(Ditulis oleh: Al-Ustadz Abul Abbas Muhammad Ihsan)
Allah berfirman di awal surat Al-Baqarah:
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib….” (Al-Baqarah: 2-3)
Maka, sifat pertama dari orang-orang beriman yang disebutkan Allah di awal surat Al-Baqarah adalah beriman kepada yang ghaib. Yaitu hal-hal
yang tidak mampu mereka jangkau dengan panca inderanya. Namun mereka
mengimaninya karena bersandarkan berita-berita yang benar, berita dari
Allah l dan Rasul-Nya. Sehingga mereka beriman dengannya seakan-akan
mereka bisa melihatnya dengan mata kepala mereka.
Hal-hal ghaib, yang sudah maupun yang akan terjadi, tidak boleh
disandarkan kepada akal dan pendapat semata. Hal-hal ini hanyalah
disandarkan kepada berita-berita yang benar, bersumber dari Allah,
Dzat Yang Maha Mengetahui segala yang tampak maupun tidak tampak, dan
Rasul-Nya n, orang yang tidak berbicara menurut hawa nafsunya. Yang
beliau beritakan hanyalah wahyu dari Allah.
Allah berfirman:
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).” (An-Najm: 3-4)
Hal-hal yang termasuk perkara ghaib banyak sekali. Di antaranya
berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, seperti apa yang
terjadi antara Adam q dengan para malaikat yang diperintahkan sujud
kepadanya. Juga berita atau kisah tentang umat-umat terdahulu, semisal
kaum Nabi Nuh q, kaum ‘Ad, kaum Tsamud, Kaum Nabi Ibrahim q, penduduk
Madyan, dan selain mereka. Allah l telah memberitakan tentang mereka
dalam kitab-Nya. Demikian juga Rasulullah n mengabarkannya dalam
Sunnahnya. Sehingga, kita wajib beriman dengannya.
Demikian juga tentang hal-hal ghaib yang akan terjadi, semisal
tanda-tanda akan datangnya kiamat, adzab dan nikmat kubur. Juga berbagai
peristiwa yang akan terjadi pada hari akhir, seperti ditiupnya
sangkakala, dibangkitkannya manusia dari kuburnya, lalu digiring ke
padang mahsyar, dihisab dan ditimbangnya amalan mereka, telaga Nabi n (al-haudh), shirath (jembatan
yang dibentangkan di antara dua tepi neraka), dan akhirnya tentang
surga dan neraka. Inilah contoh peristiwa ghaib yang akan terjadi pada
hari kiamat. (Syarh Lum’atul I’tiqad, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan, hal. 182)
Wallahu a’lam.
http://asysyariah.com/setelah-mereka-dibangkitkan-dari-kubur/