Dengan
wajah lesu dan tatapan penuh kekecewaan, seorang suami mengadukan
permasalahan yang sedang dia hadapi bersama istrinya kepada salah
seorang sahabatnya yang mengerti agama.“Saya hampir tidak pernah
menikmati kecantikan istri saya yang sebenarnya dia miliki, “kata si
suami mengawali pengaduannya. Istrinya hanya mau berdandan bila akan ke
pesta atau sekedar jalan-jalan. Tetapi si istri tidak punya kebiasaan
seperti itu bila tidak keluar, bahkan dianggapnya lucu karena bukan
pada tempatnya untuk berdandan di rumah. Begitulah kira-kira isi
keluhan si suami. Sahabatnya menasehati. “Tunaikanlah hak istrimu yaitu
didiklah ia dengan ajaran agama, agar mengetahui apa yang menjadi hak
dan kewajibannya, bersabar dan banyaklah berdoa pada Allah. “Suami itu
tersentak sadar bahwa meskipun perjalan rumah tangganya dengan sang
istri telah membuahkan lima anak dia sama sekali belum menunaikan hak
istri yang satu ini.
Istri Shalihah
Ingin
selalu tampil cantik dihadapan lawan jenisnya sudah menjadi kesenangan
tersendiri bagi umumnya wanita. Namun kenyataan yang ada sekarang
sering istri berpikir terbalik. Didalam rumah dan dihadapan suaminya,
istri merasa tidak begitu perlu untuk tampil dengan dandanan yang
cantik dan memikat. Namun jika keluar rumah segalanya dipakai; baju
yang bagus, aksesoris indah, make-up yang mencolok dan parfum yang
semerbak turut melengkapi agar dapat tampil wah.
Lalu bagaimana cara menyelamatkan keadaan yang terbalik ini?
dengan
penuh kemantapan dan tanpa ragu sedikitpun, jawabannya adalah kembali
kepada ketentuan syari’ah islam dan tidak ada alternatif lain. Islam
telah memberikan bimbingan, bagaimana menjadi istri yang shalihah,
sebagaimana ciri-cirinya telah disebutkan dalam hadits Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam. Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda:
“Apabila
diperintah ia taat, apabila dipandang menyenangkan hati suaminya, dan
apabila suaminya tidak ada dirumah, ia menjaga diri dan harta
suaminya.” (HR.Ahmad dan An-Nasa’i, di Hasan-kan oleh Albani dalam Irwa’ no.1786)
Kalau
kita lihat tuntunan islam diatas, ternyata bukanlah suatu yang sulit
untuk dilaksanakan. Siapa pun bisa melakukannya. Disamping itu istri
yang mempunyai tiga ciri diatas memiliki kedudukan yang tinggi
dihadapan Allah, dan diibaratkan sebagai perhiasan dunia yang terbaik; sebagaimana yang dinyatakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam:
“Dunia adalah perhiasan (kesenangan) dan sebaik-baik perhiasan (kesenangan) dunia adalah wanita (istri) shalihah.” (HR.Muslim dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash)
Diniatkan untuk Ibadah
Seorang
istri yang baik akan berusaha untuk melaksanakan tugas-tugas yang
menjadi tanggung jawabnya. Walaupun terkadang timbul perasaan malas
atau berat untuk melaksanakan sesuatu yang menjadi kewajibannya, tetapi
hendaknya diingat bahwa keridhaan suami lebih diutamakan diatas
perasaannya. Lihatlah apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa aalihi wasallam ketika Aisyah Radhiyallahu ‘anha bertanya:
“Siapa
diantara manusia yang paling besar haknya atas (seorang) istri?”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam menjawab, “Suaminya.. “ (HR. Hakim dan Al-Bazzar)
Dengan taat kepada suami dan tentunya dengan menjalankan kewajiban agama lainnya, dapat mengantarkan istri kepada surga-Nya. Dalam
hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam telah
bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan di shahihkan
oleh Al-Albani:
“Bila seorang wanita telah mengerjakan
shalat lima waktu dan berpuasa pada bulan Ramadhan dan memelihara
kemaluannya serta taat kepada suaminya, maka kelak dikatakan kepadanya:
“masuklah dari pintu surga mana saja yang engkau inginkan.”
Kemudian
hendaklah istri mengingat akan besarnya hak suami atas dirinya,
sampai-sampai seandainya dibolehkan sujud kepada selain Allah maka
istri diperintahkan untuk sujud kepada suaminya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam:
“Andaikan saja dibolehkan seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi: Hasan Shahih)
Terlalu
banyak peluang bagi seorang istri untuk beribadah kepada Allah dalam
rumah tangganya dan terlalu mudah dalam memperoleh pahala dalam
kehidupan suami istri. Namun sebaliknya terlalu mudah pula seorang
istri terjerumus kepada dosa besar kalau melanggar ketentuan yang telah
Allah gariskan. Yang perlu diingat oleh istri ialah agar berupaya
mengikhlaskan niat hanya untuk Allah dalam melaksanakan kewajibannya
sepanjang waktu.
Menyenangkan Hati Suami
Apabila
diperintah oleh suaminya, istri diwajibkan untuk mentaati. Dan apabila
suaminya tidak ada dirumah, istri harus pandai menjaga dirinya dan
kehormatannya serta menjaga amanah harta suaminya. Istri yang demikian
ini akan dijaga oleh Allah sebagaimana Firman-Nya:
“
..maka wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah
memelihara (mereka).” (An-Nisa’: 34)
Adapun kriteria pertama dan ciri-ciri shalihah; Imam As-Sindi mengatakan dalam bukunya Khasyiah Sunan Nasai juz 6 hal 377: “Menyenangkan
bila dipandang itu artinya indahnya penampilan secara dzahir serta
akhlaq yang mulia. Juga terus menerus menyibukkan diri dalam taat dan
bertaqwa kepada Allah.”
Banyak hal yang dapat
menyenangkan hati suami, diantaranya: penampilan diri agar enak
dipandang, dan berbicara dengan menggunakan tutur yang menyenangkan
serta dalam hal pengaturan rumah mampu menciptakan suasana bersih dan
nyaman.
a. Penampilan Diri
Umumnya
suami lebih sering keluar rumah untuk menunaikan tugasnya apakah itu
bekerja mencari nafkah ataukah berdakwah, sementara kita tahu keadaan
di luar, sangat mudah sekali pandangan mata menjumpai wanita yang
berpakaian minim dan menyebarkan aroma wewangian. Sekalipun seorang
istri percaya suaminya akan berusaha memalingkan wajah dan menundukkan
pandangannya karena takut dosa, namun laki-laki yang normal mungkin
dapat tergoda melihat aurat yang haram tersebut. Diakui atau tidak, hal
ini sangat mungkin terjadi.
Bagaimana seandainya istri
merasa tidak perlu untuk tampil cantik dihadapan suami dengan alasan
tidak adanya waktu karena telah tersibukkan dengan anak dan urusan
rumah, apalagi bila tidak ada pembantu. Sehingga dengan penampilan
seenaknya dan terkadang (maaf) menyebarkan aroma yang kurang sedap ketika menyambut suaminya yang baru datang dari luar.
Berpakaian
model apapun yang diingini dan disenangi suami dibolehkan dalam
syariat islam dan tidak ada batasan aurat antara istri dan suaminya.
Dandanan yang memikat dan aroma parfum yang harum akan menjaga dan
memagari suami dari maksiat. Mata suami akan tertutup dari melihat
pemandangan haram di luar rumah bila mata itu dipuaskan oleh istrinya
dalam rumah. Jika istri tidak dapat memuaskan atau menyenangkan suami
sehingga suaminya sampai jatuh dalam kemaksiatan (tertarik melihat
pemandangan haram di luar rumah) maka berarti si istri turut berperan
membantu suaminya bermaksiat kepada Allah.
b. Berbicara yang Enak
Pada
saat suami istri duduk-duduk sambil berbincang tentang barbagai hal,
hendaknya istri memlilih ucapan yang baik dengan tutur kata yang indah
dan lembut serta sedapat mungkin menghindari pembicaraan yang tidak
disukai oleh suami. Demikian pula ketika suami berbicara istri
sebaiknya mendengarkan dengan penuh perhatian dan tidak memotong
pembicaraan suami.
c. Pengaturan Rumah
Penting
juga diperhatikan penataan rumah yang baik, bersih dari najis dan
terhindar dari aroma yang kurang sedap. Walhasil, ciptakan suasana
rumah yang menjadikan suami betah berada di dalamnya. Untuk membuat
penampilan lebih menarik tidak harus dengan wajah yang cantik, demikian
juga untuk membuat rumah bersih dan rapih tidak harus dengan harga yang
mahal. Insya Allah semuanya bisa dilaksanakan dengan mudah selama ada
keinginan dan diniatkan ikhlas untuk mencari ridha Allah. Bukankah
segala sesuatu yang baik itu akan bernilai ibadah bila diniatkan hanya
untuk Allah?
Disalin dari: http://alghuroba.org/istri2.php
Sumber:http://samuderailmu.wordpress.com/2008/03/11/istri-shalihah-penyejuk-hati/