Segala puji hanya milik Allah. Shalawat dan Salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah. Wa ba’du.
Ikhlas
merupakan perkara yang sangat agung dan penting. Sehingga ulama
menyatakan bahwa ibadah tidak akan diterima melainkan dengan dua syarat
penting; pertama: Ikhlas dan kedua: al-Mutâba’ah (sesuai tuntunan Nabi
-shallollahu alaihi wa sallam-). Kedua hal ini bak dua sayap burung,
satu sama lain saling membutuhkan. Apabila salah satunya patah,
niscaya burung itu tidak akan bisa terbang.
Dan di sini
kami akan mengulas syarat yang pertama saja, yaitu Ikhlas, khususnya
tentang kiat-kiat ikhlas dalam beramal, sesuai dengan pertanyaan di
atas.
Dan untuk menjawab soal tersebut, kami nukilkan jawabannya
secara singkat dari Kitâb al-Ikhlâsh, karya Syaikh Husain bin Audah
al-’Awaisyah hafizhahullah. Kiat-kiat tersebut di antaranya:
•
Mengenal lebih jauh akan keagungan Allah -Subhanahu wa ta’ala-,
Nama-Nama dan Sifat-Sifat-Nya, dan tekun mempelajari tentang
keesaan-Nya.
• Membaca ayat-ayat dan hadits-hadits tentang siksa dan nikmat alam kubur.
• Mempelajari ayat-ayat dan hadits-hadits tentang siksa neraka.
• Mempelajari hadits-hadits tentang kenikmatan yang Allah siapkan untuk orang-orang bertakwa.
• Selalu mengingat kematian dan pendek angan-angan.
• Mengetahui hinanya kehidupan dunia yang akan sirna.
• Berdoa memohon keikhlasan kepada Allah dan mohon agar dijauhkan dari hal-hal yang dapat merusak keikhlasan.
• Khawatir ketidakikhlasan menjadi sû’ul khâtimah (kesudahan buruk) bagi kita. Wal’iyâdzu billâh.
• Memperbanyak amal kebaikan di kala sendiri dan tidak memberitahukannya kepada siapapun.
• Bergaul dan bersahabat dengan orang yang ikhlas, baik dan bertakwa, juga orang-orang yang berilmu.
• Takut berbuat riyâ’ dan berusaha menghindari sejauh-jauhnya.
• Lari dari perbuatan yang menimbulkan celaan dari Allah.
• Berdzikir kepada Allah dengan lisan dan hati.
• Mempelajari hal-hal yang membuat setan lari.
Inilah
di antara kiat-kiat untuk menjauhi perbuatan riya’ dan syirik,
sekaligus kiat-kiat untuk ikhlash dalam beribadah kepada Allah ta’âlâ.
Dan
sebagai seorang muslim, hendaklah kita selalu berusaha sekuat tenaga
untuk beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan serta menjauhi
kesyirikan dan perbuatan riya’ dengan segala jenis dan macamnya. Semua
itu bertujuan agar kita dapat berjumpa dengan Allah . Firman-Nya:
Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhan-nya, maka hendaklah ia mengerjakan
amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhan-nya. (QS. al-Kahfi: 110)
Semoga amal ibadah yang kita kerjakan selalu ikhlas karena Allah ta’âlâ.
(Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi 45 hal.4)
http://www.majalahislami.com/2008/11/kiat-ikhlas-dalam-beramal/