keduanya.” (Ahwalul
Qubur hal. 89)
5. Niyahah (meratapi jenazah)
Dari Ibnu Umar c, dari Nabi n, beliau bersabda:
إِنَّ الْمَيِّتَ يُعَذَّبُ بِبُكَاءِ أَهْلِهِ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya mayit itu akan diazab karena ratapan keluarganya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dalam riwayat lain dalam Shahih Muslim:
الْمَيِّتُ يُعَذَّبُ فِي قَبْرِهِ بِمَا نِيحَ عَلَيْهِ
“Mayit itu akan diazab di kuburnya dengan sebab ratapan atasnya.”
Jumhur ulama berpendapat, hadits ini dibawa kepada pemahaman bahwa
mayit yang ditimpa azab karena ratapan keluarganya adalah orang yang
berwasiat supaya diratapi, atau dia tidak berwasiat untuk tidak diratapi
padahal dia tahu bahwa kebiasaan mereka adalah meratapi orang mati.
Oleh karena itu Abdullah ibnul Mubarak t berkata: “Apabila dia telah
melarang mereka (keluarganya) meratapi ketika dia hidup, lalu mereka
melakukannya setelah kematiannya, maka dia tidak akan ditimpa azab
sedikit pun.” (Umdatul Qari’, 4/78)
Azab di sini menurut mereka maknanya adalah hukuman. (Ahkamul Jana’iz, hal. 41)
Selain sebab-sebab di atas, ada beberapa hal lain yang telah disebutkan dalam pembahasan Macam-macam Azab Kubur.
Apakah Azab Kubur itu Terus-Menerus?
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata: “Jawaban terhadap pertanyaan ini:
1. Azab kubur bagi orang-orang kafir terjadi terus-menerus dan tidak
mungkin terputus karena mereka memang berhak menerimanya. Seandainya
azab tersebut terputus atau berhenti, maka kesempatan ini menjadi waktu
istirahat bagi mereka. Padahal mereka bukanlah orang-orang yang berhak
mendapatkan hal itu. Maka, mereka adalah golongan orang-orang yang
terus-menerus dalam azab kubur sampai datangnya hari kiamat, walaupun
panjang masanya.
2. Orang-orang beriman yang berbuat maksiat, Allah l mengazab mereka
dengan sebab dosa-dosanya. Di antara mereka ada yang diazab
terus-menerus, ada pula yang tidak. Ada yang panjang masanya, ada pula
yang tidak, tergantung dosa-dosanya serta ampunan Allah k.” (Syarh
Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, 2/123)
http://asysyariah.com/sebab-sebab-mendapatkan-azab-kubur/
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.