Oleh: Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhaliy
Ingatlah apa yang akan terjadi setelah kematian berupa fitnah kubur, yaitu pertanyaan dua malaikat Munkar dan Nakir kepada semua yang telah mati, sama saja ia di kebumikan dalam kubur, dimakan binatang-binatang buas, dibawa terbang oleh burung, atau dibawa terpencar oleh angin ke segala penjuru dan lautan. Tidak boleh tidak, ia harus mendapatkan pertanyaan tentang Rabb, Dien, dan Rasul, maka siapkanlah jawaban untuk pertanyaan itu wahai saudaraku, perhitungkanlah baik-baik fitnah kubur ini, sebab sesungguhnya tidak ada tempat lari dan mengelak darinya, ketika itu Alloh Ta’ala meneguhkan orang-orang yang beriman dengan perkataan tsabit (teguh) dan Alloh menyesatkan orang-orang yang zhalim. Semoga Alloh merahmati Syaikh Al Hafizh bin Ahmad Al
Hakamiy yang telah mengungkapkan makna ini dalam syairnya:
Sesungguhnya setiap kita dimanapun akan ditanya
Tentang Rabb, Dien dan Rasul
Ketika itu Al Muhaimin mengokohkan
Dengan perkataan tsabit orang-orang beriman
Menjadi yakin orang yang ragu tatkala itu
Bahwasanya tempat kembalinya kebinasaan
Jika
engkau hendak menelaah perincian fitnah itu-semoga Alloh menyelamatkan
kita darinya-agar engkau mendapatkan tambahan nasehat, peringatan, rasa
takut, khusyu’ dan persiapan diri, maka dengarkanlah-semoga Alloh
meneguhkanmu dan memberimu hidayah- kepada riwayat Imam Ahmad rahimahullah dari Al Barra’ bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu yang berkata:
“Kami
keluar bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam membawa jenazah
seorang dari kaum Anshar hingga akhirnya kami sampai ke kubur. Ketika ia
dimasukkan ke liang lahat, maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam
duduk, kamipun duduk di sekeliling Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam
seolah di kepala kami ada burung, sedangkan ditangan Beliau Shalallahu
‘alaihi wassalam ada ranting yang ditusuk-tusukkannya ke tanah.
Kemudian
Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam mengangkat kepala seraya bersabda:
“Mohonlah perlindungan dari azab kubur!! (Beliau Shalallahu ‘alaihi
wassalam mengucapkannya dua atau tiga kali), Sesungguhnya seorang hamba
yang mukmin jikalau akan terputus dari dunia menuju akhirat, maka para
malaikat turun dari langit menuju kepadanya dengan wajah putih seolah
wajah mereka itu matahari sambil membawa kafan surga dan wewangian surga
lalu mereka duduk sepanjang mata memandang,kemudian datang malaikat
maut lalu duduk di bagian kepalanya seraya berkata,
‘Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju maghfirah dan keridhaan Alloh’.
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Maka iapun keluar laksana
cucuran air keluar dari mulut alat penyiraman, lalu malaikat maut
mengambilnya, tatkala malaikat maut telah mengambilnya maka para
malaikat tidak membiarkan jiwa itu di tangannya sekejap matapun namun
diambilnya dan dimasukkan ke dalam kafan dan wewangian tersebut, tercium
dari jiwa itu wangi kesturi terharum yang didapatkan di muka bumi,
mereka membawanya naik sehingga tidaklah mereka melewati sekelompok
malaikat melainkan mereka berkata, ‘Apa bau wangi ini??’, maka yang
membawanya berkata, ‘Fulan bin Fulan’ (dengan nama terbaiknya didunia).
Sampai
mereka tiba dilangit dunia, pembawanya meminta untuk dibukakan baginya
(pintu), maka dibukakan baginya dan ia di antar oleh setiap penjaga
langit ke langit yang setelahnya sehingga berakhir di langit ketujuh,
maka Alloh Ta’ala berfirman: “Tulislah catatan amal hamba-Ku di Illiyyin
dan kembalikan ke bumi, sebab sesungguhnya dari sanalah Aku telah
menciptakan mereka, kepadanya Aku mengembalikan mereka, serta darinya
Aku akan mengeluarkan mereka pada kali yang lain.”
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Maka ruhnya dikembalikan ke
jasadnya, lalu ia didatangi oleh dua malaikat yang duduk didekatnya
sambil mengajukan pertanyaan, ‘Siapakah Rabbmu?, Ia menjawab, ‘Alloh
Rabbku’, Keduanya bertanya, ‘Apa Dienmu?, Ia menjawab, ‘Dienku Islam’,
Keduanya bertanya, ‘Siapa laki-laki yang telah diutus kepada kalian
itu?, Ia menjawab, ‘Beliau adalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wassalam’.
Maka
malaikat bertanya, ‘Bagaimana amalanmu?’, Ia menjawab, ‘Saya telah
membaca kitab Alloh maka saya beriman kepadanya dan membenarkannya’,
maka terdengar seruan: “Hamba-Ku telah benar, maka berikan ia hamparan
surga, pakaikan pakaian surga, dan bukakan baginya pintu ke surga”.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “ Maka ia mendapatkan
tiupan angin sepoi surga dan wanginya, serta dilapangkan kuburnya
sepanjang mata memandang.
Kemudian
ia didatangi oleh seseorang yang berwajah tampan, berpakaian indah dan
harum mewangi seraya berkata, ‘Gembiralah dengan kesenanganmu, inilah
hari yang dahulu dijanjikan kepadamu’, maka ia berkata kepadanya,
‘Siapakah engkau gerangan yang wajahmu membawa kebaikan??’ Diapun
menjawab, ‘Sayalah amalanmu yang shalih’, Ia berkata, ‘Rabb! Tegakkanlah
kiamat sehingga saya dapat kembali berkumpul dengan keluarga dan apa
yang diberikan bagiku.’
Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sedangkan sesungguhnya hamba
yang kafir, jikalau akan terputus dari dunia dan menuju akhirat, turun
dari langit para malaikat kepadanya dengan wajah hitam sambil membawa
kain kasar, lalu mereka duduk di dekatnya sepanjang mata memandang,
kemudian menghadaplah Malakul maut hingga duduk di bagian kepalanya
seraya berkata, ‘Hai jiwa yang buruk, keluarlah menuju murka Alloh’.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Malakul maut menggerayangi
dengan kasar jasadnya, lalu mencabutnya seperti mencabut besi penusuk
daging bakar dari wol basah.
Malakul
maut mengambilnya, ketika dia mengambilnya maka para malaikat tidak
menunggu sekejap mata lalu diambil dari tangan Malakul maut dan
dimasukkan ke kain kasar itu, keluar darinya bau sangat busuk seperti
bau bangkai terbusuk dimuka bumi. Mereka membawanya naik sehingga
tidaklah mereka membawanya melewati suatu kelompok malaikat melainkan
para malaikat itu berkata, ‘Apa ruh yang busuk ini??’ Malaikat yang
membawa menjawab, ‘fulan bin fulan’ (dengan namanya yang terburuk di
dunia). Sampai tiba dilangit dunia, maka dimintakan untuk dibuka (pintu)
namun tidak dibukakan baginya. Lalu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wassalam membaca ayat:
“Sekali-kali
tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula)
mereka masuk surga, hingga unta bisa masuk ke lubang jarum.” (QS. Al A’raf:40)
Maka Alloh berfirman: “Tulislah catatannya di sijjin bumi yang terendah”,lalu ruhnya dilempar begitu saja, Rasulullah membaca ayat:
“Barangsiapa
mempersekutukan sesuatu dengan Alloh, maka adalah ia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat
yang jauh.” (QS. Al Hijj:31)
Ruhnya
dikembalikan ke jasadnya, lalu dua malaikat datang mendudukannya seraya
berkata, ‘Siapa Rabbmu?’, Ia menjawab, ‘Ah..ah….saya tidak tahu’,
Keduanya bertanya, ‘Apa Dienmu?, Ia menjawab, ‘Ah…ah….saya tidak tahu’,
Keduanya bertanya, ‘Siapakh lelaki yang diutus kepada kalian itu?, Ia
menjawab, ‘Ah…ah…saya tidak tahu’, maka terdengar seruan dari langit,
“Dia dusta, berikan dia tikar dari neraka dan bukakan baginya pintu
neraka, maka ia didatangi oleh panas api neraka dan anginnya,
disempitkan baginya kubur sehingga terjepit saling bertaut tulang
rusuknya.
Kemudian
ia didatangi oleh seorang laki-laki berupa jelek, berpakaian buruk, dan
berbau busuk seraya berkata, ‘Bergembiralah dengan kesengsaraanmu,
inilah harimu yang dahulu diancamkan’, ia berkata, ‘Siapa engkau,
wajahmu membawa keburukan??’ Dia menjawab, ‘Akulah amalmu yang buruk’,
ia berkata, ‘Wahai Rabb, janganlah Engkau menegakkan hari Kiamat’.”
Dalam sebuah riwayat tentang kisah seorang mukmin (tambahan ini dari Musnad Imam Ahmad juz IV hal.296 dari Al Barra’)
“Sehingga
jika ruhnya telah keluar, maka semua malaikat yang ada di antara langit
dan bumi juga semua malaikat yang ada di langit bershalawat baginya,
dibukakan baginya pintu-pintu langit, serta semua penjaga pintu berdoa
memohon kepada Alloh Ta’ala untuk menaikkan ruhnya dari arah mereka.”
Dalam riwayat lain tentang kisah orang yang kafir (Tambahan ini di dalam Musnad juz IV hal 296 dan Sunnan Abi Dawud juz IV kitab Sunnah no. 4753)
“Lalu
didatangkan kepadanya seorang yang buta, bisu dan tuli membawa sebuah
pentungan yang andaikan dipukulkan dengannya sebuah gunung maka ia akan
menjadi rata dengan tanah, malaikat itu memukulnya sekali pukulan hingga
hancur menjadi tanah, kemudian Alloh mengembalikannya sebagaimana
semula, lalu malaikat itu kembali memukulnya sekali pukul sehingga ia
berteriak dengan teriakan yang didengarkan oleh segala sesuatu kecuali
tsaqalain (manusia dan jin).”
Al Barra’ berkata: ‘Kemudian dibukakan baginya satu pintu neraka dan dihamparkan baginya tikar neraka.
Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Majah juga meriwayatkan semisal itu.
Saya
katakan: “Sangatlah pantas bagi seluruh kaum muslimin dan muslimat untuk
mempelajari hadits yang mulia ini, lalu memikirkan apa yang
ditunjukkannya dari pemandangan kebaikan, keutamaan dan ihsan bagi
orang-orang yang melakukan hal itu juga. Demikian pula apa yang
ditunjukkannya dari pemandangan penghinaan, hukuman dan siksaan bagi
penganut kekafiran, kefasikan, dan maksiat sebagai balasan yang sempurna
berdasarkan hikmah dari Raja Diraja Sang Maha Penagih pertanggungan
jawab.
Benar,
siapa yang menghadirkan dalam ingatannya pemandangan itu di setiap waktu
dan keadaan, maka dialah manusia yang berakal dan shalih, sebab dia
akan mempersiapkan jawaban pertanyaan dan benar-benar memperhitungkan
fitnah mengerikan itu, sambil memohon kepada Rabb-nya hidayah, taufik
serta keteguhan di dunia ini dan setelah meninggalnya.
Di
kutip dari kitab “Bagaimana Seorang Muslim Mengenal Agamanya”, penulis:
Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhaliy, penerbit: Cahaya Tauhid
Press Malang
http://abuzubair.wordpress.com/2008/03/19/ujian-kubur-serta-penetapan-nikmat-dan-adzabnya/