Pada syariat zakat, terdapat berbagai manfaat yang sangat bernilai dan sejumlah hikmah yang sangat agung. Di antara manfaat dan hikmah tersebut adalah:
Pertama, dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim telah menegakkan suatu ibadah yang merupakan bagian pokok dalam agama.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ.
Kedua, menjawab dan melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ.
Ketiga, menyempurnakan keislaman seorang hamba karena ibadah tersebut merupakan salah satu rukun Islam.
Dalam hadits Ibnu Umar radhiyallâhu ‘anhumâ, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama bahwa zakat adalah rukun islam yang ketiga.
Keempat, pengeluaran zakat oleh seorang hamba merupakan bukti akan kejujuran keimanan.
Dimaklumi bahwa harta adalah suatu hal yang dicintai oleh jiwa manusia. Seseorang yang memiliki kejujuran keimanan niscaya mengeluarkan hal-hal yang jiwanya cintai sepanjang Allah dan Rasul-Nya mencintai hal tersebut.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيزَانَ. وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلآنِ – أَوْ تَمْلأُ – مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا
Kelima, merupakan bentuk kesyukuran akan nikmat harta dari Allah ‘Azza wa Jalla.
Di antara bentuk kesyukuran akan nikmat adalah dengan mengeluarkan harta kepada hal-hal yang AllahSubhânahu wa Ta’âlâ cintai dan ridhai.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman tatkala memuji orang-orang yang bersyukur,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ.
Keenam, menyucikan jiwa seorang hamba dan menghindarkan hamba tersebut dari penyakit hati dan akhlak yang tercela. Pengeluaran zakat memerangi sifat kekikiran dan ketamakan seorang hamba.
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ.
Penyucian dan pembersihan yang tersebut dalam ayat mencakup orang yang mengeluarkan zakat, juga mencakup penerima zakat karena seorang fakir kadang dibisikkan rasa dengki dan hasad oleh syaithan terhadap harta yang didapat oleh saudaranya. Oleh karena itu, tatkala menerima zakat dari saudaranya, si fakir tersebut akan berbaik sangka kepada saudaranya.
Bahkan, zakat itu juga menyucikan harta itu sendiri karena Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ هَذِهِ الصَّدَقَاتِ إِنَّمَا هِىَ أَوْسَاخُ النَّاسِ
Menunjukkan bahwa siapa saja yang mengeluarkan zakatnya, berarti ia telah membersihkan hartanya.
Ketujuh, menghiasi hamba tersebut dengan akhlak mulia.
Penyaluran zakat oleh seorang hamba juga melambangkan kedermawanan dan kecintaan kepada sesama manusia serta sifat rahmat dan menyayangi saudaranya yang sedang memerlukan. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ – أَوْ قَالَ لِجَارِهِ – مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Kedelapan, mengeluarkan zakat adalah hal yang menambah rezeki dan keberkahan harta.
Allah Jalla Jalâluhu berfirman,
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda pula,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
Kesembilan, menyucikan dan menjaga harta terhadap kerusakan dan musibah.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِيْنَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيْتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوْذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوْهُنَّ لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِيْ قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلاَّ فَشَا فِيْهِمُ الطَّاعُونُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِيْ لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلاَفِهِمُ الَّذِيْنَ مَضَوْا. وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا بِالسِّنِيْنَ وَشِدَّةِ الْمَؤُنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ. وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلاَّ مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلاَ الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُوْلِهِ إِلاَّ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِيْ أَيْدِيْهِمْ. وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلاَّ جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ
Kesepuluh, zakat menggugurkan dosa.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ
Kesebelas, menenangkan hati dan melapangkan jiwa seorang hamba.
Pengeluaran zakat oleh seseorang karena kerelaan hati adalah bentuk penyerahan diri dan lambang keislaman. Sedang Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman,
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ.
Kedua belas, menjadi sebab dimasukkannya seorang hamba ke dalam surga.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa memberi makan adalah salah satu sebab yang menjadikan seseorang dimasukkan ke dalam surga melalui sabda beliau,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوا السَّلاَمَ ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ ، وَصِلُوا الأَرْحَامَ ، وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.
Ketiga belas, penyelamat terhadap salah satu kengerian pada hari kiamat.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ الإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى الْمَسَاجِدِ ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّى أَخَافُ اللَّهَ . وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Keempat belas, adanya rasa saling mengasihi antara orang yang mampu dan orang yang kurang mampu.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda pula,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Kelima belas, penyaluran zakat adalah sebab yang mendatangkan rahmat Allah Subhânahu wa Ta’âlâ.
Allah Jalla Jalâluhu berfirman,
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ.
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ juga berfirman,
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ.
Keenam belas, merupakan sebab turunnya pertolongan Allah Jalla Jalâluhu dan kekokohan kaum muslimin di atas muka bumi.
Allah ‘Azza wa Jalla menjelaskan,
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ. الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ
Ketujuh belas, salah satu jalan agar seorang hamba terjaga di atas hidayah.
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ.
Kedelapan belas, pelipatgandaan pahala bagi mereka yang mengeluarkan zakatnya.
Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ.
Kesembilan belas, salah satu pembangun ekonomi umat.
Dimaklumi bahwa, di kalangan umat muslimin, terdapat orang-orang yang mampu berusaha, tetapi tidak memiliki modal usaha untuk membuka lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, zakat akan membantu mereka dalam hal membuka lapangan pekerjaan, juga menutup jalur-jalur yang diharamkan terhadap mereka, seperti mencuri atau bermuamalah dengan cara riba.
Keduapuluh, merupakan bentuk takaful ijtimâ’i, yakni adanya saling menjamin antara seorang muslim dan muslim yang lain dalam hal mencukupi kebutuhan hidup.
Keduapuluh satu, merupakan sarana yang kuat dalam membangun dakwah di jalan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ.
Sangatlah banyak hikmah, faedah, dan sisi pensyariatan lain sebuah ibadah yang tentunya akan sangat panjang untuk diuraikan.
[1] Diriwayatkan oleh Ibnu Mâjah dan selain beliau. Dihasankan oleh Al-Albâny rahimahullâh dengan beberapa pendukungnya.
[2] Diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzy, Ibnu Mâjah, dan Al-Hâkim. Dishahihkan oleh Al-Albâny dalam Ash-Shahîhah no. 569.
Sumber: http://dzulqarnain.net/manfaat-dan-hikmah-pensyariatan-zakat.html
Sumber: http://dzulqarnain.net/manfaat-dan-hikmah-pensyariatan-zakat.html