Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود
الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل
ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ
بالخير من الريح المرسَلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi
di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap
malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)
Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu:
كان النبي صلى الله عليه وسلم أشجع الناس وأجود الناس
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307)
Namun bulan Ramadhan merupakan momen yang
spesial sehingga beliau lebih dermawan lagi. Bahkan dalam hadits,
kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat
ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana
angin yang berhembus cepat. Dalam hadits juga angin diberi sifat
‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki
nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus
sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus
terus-menerus. Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani
dalam Fathul Baari.
Oleh karena itu, kita yang mengaku
meneladani beliau sudah selayaknya memiliki semangat yang sama. Yaitu
semangat untuk bersedekah lebih sering, lebih banyak dan lebih
bermanfaat di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan lainnya.
Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan
Salah satu sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi
teladan untuk lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadhan
adalah karena bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di
bulan lainnya. Diantara keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah:
1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jaminan surga.
Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah
yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Sebagaimana
dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:
كل عمل ابن آدم له الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال عز و جل : إلا الصيام فإنه لي و أنا الذي أجزي به
“Setiap amal manusia akan diganjar
kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla
berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan
membalasnya.’” (HR. Muslim no.1151)
Dan sedekah, telah kita ketahui
keutamaannya. Kemudian shalat malam, juga merupakan ibadah yang agung,
jika didirikan di bulan Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang
telah lalu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه
“Orang yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759)
Ketiga amalan yang agung ini terkumpul di
bulan Ramadhan dan jika semuanya dikerjakan balasannya adalah jaminan
surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إن في الجنة غرفا يرى ظاهرها من باطنها
وباطنها من ظاهرها أعدها الله لمن ألان الكلام وأطعم الطعام وتابع الصيام
وصلى بالليل والناس نيام
“Sesungguhnya di surga terdapat
ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian
dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang
yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala
kebanyakan manusia tidur.” (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946)
2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.
Kita telah mengetahui betapa besarnya
pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa
kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih lebih
berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini bisa terjadi dengan sedekah, yaitu
dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من فطر صائما كان له مثل أجره ، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا
“Orang yang memberikan hidangan
berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan
pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)
Padahal hidangan berbuka puasa sudah
cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan hanya segelas air, sesuatu
yang mudah dan murah untuk diberikan kepada orang lain.
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبات فعلى تمرات فإن لم تكن حسا حسوات من ماء
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika
tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka
dengan beberapa teguk air.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 696)
Betapa Allah Ta’ala sangat pemurah kepada
hamba-Nya dengan membuka kesempatan menuai pahala begitu lebarnya di
bulan yang penuh berkah ini.
3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.
Salah satu keutamaan bersedekah di bulan
Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan
untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk sedekah. Tidak dapat dipungkiri
bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa
mengajak manusia meninggalkan kebaikan, setan berkata:
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (Qs. Al A’raf: 16)
Sehingga manusia enggan dan berat untuk
beramal. Namun di bulan Ramadhan ini Allah mudahkan hamba-Nya untuk
berbuat kebaikan, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة ، وغلقت أبواب النار ، وصفدت الشياطين
“Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)
Dan pada realitanya kita melihat sendiri
betapa suasana Ramadhan begitu berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang
bersemangat melakukan amalan kebaikan yang biasanya tidak ia lakukan di
bulan-bulan lainnya. Subhanallah.
Adapun mengenai apa yang diyakini oleh
sebagian orang, bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadhan
diganjar pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib diganjar
dengan 70 kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan Ramadhan,
keyakinan ini tidaklah benar. Karena yang mendasari keyakinan ini adalah
hadits yang lemah, yaitu hadits:
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه
ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، و قيام ليله تطوعا ، و من
تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، و من أدى فريضة كان
كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، و هو شهر الصبر و الصبر ثوابه الجنة ، و
شهر المواساة ، و شهر يزاد فيه رزق المؤمن ، و من فطر فيه صائما كان مغفرة
لذنوبه ، و عتق رقبته من النار ، و كان له مثل أجره من غير أن ينتقص من
أجره شيء قالوا : يا رسول الله ليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال : يعطي
الله هذا الثواب من فطر صائما على مذقة لبن ، أو تمرة ، أو شربة من ماء ، و
من أشبع صائما سقاه الله من الحوض شربة لايظمأ حتى يدخل الجنة ، و هو شهر
أوله رحمة و وسطه مغفرة و آخره عتق من النار ،
“Wahai manusia, telah datang kepada
kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu
malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1000 bulan. Allah
menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan
menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu’). Barangsiapa
(pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan,
ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain.
Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah
mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan
kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia (juga) bulan
tolong-menolong, di mana di dalamnya rezki seorang Mukmin bertambah
(ditambah). Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan buka kepada seorang
yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas
dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala
seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang
berpuasa (itu) sedikitpun.” Kemudian para Sahabat berkata, “Wahai
Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan
sebagai buka orang yang berpuasa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang
memberikan buka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu.
Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah
(ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah (no. 1887) dan Al Ash-habani dalam At Targhib (178). Hadits ini didhaifkan oleh para pakar hadits seperti Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib(2/115), juga oleh Dhiya Al Maqdisi di Sunan Al Hakim (3/400), bahkan dikatakan oleh Al Albani hadits ini Munkar, dalam Silsilah Adh Dhaifah (871).
Ringkasnya, walaupun tidak terdapat
kelipatan pahala 70 kali lipat pahala ibadah wajib di luar bulan
Ramadhan, pada asalnya setiap amal kebaikan, baik di luar maupun di
bulan Ramadhan akan dilipatgandakan oleh Allah 10 sampai 700 kali lipat.
Berdasarkan hadits:
إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك
فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم بها
فعملها كتبها الله له عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى أضعاف كثيرة
“Sesungguhnya Allah mencatat setiap
amal kebaikan dan amal keburukan.” Kemudian Rasulullah menjelaskan:
“Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya, Allah
mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna. Orang yang meniatkan
sebuah kebaikan, lalu mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10
sampai 700 kali lipat banyaknya.” (HR. Muslim no.1955)
Oleh karena itu, orang yang bersedekah di
bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali lipat
karena sedekah adalah amal kebaikan, kemudian berdasarkan Al A’raf ayat
16 khusus amalan sedekah dilipatkan-gandakan lagi sesuai kehendak Allah.
Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai keutamaan sedekah. Lalu
jika ia mengiringi amalan sedekahnya dengan puasa dengan shalat malam,
maka diberi baginya jaminan surga. Kemudian jika ia tidak terlupa untuk
bersedekah memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang yang berpuasa,
maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah lagi dengan pahala
orang yang diberi sedekah. Jika orang yang diberi hidangan berbuka
puasa lebih dari satu maka pahala yang didapat lebih berlipat lagi.
Subhanallah…
Ayo jangan tunda lagi…
***
Penulis: Yulian Purnama
Artikel www.muslim.or.id
Penulis: Yulian Purnama
Artikel www.muslim.or.id