Segala puji itu hanyalah milik Allah.
Dialah zat yang telah menyempurnakan nikmat-Nya untuk kita dan secara
berturut-turut memberikan berbagai pemberian dan anugerah kepada kita.
Semoga Allah menyanjung dan memberi keselamatan untuk Nabi kita Muhammad, keluarganya yang merupakan manusia pilihan dan semua sahabatnya yang merupakan manusia-manusia yang bertakwa seiring silih bergantinya malam dan siang.
Semoga Allah menyanjung dan memberi keselamatan untuk Nabi kita Muhammad, keluarganya yang merupakan manusia pilihan dan semua sahabatnya yang merupakan manusia-manusia yang bertakwa seiring silih bergantinya malam dan siang.
Para pembaca yang semoga selalu dirahmati
oleh Allah Ta’ala. Setelah sebelumnya kita membahas mengenai
tanda-tanda hari kiamat, yaitu kedatangan Imam Mahdi, insya Allah dalam
posting kali ini kita akan melanjutkan dengan tanda kiamat berikutnya
yaitu turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam. Semoga bermanfaat dan semakin
menguatkan keimanan kita tentang adanya hari kiamat.
Apakah Nabi Isa Telah Tiada?
Mengenai masalah ini, marilah kita simak bersama firman Allah Ta’ala berikut.
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (158)
“Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya
kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal
mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang
mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa
kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ” (QS. An
Nisa’: 157-159)
Allah Ta’ala juga berfirman,
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ
“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai
Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan
mengangkat kamu kepada-Ku.” (QS. Ali Imran: 55)
Dalam ayat di atas diceritakan oleh Allah bahwa Nabi ‘Isa tidaklah
dibunuh oleh orang-orang Yahudi. Orang Yahudi mengklaim telah
membunuhnya dan hal ini pun dibenarkan oleh orang Nashrani.
Namun yang
sebenarnya dibunuh adalah orang yang diserupakan dengannya. Sedangkan
Isa sendiri diangkat oleh Allah ke langit.
Syaikh As Sa’di ketika menjelaskan surat
Ali Imran ayat 55, beliau mengatakan, “Allah mengangkat hamba dan
Rasul-Nya yaitu ‘Isa ‘alaihis salam kepada-Nya. Kemudian Allah
menyerupakan ‘Isa dengan yang lainnya. Kemudian orang yang diserupakan
dengan Nabi ‘Isa ditangkap, dibunuh dan disalib. Mereka pun terjerumus
dalam dosa karena niat mereka adalah membunuh utusan Allah.”1
Nabi ‘Isa belumlah mati sebagaimana hal ini dikuatkan lagi dengan ayat-ayat dan hadits yang menceritakan bahwa beliau akan turun di akhir zaman sebagaimana nanti akan kami sebutkan.
Nabi ‘Isa belumlah mati sebagaimana hal ini dikuatkan lagi dengan ayat-ayat dan hadits yang menceritakan bahwa beliau akan turun di akhir zaman sebagaimana nanti akan kami sebutkan.
Ringkasnya, Isa bin Maryam belum mati. Namun beliau diangkat ke langit
dan akan turun di akhir zaman sebagai tanda datangnya kiamat kubro
(kiamat besar).
Siapakah yang Diserupakan dengan Nabi Isa?
Yang sebenarnya diserupakan dengan Nabi
Isa adalah murid beliau yang masih berusia muda dan setia padanya. Bukti
dari hal ini adalah sebuah cerita yang dibawakan oleh Ibnu ‘Abbas
radhiyallahu ‘anhuma.2 Beliau mengatakan,
“Ketika Allah ingin mengangkat Isa
-’alaihis salam- ke langit, beliau pun keluar menuju para sahabatnya dan
ketika itu dalam rumah terdapat 12 orang sahabat al Hawariyyun. Beliau
keluar menuju mereka dan kepala beliau terus meneteskan air. Lalu Isa
mengatakan, “Sesungguhnya di antara kalian ada yang mengkufuriku
sebanyak 12 kali setelah ia beriman padaku.” Kemudian Isa berkata lagi,
“Ada di antara kalian yang akan diserupakan denganku. Ia akan dibunuh
karena kedudukanku. Dia pun akan menjadi teman dekatku.” Kemudian di
antara para sahabat beliau tadi yang masih muda berdiri, lantas Isa
mengatakan, “Duduklah engkau.” Kemudian Isa kembali lagi pada mereka,
pemuda tadi pun berdiri kembali. Isa pun mengatakan, “Duduklah engkau.”
Kemudian Isa datang lagi ketiga kalinya dan pemuda tadi masih tetap
berdiri dan ia mengatakan, “Aku, wahai Isa.” “Betulkah engkau yang ingin
diserupakan denganku?” ujar Nabi Isa. Kemudian pemuda tadi diserupakan
dengan Nabi Isa. Isa pun diangkat melalui lobang tembok di rumah
tersebut menuju langit. Kemudian datanglah rombongan orang Yahudi.
Kemudian mereka membawa pemuda yang diserupakan dengan Nabi Isa tadi.
Mereka membunuhnya dan mensalibnya. Sebagian mereka pun mengkufuri Isa
sebanyak 12 kali setelah sebelumnya mereka beriman padanya. Mereka pun
terpecah menjadi tiga golongan. Kelompok pertama mengatakan, “Allah
berada di tengah-tengah kita sesuai kehendak-Nya kemudian Dia naik ke
langit.” Mereka inilah Ya’qubiyah. Kelompok kedua mengatakan, “Di
tengah-tengah kita ada anak Allah sesuai kehendak-Nya kemudian ia naik
ke langit.” Mereka inilah Nasthuriyah. Kelompok ketiga mengatakan, “Di
tengah-tengah kita ada hamba Allah dan Rasul-Nya sesuai kehendak-Nya
kemudian ia naik ke langit.” Merekalah kaum muslimin.
Kelompok pertama dan kedua yang kafir akan mengalahkan kelompok ketika
yang muslim.
Kelompok yang muslim itu pun sirna, sampai Allah mengutus
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Ibnu Katsir mengatakan bahwa hadits ini
sanadnya shahih sampai Ibnu ‘Abbas. An Nasa-i meriwayatkan hadits ini
dari Abu Kuraib dan dari Abu Mu’awiyah serta semisalnya.3
Dari riwayat ini ada beberapa faedah yang dapat kita petik:
1. Setelah Isa diangkat ke langit, ada sebagian murid Isa (al Hawariyyun) yang beriman dan sebagian lainnya kufur pada beliau.
2. Nabi Isa tidak mati dan tidak disalib, namun beliau diangkat ke
langit. Yang mati dan disalib adalah orang yang diserupakan dengan
beliau.
3. Yang dibunuh dan disalib adalah orang yang diserupakan dengan Nabi
Isa, yaitu murid beliau yang setia pada beliau dan bukan murid Isa yang
pengkhianat. Namun yang tersebar di tengah-tengah kaum muslimin bahwa
yang diserupakan dengan Isa adalah muridnya yang pengkhianat. Kami tidak
mengetahui manakah dalil yang menunjukkan hal ini. Riwayat di atas
jelas-jelas berkata lain.
4. Murid-murid Isa terpecah menjadi tiga golongan. Satu golongan beriman
yaitu meyakini bahwa Isa adalah hamba dan utusan Allah. Sedangkan dua
golongan lain kufur. Sebagian meyakini bahwa Isa adalah Allah. Dan
sebagian lainnya meyakini bahwa Isa adalah anak Allah. Yang menang
ketika itu adalah dua golongan yang kafir sedangkan golongan yang
beriman musnah sampai diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Al Qur’an Berbicara Tentang Turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman
Ayat pertama: Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ
“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat.” (QS. Az Zukhruf: 61)
Para ulama berselisih pendapat mengenai makna dhomir (kata ganti) haa’
dalam kalimat (وَإِنَّهُ). Sebagian ulama mengatakan bahwa kata ganti
haa’ di situ adalah ‘Isa bin Maryam. Sehingga makna kalimat,
“Sesungguhnya ‘Isa di antara tanda datangnya hari kiamat”. Karena
turunnya kembali Isa ke dunia adalah tanda akan fananya dunia dan akan
datangnya kehidupan akhirat. Demikian penjelasan dari Ibnu Jarir Ath
Thobari4. Kemudian setelah itu Ibnu Jarir membawakan beberapa perkataan
ulama pakar tafsir tentang tafsiran ayat di atas.
Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud ayat tersebut adalah turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihis salam.
Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud ayat tersebut yaitu di antara
tanda datangnya hari kiamat adalah turunnya Isa bin Maryam sebelum hari
kiamat.
Qotadah mengatakan tentang maksud ayat tersebut adalah turunnya Isa bin Maryam merupakan di antara tanda hari kiamat.
As Sudi, Adh Dhohak, dan Ibnu Zaid mengatakan perkataan yang serupa.5
Ayat kedua: Firman Allah Ta’ala,
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab,
kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari
kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa’:
159)
Mengenai ayat di atas terdapat dua tafsiran di kalangan pakar tafsir.
Tafsiran pertama: “… kecuali akan beriman
kepadanya (Isa) sebelum kematiannya”, yang dimaksud sebelum kematiannya
adalah sebelum kematian Isa. Maksudnya adalah sebagaimana penjelasan
Ibnu
Jarir Ath Thobari, “Mereka seluruhnya akan membenarkan Nabi Isa
ketika ia turun ke dunia untuk membunuh Dajjal. Sehingga ketika itu
agama hanya ada satu yaitu agama Islam yang lurus, agama Ibrahim.”6
Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah sebelum kematian Isa bin Maryam.
Abu Malik mengatakan bahwa yang dimaksud adalah ketika Isa bin Maryam turun, yaitu tidak ada satu pun ahli kitab yang tersisa kecuali mereka akan beriman pada Nabi Isa.
Abu Malik mengatakan bahwa yang dimaksud adalah ketika Isa bin Maryam turun, yaitu tidak ada satu pun ahli kitab yang tersisa kecuali mereka akan beriman pada Nabi Isa.
Al Hasan mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah sebelum kematian Isa
dan -demi Allah- Isa saat
ini masih hidup, berada di sisi Allah. Ketika
beliau turun lagi ke bumi, semua pasti akan mengimani beliau.
Qotadah mengatakan maksud ayat ini adalah sebelum kematian Isa dan jika
beliau turun ke muka bumi, semua agama akan beriman pada beliau.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa ketika Isa bin Maryam turun lagi ke bumi, ia
akan membunuh Dajjal. Lalu tidak akan tersisa lagi seorang pun Yahudi
kecuali akan beriman padanya.
Ath Thobari mengatakan, “Jika Isa turun ke muka bumi, maka orang Yahudi akan beriman padanya.”
Tafsiran kedua: “… kecuali akan beriman
kepadanya (Isa) sebelum kematiannya”, yang dimaksud adalah sebelum
kematian ahli kitab tersebut.
Ibnu Jarir Ath Thobari menjelaskan, “Setiap orang yang didatangi maut
(kematian), jiwanya tidak akan lepas sampai jelas padanya kebenaran dari
kebatilan yang ada dalam agamanya.”
Ibnu ‘Abbas mengatakan tentang maksud ayat di atas bahwa tidaklah
seorang Yahudi itu mati kecuali mereka akan beriman kepada Isa.
Ibnu ‘Abbas juga mengatakan bahwa tidaklah seorang Yahudi itu mati
kecuali ia akan bersaksi bahwa Isa adalah hamba dan utusan Allah,
walaupun ia dalam keadaan diancam dengan pedang.
Mujahid mengatakan tentang maksud ayat di atas bahwa setiap ahli kitab
akan beriman kepada Isa sebelum kematian ahli kitab tersebut.7
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
menjelaskan bahwa menurut tafsiran ini, setiap ahli kitab yang akan
didatangi maut (kematian), ia telah jelas kebenaran sebenarnya. Ia pun
akan beriman pada Isa ‘alaihis salam, akan tetapi iman ketika itu
tidaklah manfaat karena itu hanyalah iman karena terpaksa. Maka maksud
ayat ini adalah sebagai ancaman bagi ahli kitab bahwa mereka akan
menyesal sebelum kematian mereka. Bagaimanakah lagi nasib mereka pada
saat dibangkitkan pada hari kiamat nanti?!8
Di antara dua tafsiran di atas yang lebih tepat adalah tafsiran pertama. Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
“Tidak ragu lagi bahwa pendapat (tafsiran pertama) itulah yang lebih tepat. Karena tafsiran ini adalah maksud dari konteks ayat sebelumnya yang membicarakan mengenai keyakinan Yahudi bahwa mereka telah membunuh Isa dan menyalibnya. Orang-orang Nashrani yang jahil pun membenarkan hal ini. Lalu Allah memberitahukan bahwa keadaan senyatanya adalah tidak demikian. Sesungguhnya yang dibunuh adalah yang diserupakan dengan Isa dan mereka tidak mengetahui hal ini. Allah mengabarkan bahwa Isa akan diangkat ke langit, beliau masih hidup dan akan turun sebelum hari kiamat sebagaimana diceritakan dalam banyak hadits (hadits mutawatir).”9
“Tidak ragu lagi bahwa pendapat (tafsiran pertama) itulah yang lebih tepat. Karena tafsiran ini adalah maksud dari konteks ayat sebelumnya yang membicarakan mengenai keyakinan Yahudi bahwa mereka telah membunuh Isa dan menyalibnya. Orang-orang Nashrani yang jahil pun membenarkan hal ini. Lalu Allah memberitahukan bahwa keadaan senyatanya adalah tidak demikian. Sesungguhnya yang dibunuh adalah yang diserupakan dengan Isa dan mereka tidak mengetahui hal ini. Allah mengabarkan bahwa Isa akan diangkat ke langit, beliau masih hidup dan akan turun sebelum hari kiamat sebagaimana diceritakan dalam banyak hadits (hadits mutawatir).”9
Ayat ketiga: Firman Allah Ta’ala,
فَإِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنْتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَنْ يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ
“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang
kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga
apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah
itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang
berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan
membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan
sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah,
Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. ” (QS. Muhammad: 4)
Al Baghowi menjelaskan salah satu tafsiran ayat di atas, “Mereka
mengalahkan orang-orang musyrik dengan membunuh dan memenjara mereka
sampai seluruh agama yang ada memeluk Islam. Seluruh agama akhirnya
milik Allah. Dan setelah itu tidak ada lagi jihad dan tidak ada lagi
peperangan. Hal ini terjadi ketika turunnya Isa bin Maryam (di akhir
zaman).”10
Hadits yang Berbicara Tentang Turunnya Isa bin Maryam
Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Katsir,
hadits yang membicarakan mengenai turunnya Nabi Isa di akhir zaman
adalah hadits yang mutawatir (mutawatir makna) yaitu terdiri dari banyak
hadits dan membicarakan satu maksud yaitu bahwa Nabi Isa akan turun
menjelang hari kiamat.11
Dalam kesempatan yang lain, Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,
“Hadits-hadits tersebut (yang membicarakan turunnya Isa di akhir zaman,
pen) adalah hadits yang mutawatir dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dari riwayat Abu Hurairah, Ibnu Mas’ud, Utsman bin Abil ‘Ash,
Abu Umamah, An Nawas bin Sam’an, Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Mujammi’
bin Jariyah, Abu Sarihah, dan Hudzaifah bin Usaid.”12
Di antara bukti dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu dari Abu Hurairah, beliau bersabda,
« وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً ، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا » . ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ ( وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا )
“Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya.
Sebentar lagi Isa bin Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai
hakim yang adil. Beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi,
menghapus jizyah (upeti)13, harta semakin banyak dan semakin berkah
sampai seseorang tidak ada yang menerima harta itu lagi (sebagai
sedekah, pen), dan sujud seseorang lebih disukai daripada dunia dan
seisinya.” Abu Hurairah lalu mengatakan, “Bacalah jika kalian suka:
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab,
kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari
kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa’:
159)”14
Dari Jabir bin ‘Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ – قَالَ – فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم- فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا. فَيَقُولُ لاَ. إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ. تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الأُمَّةَ
“Akan senantiasa ada segolongan dari
umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan
hingga hari kiamat.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan,
“Kemudia Isa bin Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka
tadi mengatakan pada Isa, “Jadilah imam shalat bersama kami.” “Tidak.
Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin bagi yang lain.
Allah betul-betul telah memuliakan umat ini”, jawab Isa.”15
Dan masih banyak sekali hadits-hadits yang membicarakan mengenai hal ini, bahkan sampai derajat mutawatir (jalur yang sangat banyak). Insya Allah akan dipaparkan lagi ketika penjelasan ciri-ciri Isa bin Maryam dan misinya ketika turun kembali ke muka bumi.
Dan masih banyak sekali hadits-hadits yang membicarakan mengenai hal ini, bahkan sampai derajat mutawatir (jalur yang sangat banyak). Insya Allah akan dipaparkan lagi ketika penjelasan ciri-ciri Isa bin Maryam dan misinya ketika turun kembali ke muka bumi.
Berita Turunnya Isa di Akhir Zaman Menjadi Konsensus Para Ulama
Di samping beberapa ayat Al Qur’an dan
hadits membenarkan bahwa Isa bin Maryam akan turun di akhir zaman,
turunnya beliau ke muka bumi juga didasari pada ijma’ (konsensus atau
kesepakatan) ulama. Yang menyelisihi pendapat ini hanyalah orang yang
“nyleneh” perkataannya dan tidak perlu dianggap.
As Safarini mengatakan, “Umat Islam telah sepakat bahwa Isa betul-betul
akan turun kembali dan tidak ada satu pun yang menyelisihi pendapat ini.
Yang mengingkari hal ini hanyalah para filosof dan kelompok yang
menyimpang. Mereka-mereka ini sebenarnya tidak perlu dianggap
perkataannya.
Para ulama telah menyepakati hal ini dan mereka yakini
bahwa Isa akan berhukum dengan syariat Muhammad dan bukan membawa ajaran
baru yang berdiri sendiri ketika ia turun dari langit.”16
Setelah pemaparan berbagai dalil tadi,
maka hal ini menunjukkan bahwa turunnya Nabi Isa ke muka bumi setelah
sebelumnya diangkat ke langit adalah suatu keniscayaan. Sehingga
orang-orang yang menafikan dan tidak meyakini hal ini sangat jauh dari
kebenaran.
Demikian pembahasan kami dalam serial
pertama. Insya Allah dalam kesempatan berikutnya, kami akan mengangkat
mengenai ciri-ciri Isa bin Maryam dan misinya ketika turun di muka bumi.
Semoga Allah memudahkan hal ini. Semoga Allah memberikan pemahaman dan keyakinan yang mantap untuk menyongsong hari kiamat yang semakin dekat menghampiri kita.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Semoga Allah memudahkan hal ini. Semoga Allah memberikan pemahaman dan keyakinan yang mantap untuk menyongsong hari kiamat yang semakin dekat menghampiri kita.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.com
Diselesiakan di Panggang-Gunung Kidul, 30 Muharram 1431 H
Artikel Rumaysho.com
Diselesiakan di Panggang-Gunung Kidul, 30 Muharram 1431 H
Referensi:
1. Al Minhaj Syarh Shahih Muslim,Yahya bin Syarf An Nawawi, Dar Ihya’ At Turots.
2. Al Yaumull Akhir (1) – Al Qiyamatush Shugro wal ‘Alamatu Qiyamatul Qubro, Dr. ‘Umar Sulaiman Al Asyqor, Darun Nafais.
3. Asyrotus Saa’ah, ‘Abdullah bin Sulaiman Al Ghofili, Mawqi’ Al Islam.
4. Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Musthofa bin Al ‘Adawi, Darul Fawa-id & Darul Ibni Rojab, cetakan pertama, tahun 1427 H.
5. Jaami’ Al Bayan fii Ta’wilil Qur’an (Tafsir Ath Thobari), Ibnu Jarir Ath Thobari, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H.
6. Ma’alimut Tanzil (Tafsir Al Baghowi), Al Husain bin Mas’ud Al Baghowi, Dar Thoyibah, 1409 H.
7. Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Darul Qurthubah.
8. Taisir Al Karimir Rahman fii Tafsir Kalamil Mannan, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H.
2. Al Yaumull Akhir (1) – Al Qiyamatush Shugro wal ‘Alamatu Qiyamatul Qubro, Dr. ‘Umar Sulaiman Al Asyqor, Darun Nafais.
3. Asyrotus Saa’ah, ‘Abdullah bin Sulaiman Al Ghofili, Mawqi’ Al Islam.
4. Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Musthofa bin Al ‘Adawi, Darul Fawa-id & Darul Ibni Rojab, cetakan pertama, tahun 1427 H.
5. Jaami’ Al Bayan fii Ta’wilil Qur’an (Tafsir Ath Thobari), Ibnu Jarir Ath Thobari, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H.
6. Ma’alimut Tanzil (Tafsir Al Baghowi), Al Husain bin Mas’ud Al Baghowi, Dar Thoyibah, 1409 H.
7. Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Darul Qurthubah.
8. Taisir Al Karimir Rahman fii Tafsir Kalamil Mannan, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H.
Footnote:
1 Taisir Al Karimir Rahman, hal. 132.
2 Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim
(4/1110), An Nasa-i dalam tafsirnya (611), dan Ath Thobari (34066).
Syaikh Musthofa Al ‘Adawi dalam Shahih Tafsir Ibni Katsir (1/559)
mengatakan bahwa sanad riwayat ini hasan.
3 Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/336-337.
4 Tafsir Ath Thobari, 21/631.
5 Lihat Tafsir Ath Thobari, 21/631-632.
6Tafsir Ath Thobari, 9/379.
7 Lihat dua tafsiran ini di Tafsir Ath Thobari, 9/379-383.
8 Lihat Taisir Al Karimir Rahman, hal. 213.
9 Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/244-245.
10 Ma’alimut Tanzil, 7/279-280.
11 Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/244-245.
12 Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/363
13 An Nawawi menjelaskan, “Maksudnya,
jizyah tidak akan diterima lagi. Dan tidak akan diterima dari orang
kafir kecuali Islam. Dengan sekedar menyerahkan jizyah, maka itu
tidaklah cukup. Yang diterima hanyalah Islam atau dibunuh.” (Al Minhaj
Syarh Shahih Muslim, 2/190)
14 HR. Bukhari no. 3448 dan Muslim no. 155.
15 HR. Muslim no. 156
16 Lawami’ul Anwar Al Bahiyah, 1/94-95. Dinukil dari Asyrotus Saa’ah, 1/150.
————————————————————————————————
Segala puji Allah, Rabb pemberi berbagai nikmat. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Ketika menjelaskan tanda-tanda datangnya
kiamat kubro (kiamat besar), kami pernah menjelaskan mengenai
kedatangan Imam Mahdi dan turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam. Pada kesempatan kali ini, kami akan merampungkan pembahasan mengenai turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam
di akhir zaman yang di mana pembahasan ini sudah lama terlewatkan. Yang
akan kami lanjutkan adalah mengenai ciri-ciri Nabi Isa serta visi dan
misinya di kala ia turun di akhir zaman. Semoga bermanfaat.
Ciri-Ciri Nabi Isa ‘alaihis salam
Ciri-ciri ‘Isa bin Maryam telah disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-hadits berikut ini.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَأَيْتُ عِيسَى وَمُوسَى
وَإِبْرَاهِيمَ ، فَأَمَّا عِيسَى فَأَحْمَرُ جَعْدٌ عَرِيضُ الصَّدْرِ ،
وَأَمَّا مُوسَى فَآدَمُ جَسِيمٌ سَبْطٌ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ الزُّطِّ
“(Saat aku diisra’kan), aku melihat
‘Isa dan Musa serta Ibrahim ‘alahimis salam. Adapun ‘Isa, dia adalah
laki-laki yang kulitnya kemerahan, tegap dan dadanya bidang sedangkan
Musa adalah orang yang kurus (tinggi) seperti kebanyakan laki-laki dari
Sudan (Afrika)“. (HR. Bukhari no. 3438)
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَهُ
نَبِىٌّ – يَعْنِى عِيسَى – وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ
فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ
مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ
فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى الإِسْلاَمِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ
الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللَّهُ فِى زَمَانِهِ
الْمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ الإِسْلاَمَ وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ
فَيَمْكُثُ فِى الأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّى
عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ
“Tidak ada nabi (yang hidup) antara
masaku dan ‘Isa. Sungguh, kelak ia akan turun, jika kalian melihatnya
maka kenalilah. Ia adalah seorang laki-laki yang sedang (tidak tinggi
dan tidak terlalu pendek), berkulit merah keputih-putihan, beliau
memakai di antara dua kain berwarna sedikit kuning[1].
Seakan rambut kepala beliau menetes meski tidak basah. Beliau akan
memerangi manusia hingga mereka masuk ke dalam Islam, beliau akan
menghancurkan salib, membunuh babi dan menghapus jizyah (upeti). Pada
masa beliau, Allah akan membinasakan semua agama selain Islam, Isa akan
membunuh Dajjal, dan beliau akan tinggal di muka bumi selama empat
puluh tahun. Setelah itu ia meninggal dan kaum muslimin menshalatinya.” (HR. Abu Daud no. 4324 dan Ahmad 2/437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
« عُرِضَ عَلَىَّ الأَنْبِيَاءُ
فَإِذَا مُوسَى ضَرْبٌ مِنَ الرِّجَالِ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ شَنُوءَةَ
وَرَأَيْتُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – فَإِذَا
أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ بِهِ شَبَهًا عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ وَرَأَيْتُ
إِبْرَاهِيمَ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِ فَإِذَا أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ
بِهِ شَبَهًا صَاحِبُكُمْ – يَعْنِى نَفْسَهُ – وَرَأَيْتُ جِبْرِيلَ –
عَلَيْهِ السَّلاَمُ – فَإِذَا أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ بِهِ شَبَهًا
دِحْيَةُ ». وَفِى رِوَايَةِ ابْنِ رُمْحٍ « دِحْيَةُ بْنُ خَلِيفَةَ ».
“Ditampakkan kepadaku para nabi,
ternyata Musa adalah salah satu jenis laki-laki seperti laki-laki bani
Syanu’ah. Aku melihat Isa bin Maryam ‘alaihis salam, ternyata beliau
mirip dengan orang yang telah aku lihat memiliki kemiripan dengannya,
yaitu ‘Urwah bin Mas’ud. Aku pun melihat Ibrahim ‘alaihis salam,
ternyata dia mirip dengan orang yang aku lihat memiliki kemiripan
dengannya, yaitu sahabat kalian (maksudnya beliau sendiri). Dan aku
melihat Jibril Alaihissalam, ternyata dia mirip dengan orang yang
pernah aku lihat memiliki kemiripan dengannya, yaitu Dihyah.” Dalam
riwayat Ibnu Rumh disebut, “Dihyah bin Khalifah.” (HR. Muslim no. 167)
Kapan Nabi Isa Turun ke Muka Bumi?
Nabi Isa turun di saat kaum muslimin akan memerangi Dajjal di saat shalat Shubuh.[2]
Dari Abu Umamah Al Bahili, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِمَامُهُمْ رَجُلٌ صَالِحٌ
فَبَيْنَمَا إِمَامُهُمْ قَدْ تَقَدَّمَ يُصَلِّى بِهِمُ الصُّبْحَ إِذْ
نَزَلَ عَلَيْهِمْ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ الصُّبْحَ فَرَجَعَ ذَلِكَ
الإِمَامُ يَنْكُصُ يَمْشِى الْقَهْقَرَى لِيَتَقَدَّمَ عِيسَى يُصَلِّى
بِالنَّاسِ فَيَضَعُ عِيسَى يَدَهُ بَيْنَ كَتِفَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ لَهُ
تَقَدَّمْ فَصَلِّ فَإِنَّهَا لَكَ أُقِيمَتْ. فَيُصَلِّى بِهِمْ
إِمَامُهُمْ فَإِذَا انْصَرَفَ قَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ
افْتَحُوا الْبَابَ.
“Imam mereka adalah seorang laki-laki
yang shalih. Ketika pemimpin mereka hendak maju ke depan untuk
mengimami dalam shalat subuh, tiba-tiba turunlah Isa bin Maryam, maka
mundurlah imam mereka ke belakang supaya Isa maju untuk mengimami
shalat. Isa lalu meletakkan tangannya di antara dua bahunya (pemimpin
mereka) sambil berkata, ‘Majulah engkau dan pimpinlah shalat, karena
sesungguhnya ia ditegakkan untuk kalian.’ Akhirnya pemimpin mereka pun
mengimami mereka shalat, dan ketika shalat telah usai, Isa berkata,
‘Bukalah pintu.’ (HR. Ibnu Majah no. 4067. Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jaami’ Ash Shogir no. 13833 mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَبَيْنَمَا هُمْ يُعِدُّونَ
لِلْقِتَالِ يُسَوُّونَ الصُّفُوفَ إِذْ أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَيَنْزِلُ
عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ فَأَمَّهُمْ
“Dan ketika mereka sedang
mempersiapkan peperangan dan sedang merapikan barisan, tiba-tiba
datanglah waktu shalat, dan turunlah Nabi Isa bin Maryam, lalu ia
mengimami mereka.” (HR. Muslim no. 2897). Namun bukan yang
dimaksudkan dalam hadits ini bahwasanya Isa menjadi imam shalat.
Disebutkan dalam hadits lainnya, dari Jabir bin ‘Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ
أُمَّتِى يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ – قَالَ – فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ -صلى الله عليه
وسلم- فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا. فَيَقُولُ لاَ. إِنَّ
بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ. تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الأُمَّةَ
“Akan senantiasa ada segolongan dari
umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan
hingga hari kiamat.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan,
“Kemudia Isa bin Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin
mereka-mereka tadi mengatakan pada Isa, “Jadilah imam shalat bersama
kami.” “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin
bagi yang lain. Allah betul-betul telah memuliakan umat ini”, jawab
Isa.” (HR. Muslim no. 156)
Apakah Nabi Isa akan Membawa Syariat Baru?
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ
فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ فَأَمَّكُمْ مِنْكُمْ ». فَقُلْتُ لاِبْنِ أَبِى
ذِئْبٍ إِنَّ الأَوْزَاعِىَّ حَدَّثَنَا عَنِ الزُّهْرِىِّ عَنْ نَافِعٍ
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ « وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ ». قَالَ ابْنُ أَبِى
ذِئْبٍ تَدْرِى مَا أَمَّكُمْ مِنْكُمْ قُلْتُ تُخْبِرُنِى. قَالَ
فَأَمَّكُمْ بِكِتَابِ رَبِّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَسُنَّةِ
نَبِيِّكُمْ -صلى الله عليه وسلم-.
“Bagaimana keadaan kalian apabila Isa putera Maryam turun pada kalian dan menjadi pemimpin kalian?”
Lalu aku berkata kepada Ibnu Abu Dzi’b bahwa al-Auza’i telah
menceritakan kepada kami, dari az-Zuhri dari Nafi’ dari Abu Hurairah, “Pemimpin kalian dalah dari kalian.” Ibnu Abu Dzi’b berkata, “Apakah kamu tahu sesuatu apa (yang dijadikan dasar) memimpin kalian?” Aku balik bertanya, “Apakah kamu akan mengabarkannya kepadaku?” Ibnu Abu Dzi’b berkata, “Dia akan memimpin kalian berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Nabi Kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam’. (HR. Muslim no. 155)
Hadits ini menunjukkan bahwa ketika Isa bin Maryam turun, beliau akan mengikuti ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jadi sama sekali Isa tidak membawa syari’at baru. Beliau akan berhukum
dengan Al Qur’an dan bukan dengan Injil. Karena Al Qur’an sudah
menghapuskan syariat Nabi sebelumnya.[3]
Sanggahan bagi Segolongan Orang yang Tidak Mengakui Turunnya Nabi Isa
Orang-orang yang sesat dan mengagungkan
logika (yang dangkal) kadang menggunakan argumen-argumen yang rapuh
untuk menyanggah keyakinan bahwa Isa bin Maryam akan turun di akhir
zaman. Di antara alasan mereka menolak keyakinan ini adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyatakan bahwa tidak ada nabi lagi sesudah beliau. Dengan pernyataan
semacam ini (yang asalnya dari dalil Qur’an dan hadits), mereka pun
menyanggah dalil-dalil yang menyatakan bahwa Isa bin Maryam akan turun
di akhir zaman.
Berikut sanggahan dari Al Qodhi yang dinukil dari Imam An Nawawi rahimahullah.
Al Qodhi mengatakan, “Sebagian
Mu’tazilah, Jahmiyah dan yang sepaham dengan mereka mengingkari
turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam. Mereka mengklaim bahwa hadits
tersebut tertolak dengan firman Allah Ta’ala bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para nabi. Mereka juga beralasan dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak ada nabi lagi sesudahku”. Mereka beralasan lagi dengan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin bahwa tidak ada nabi lagi sesudah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan syari’at Muhammad itulah yang berlaku selamanya hingga akhir zaman,
sehingga tidak mungkin dihapus. Sunguh ini adalah alasan yang sungguh
rapuh. Perlu diketahui bahwa yang dimaksud turunnya Isa ‘alaihis salam
bukanlah beliau turun lagi sebagai Nabi yang membawa syari’at baru dan
menghapus syari’at Islam. Tidak ada satu pun hadits dan dalil lainnya
yang menyatakan semacam ini. Bahkan hadits-hadits yang membicarakan
turunnya Isa adalah benar.” An Nawawi lantas mengatakan, “Sebagaimana
telah disebutkan dalam kitab Al Iman dan selainnya bahwa Isa akan turun
sebagai hakim yang adil dan akan berhukum dengan syari’at kita
(syari’at Islam). Beliau akan menghidupkan kembali syariat Islam yang
sudah ditinggalkan.”[4]
Silakan baca serial pertama di sini.
-bersambung insya Allah dalam serial ketiga-
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com
[1] Lihat ‘Aunul Ma’bud, Al ‘Azhim Abadi, 11/306, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, cetakan kedua, 1415 H.
[2] Al Yaumul Akhir-Al Qiyamatush Shugro, Dr. ‘Umar Sulaiman Al Asyqor, hal.260, Darun Nafais-Maktabah Al Falah, cetakan keempat, 1411 H.
[3] Lihat Al Yaumul Akhir-Al Qiyamatush Shugro, hal. 262.
[4] Syarh Shahih Muslim, 18/75-76.
——————————————–
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Tulisan kali ini adalah kelanjutan dari
tulisan sebelumnya mengenai Turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam. Di antara
yang dibahas adalah apa hikmah diturunkannya Nabi Isa ‘alaihis salam di
akhir zaman. Semoga bermanfaat.
Tempat Turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam
Dari An Nawwas bin Sam’an berkata, “Pada
suatu pagi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyebut Dajjal,
beliau melirihkan suara dan mengeraskannya hingga kami mengiranya berada
di sekelompok pohon kurma. …
فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِىَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأَسَهُ قَطَرَ وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ فَلاَ يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلاَّ مَاتَ وَنَفَسُهُ يَنْتَهِى حَيْثُ يَنْتَهِى طَرْفُهُ فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يَأْتِى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ مِنْهُ فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ
“Saat Dajjal seperti itu, tiba-tiba ‘Isa
putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di menara putih dengan
mengenakan dua baju (yang dicelup wars dan za’faran)[1] seraya
meletakkan kedua tangannya di atas sayap dua malaikat, bila ia
menundukkan kepala, air pun menetas. Bila ia mengangkat kepala, air pun
bercucuran seperti mutiara. Tidaklah orang kafir mencium bau dirinya
melainkan ia akan mati. Sungguh bau nafasnya sejauh mata memandang. Isa
mencari Dajjal hingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya. Setelah
itu Isa bin Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari
Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan
tingkatan-tingkatan mereka di surga. … (HR. Muslim no. 2937)
Yang dimaksud menara putih sebagaimana
diterangkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah. Beliau berkata, “Aku telah
melihat di beberapa kitab bahwa sebenarnya turun Isa bin Maryam adalah
di menara putih yang terletak di sebelah timur Jaami’ Damaskus. Inilah
riwayat yang benar dan lebih kuat. Adapun riwayat yang menyatakan
bahwasanya Isa turun di menara putih di sebelah timur Damaskus, maka itu
hanya ungkapan perowi saja dari apa yang ia pahami. Yang benar, di
Damaskus tidak ada menara yang dikatakan di sebelah timurnya. Yang ada
hanyalah menara yang ada di sebelah timur Jaami’ Al Umawi. Inilah
penyebutan yang lebih tepat. Karena ketika Nabi Isa turun, maka akan
ditegakkan shalat.”[2]
Berapa Lama Nabi Isa ‘alaihis salam Tinggal di Muka Bumi?
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَيَبْعَثُ اللَّهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ
كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ ثُمَّ
يَمْكُثُ النَّاسُ سَبْعَ سِنِينَ لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ عَدَاوَةٌ ثُمَّ
يُرْسِلُ اللَّهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّأْمِ فَلاَ يَبْقَى
عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ أَحَدٌ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ
أَوْ إِيمَانٍ إِلاَّ قَبَضَتْهُ
“Lalu Allah mengutus Isa bin Maryam
seperti Urwah bin Mas’ud, ia mencari Dajjal dan membunuhnya. Setelah itu
selama tujuh tahun, manusia tinggal dan tidak ada permusuhan di antara
dua orang pun. Kemudian Allah mengirim angin sejuk dari arah Syam lalu
tidak tersisa seorang yang dihatinya ada kebaikan atau keimanan seberat
biji sawi pun yang tersisa kecuali mencabut nyawanya” (HR. Muslim no.
2940)
Sedangkan dalam riwayat Abu Daud yang
telah disebutkan, “Pada masa beliau, Allah akan membinasakan semua agama
selain Islam, Isa akan membunuh Dajjal, dan beliau akan tinggal di muka
bumi selama empat puluh tahun. Setelah itu ia meninggal dan kaum
muslimin menshalatinya.” (HR. Abu Daud no. 4324 dan Ahmad 2/437. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dalam riwayat Ahmad, dari ‘Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ وَأَنَا حَىٌّ
كَفَيْتُكُمُوهُ وَإِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ بَعْدِى فَإِنَّ رَبَّكُمْ
عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ إِنَّهُ يَخْرُجُ فِى يَهُودِيَّةِ
أَصْبَهَانَ حَتَّى يَأْتِىَ الْمَدِينَةَ فَيَنْزِلَ نَاحِيَتَهَا وَلَهَا
يَوْمَئِذٍ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَكَانِ
فَيَخْرُجَ إِلَيْهِ شِرَارُ أَهْلِهَا حَتَّى الشَّامِ مَدِينَةٍ
بِفِلَسْطِينَ بِبَابِ لُدٍّ – وَقَالَ أَبُو دَاوُدَ مَرَّةً حَتَّى
يَأْتِىَ فِلَسْطِينَ بَابَ لُدٍّ – فَيَنْزِلَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ
فَيَقْتُلَهُ ثُمَّ يَمْكُثَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ فِى الأَرْضِ
أَرْبَعِينَ سَنَةً إِمَاماً عَدْلاً وَحَكَماً مُقْسِطاً
“Jika Dajjal telah keluar dan saya masih
hidup maka saya akan membela (menjaga) kalian, namun Dajjal keluar
sesudahku. Sesungguhnya Rabb kalian ‘azza wajalla tidaklah buta sebelah
(bermata satu) dan Dajjal akan keluar di Yahudi Ashbahan hingga ia
datang ke Madinah dan turun di tepinya yang mana Madinah pada waktu itu
memiliki tujuh pintu. Pada setiap pintu terdapat malaikat yang menjaga,
lalu akan keluar (menuju) kepada Dajjal sejelek-jelek penduduk madinah
darinya hingga ke Syam tepat di kota palestina di pintu Lud.” Sesekali
Abu Daud berkata, “Hingga Dajjal datang (tiba) di palestina di pintu
Lud, lalu Isa ‘alaihis salam turun dan membunuhnya, kemudian Isa
‘alaihis salam tinggal di bumi selama empat puluh tahun dan menjadi imam
yang adil dan hakim yang adil.” (HR. Ahmad, 6/75. Syaikh Syu’aib Al
Arnauth mengatakan bahwa sanadnya hasan)
Dalam riwayat pertama dan lainnya
seolah-olah bertentangan. Pada hadits pertama dikatakan bahwa Nabi Isa
tinggal di muka bumi selama 7 tahun (namun tidak secara tegas) dan
hadits kedua dikatakan 40 tahun.
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
“Disebutkan dalam hadits bahwa Nabi ‘Isa tinggal di muka bumi selama 40
tahun. Namun dalam Shahih Muslim disebutkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar
bahwa beliau menetap selama 7 tahun. Seolah-olah di sini ada yang rancu.
Maka kita bisa maknakan bahwa maksud beliau tinggal di muka bumi selama
tujuh tahun adalah waktu tinggal setelah beliau turun ke muka bumi
(sebelumnya diangkat ke langit). Sedangkan sisanya adalah waktu beliau
menetap di muka bumi sebelum diangkat ke langit. Oleh karena itu dari
sini kita dapat mengatakan bahwa umur Nabi ‘Isa adalah 33 tahun (sebelum
beliau diangkat ke langit), inilah yang masyhur.”[3]
Namun apa yang dijelaskan oleh Ibnu
Katsir dengan jalan mengkompromikan riwayat yang ada disanggah oleh As
Safarini. As Safarini menjelaskan, “Hadits ‘Aisyah yang dikeluarkan oleh
Imam Ahmad dan lainnya yang menyatakan, “Isa akan membunuh Dajjal, lalu
akan tinggal di muka bumi selama 40 tahun”, hadits tersebut sama sekali
tidak bermasalah. Al Baihaqi pun berpegang dengan riwayat yang
menyatakan bahwa Isa akan tinggal di muka bumi selama 40 tahun.
Sebagaimana pula dinukil dari As Suyuthi, beliau pun menguatkan salah
satu pendapat (dan bukan lewat jalan kompromi). Karena jika ada tambahan
penjelasan dari perowi yang tsiqoh (ziyadah tsiqoh) tentu saja bisa
dijadikan argumen. Mereka yang menyatakan bahwa setelah Isa turun akan
tinggal selama 40 tahun berpegang dengan riwayat yang banyak, sehingga
mereka mendahulukannya dari riwayat yang dibilang sedikit karena adanya
tambahan yakin di dalamnya. Hadits yang menyatakan bahwa Isa tinggal
selama 40 tahun itulah hadits mutsbit (yang menyatakan secara tegas),
tentu saja ini yang mesti didahulukan.”[4]
Dari sini pendapat yang lebih tepat
adalah riwayat yang menyatakan bahwa setelah Isa turun ia akan tinggal
di muka bumi selama 40 tahun karena riwayat ini yang lebih banyak
sebagaimana diisyaratkan tadi oleh As Safarini. Namun boleh jadi 40
tahun seakan-akan dirasakan begitu cepat seperti tujuh tahun.[5]
Misi Isa bin Maryam Lainnya, Memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj
Sebagaimana nanti dijelaskan tersendiri
bahwa di antara misi Nabi Isa ‘alaihis salam ketika turun di muka bumi
adalah memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj. Beliau bersama sahabatnya akan
memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj, kaum yang jumlahnya amat banyak dan
terkenal amat rakus. Disebutkan dalam hadits Nawwas bin Sam’an yang amat
panjang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ
وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى
بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ
فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ. وَيُحْصَرُ نَبِىُّ
اللَّهُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لأَحَدِهِمْ
خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ
اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهُمُ النَّغَفَ فِى
رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ
يَهْبِطُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الأَرْضِ فَلاَ
يَجِدُونَ فِى الأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلاَّ مَلأَهُ زَهَمُهُمْ
وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى
اللَّهِ فَيُرْسِلُ اللَّهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ
فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لاَ
يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الأَرْضَ حَتَّى
يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلأَرْضِ أَنْبِتِى ثَمَرَتَكِ
وَرُدِّى بَرَكَتَكِ.
فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ الْعِصَابَةُ مِنَ
الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا وَيُبَارَكُ فِى الرِّسْلِ
حَتَّى أَنَّ اللِّقْحَةَ مِنَ الإِبِلِ لَتَكْفِى الْفِئَامَ مِنَ
النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ لَتَكْفِى الْقَبِيلَةَ مِنَ
النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْغَنَمِ لَتَكْفِى الْفَخِذَ مِنَ النَّاسِ
فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً
فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ
مُسْلِمٍ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ
الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ ».
“Allah mengirim Ya’juj dan Ma’juj, ‘Dari
segala penjuru mereka datang dengan cepat.’ (Al Anbiyaa`: 96) Lalu yang
terdepan melintasi danau Thabari dan minum kemudian yang belakang
melintasi, mereka berkata: ‘Tadi disini ada airnya.’ nabi Allah Isa dan
para sahabatnya dikepung hingga kepala kerbau milik salah seorang dari
mereka lebih baik dari seratus dinar milik salah seorang dari kalian
saat ini, lalu nabi Allah Isa dan para sahabatnya menginginkan Allah
mengirimkan cacing di leher mereka lalu mereka mati seperti matinya satu
jiwa, lalu ‘Isa dan para sahabatnya datang, tidak ada satu sejengkal
tempat pun melainkan telah dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk darah
mereka. Lalu Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah lalu Allah
mengirim burung seperti leher unta. Burung itu membawa mereka dan
melemparkan mereka seperti yang dikehendaki Allah, lalu Allah mengirim
hujan kepada mereka, tidak ada rumah dari bulu atau rumah dari tanah
yang menghalangi turunnya hujan, hujan itu membasahi bumi hingga dan
meninggalkan genangan dimana-mana. Allah memberkahi kesuburannya hingga
hingga sekelompok manusia cukup dengan unta perahan, satu kabilah cukup
dengan sapi perahan dan beberapa kerabat mencukupkan diri dengan kambing
perahan. Saat mereka seperti itu, tiba-tiba Allah mengirim angin
sepoi-sepoi lalu mencabut nyawa setiap orang mu`min dan muslim di bawah
ketiak mereka, dan orang-orang yang tersisa adalah manusia-manusia
buruk, mereka melakukan hubungan badan secara tenang-terangan seperti
keledai kawin. Maka atas mereka itulah kiamat terjadi.” (HR. Muslim no.
2937)
Intinya, misi Isa bin Maryam ketika turun ke muka bumi sebagaimana diterangkan dalam berbagai hadits adalah:
(1) membunuh Dajjal,
(2) menghancurkan salib-salib,
(3) membunuh babi,
(4) menghapuskan jizyah atau upeti (cuma ada satu pilihan yaitu masuk Islam),
(5) menghancurkan agama selain Islam dan yang tersisa di muka bumi hanyalah Islam,
(6) memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj, serta
(7) menjadi imam dan hakim yang adil dengan menegakkan syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lima Hikmah Turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman
Pertama: Sebagai bantahan bagi Yahudi
yang mengklaim bahwa mereka telah membunuh Isa bin Marya. Sungguh Allah
akan mengungkap kedustaan mereka. Isa nantinya yang akan membunuh mereka
dan membunuh pemimpin mereka, yaitu Dajjal.
Kedua: Isa bin Maryam telah menemukan
dalam Injil mengenai keutamaan umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ
“Dan sifat-sifat mereka (para sahabat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dalam Injil, yaitu seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat
lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya” (QS. Al
Fath: 29).
Dari sini, Nabi Isa memohon kepada Allah agar menjadi bagian
dari mereka (para sahabat). Allah pun mengabulkan do’anya. Allah
membiarkan beliau hidup hingga akhir zaman. Beliau pun akan menjadi
pengikut Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Dajjal muncul,
beliau pun yang menumpasnya.
Ketiga: Turunnya Isa dari langit semakin
dekat dengan ajal beliau. Beliau pun akan dimakamkan di muka bumi. Oleh
karena itu, ini menunjukkan bahwa tidak ada makhluk yang terbuat dari
tanah yang mati di tempat lain selain bumi.
Keempat: Turunnya Nabi Isa juga adalah
untuk membungkam Nashoro. Sungguh Allah akan membinasakan berbagai agama
di masa Isa turun kecuali satu agama saja yang tersisa yaitu Islam. Isa
pun akan menghancurkan salib-salib, membunuh babi dan menghapuskan
jizyah (artinya tidak ada pilihan jizyah, yang ada hanyalah pilihan
untuk masuk Islam).
Kelima: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ
مَرْيَمَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، وَالأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ
لِعَلاَّتٍ ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى ، وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ
“Aku orang yang paling dekat dengan ‘Isa
bin Maryam ‘alaihis salam di dunia dan akhirat, dan para Nabi adalah
bersaudara (dari keturunan) satu ayah dengan ibu yang berbeda, sedangkan
agama mereka satu” (HR. Bukhari no. 3443 dan Muslim no. 2365, dari Abu
Hurairah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang
terspesial dan yang paling dekat dengan beliau. Isa bin Maryam sendiri
telah memberi kabar gembira bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam akan datang setelah beliau. Beliau pun mengajak umatnya untuk
membenarkan dan beriman terhadap hal itu. Sebagaimana Allah Ta’ala
berfirman,
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا
بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا
بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ
بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam
berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar
gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku,
yang namanya Ahmad (Muhammad).” (QS. Ash Shaff: 6)[6]
Segala puji bagi Allah, selesai sudah
pembahasan kami tentang turunnya Isa di akhir zaman. Insya Allah pada
kesempatan lainnya, kami akan melanjutkan dengan tanda kiamat besar
lainnya, yaitu datangnya Dajjal.
Segala puji bagi Allah atas segala nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Diselesaikan di pagi hari, 29 Rajab 1431 H (11/07/2010), Panggang-GK
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://www.rumaysho.com
[1] Syarh Shahih Muslim, 18/67.
[2] An Nihayah fil Fitan wal Malahim, Ibnu Katsir, 1/66, Mawqi’ Al Waroq.
[3] An Nihayah fil Fitan wal Malahim, 1/66.
[4] Lihat Lawami’ul Anwar Al Bahiyyah,
2/99. Dinukil dari Asyrotus Saa’ah, Asyrothus Saa’ah, ‘Abdullah bin
Sulaiman Al Ghofili, hal. 155, Mawqi’ Al Islam.
[5] Lihat Asyrotus Saa’ah, 155.
[6] Lihat Asyrotus Saa’ah, 161-162.
http://rumaysho.com/aqidah/turunnya-nabi-isa-di-akhir-zaman-785
http://rumaysho.com/aqidah/turunnya-nabi-isa-di-akhir-zaman-2-1136
http://rumaysho.com/aqidah/turunnya-nabi-isa-di-akhir-zaman-3-1138