Bersyukur pada suami bisa diwujudkan dengan beberapa macam. Sudahkah anda melakukannya?
Banyak
wanita kurang bersyukur dan tidak mengerti balas budi, sehingga
beranggapan bahwa hidup mulia dan bahagia hanya bila terpenuhi semua
tuntutan dan keinginannya. Jika hal itu tidak terpenuhi maka ia akan
berontak dan memaki-maki, serta merasa menjadi orang paling malang di
dunia. Yang demikian itu seperti gambaran nyata calon wanita penghuni
neraka. Seperti yang disebutkan dalam sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam,
“Saya melihat neraka yang tidak pernah aku lihat seperti hari ini. Dan saya melihat penghuni terbanyak dari kalangan wanita.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Kenapa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Karena pengingkaran mereka.” Beliau ditanya, “Apakah karena ingkar kepada Allah?” Beliau bersabda, “Mereka
membangkang dan mengingkari kebaikan suami. Jika engkau berbuat baik
kepada salah seorang di antara mereka sepanjang tahun, lalu ia melihat
darimu sesuatu (yang tidak disukai), maka ia berkata, ‘Saya belum pernah
melihat darimu kebaikan sama sekali.’” (Riwayat Bukhari)
Terkadang
istri membuat suami lalai dan patah semangat. Sering pula ia teledor
terhadap hak-hak suaminya. Bahkan tidak jarang wanita suka menghina dan
merendahkan suami, baik dari sisi penampilan, pekerjaan, profesi, atau
ilmunya.
Seharusnya, yang seperti itu sebisa mungkin dijauhi oleh
para istri shalihah. Sesungguhnya, memiliki suami itu sudah menjadi
keberuntungan bagi seorang wanita, mengingat tidak sebandingnya jumlah
laki-laki dan wanita dewasa ini. Karena itu, setiap wanita yang
bersuami, selayaknya bersyukur. Memang, mensyukuri hal itu terkadang
terasa sangat berat, terutama bila seorang istri hanya mengingat
kekurangan dan kejelekan suami. Namun, cukuplah hadits Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
di atas menjadi peringatan bagi para istri. Pintu neraka akan terbuka
lebar-lebar bagi para istri yang mengingkari kebaikan suami.
BENTUK SYUKUR PADA SUAMI
Syukur pada suami, bisa direalisasikan dalam berbagai hal, di antaranya:
1. Mencintainya sepenuh hati
Cintailah suami apa adanya. Jangan bandingkan dia dengan laki-laki lain. Bagaimanapun juga, Allah ta’ala telah menakdirkan dia menjadi jodoh Anda. Pupuklah cinta itu agar terus tumbuh subur di hati Anda.
2. Menghormati dan menghargai
Suami
Anda adalah pemimpin di rumah Anda. Maka hormati dan hargailah dia.
Jangan pernah menyepelekannya, atau merendahkan harga dirinya.
3. Selalu taat dan berbakti
Ketaatan pada suami adalah yang utama, setelah ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam. Seorang istri wajib menaati suaminya, sepanjang tidak menyelisihi aturan syariat.
4. Amanah
Istri yang amanah, akan membuat suami merasa aman. Ia bisa menjaga rahasianya, serta menjaga rumah dan hartanya saat dia pergi.
5. Memuliakan orang tua dan keluarganya
Orang
tua suami Anda, telah menjadi orang tua Anda juga. Mereka telah
mengikhlaskan anak lelakinya menjadi suami Anda. Maka muliakanlah
mereka. Muliakan pula keluarga besar suami yang lainnya. Pergauli mereka
dengan santun. Insyaallah dengan begitu mereka pun akan bersikap demikian terhadap Anda.
6. Menjaga lisan agar jangan sampai menyakiti
Seorang
istri harus pandai menjaga lisannya, agar jangan sampai menyakiti hati
suaminya. Seorang lelaki bisa sangat peka, terutama bila tersinggung
soal harga dirinya. Kalau sampai dia marah dan meninggalkan Anda, maka
Anda sendiri yang akan rugi.
7. Merawat dan mendidik anak-anaknya dengan baik
Anak-anaknya
adalah anak-anak Anda juga. Rawat dan didiklah mereka dengan
sebaik-baiknya. Ketika masih kecil, mungkin mereka sangat merepotkan.
Akan tetapi, bersabarlah. Bisa jadi anak-anak itu akan ganti merawat
Anda berdua di hari tua nanti. Jangan lupa pula, doa anak shalih bisa
menjadi pemberat timbangan amal kita, dan akan terus mengalirkan pahala
meski kita sudah berkalang tanah. Karena itu, usahakanlah untuk
mendidik anak-anak agar menjadi mukmin sejati yang shalih dan shalihah.
8. Mengingatkan kalau dia salah
Suami
juga manusia. Ia juga tak luput dari kesalahan dan kekhilafan.
Pilihlah kata-kata yang lembut untuk mengingatkan suami bila ia sedang
khilaf. Jangan marah jika ia tak mau mengakui kesalahannya, atau hanya
diam dan tak meminta maaf. Terkadang, egonya memang menahannya untuk
mengakui kesalahannya atau meminta maaf, namun sebenarnya dalam hati ia
mengakuinya.
9. Lebih banyak mengingat kebaikannya, memaafkan kesalahannya, dan bersabar terhadap kekurangannya.
Janganlah
membencinya karena ia memiliki sifat buruk yang tak kita sukai.
Bagaimanapun juga, ia pun pasti memiliki banyak sifat baik yang kita
sukai. Maafkan kalau dia bersalah atau bersikap kasar. Husnuzhzhan sajalah. Barangkali ia bersikap demikian karena sedang kelelahan karena banyak pekerjaan.
10. Mendorong dan menghiburnya ketika susah
Seorang
istri yang mencintai suaminya, tidak hanya setia saat suaminya bersuka
cita. Ia pun setia mendampingi di saat suaminya berduka atau ditimpa
kesusahan. Istri yang baik akan berusaha menghiburnya, dan mendorongnya
untuk kembali bersemangat. Para istri bisa belajar dari Ummul Mukminin
Khadijah x, yang berusaha menghibur dan menenangkan hati Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika pertama kali menerima wahyu di gua Hira’.
11. Menyenangkan hatinya
Istri
shalihah akan berusaha untuk selalu menyenangkan hati suaminya. Ia
akan menjaga penampilannya di hadapan suami. Juga menjaga agar suaminya
tidak melihat sesuatu yang kurang menyenangkan pada dirinya, maupun
pada rumah dan anak-anaknya. Ia akan selalu menjaga diri, anak-anak dan
lingkungannya agar bersih dan rapi. Selain itu, menyenangkan suami juga
bisa dilakukan dengan menghidangkan masakan yang lezat untuknya, serta
memberikan servis yang memuaskan di ranjang.
12. Jangan membenci dan meninggalkannya di saat orang lain berbuat demikian.
Suami
kadang diuji dalam pekerjaannya. Misalnya usahanya bangkrut, dan
orang-orang yang dulu menjalin hubungan kerja sama dengannya, banyak
yang meninggalkannya. Bisa juga ia diuji dengan suatu penyakit yang
cukup parah, sehingga banyak orang meninggalkannya, sebagaimana yang
dialami Nabi Ayyub ‘alaihis salam. Seorang istri yang baik dan
setia, akan tetap menemaninya, dan tidak meninggalkannya di saat orang
lain berbuat demikian terhadapnya.
13. Meladeni/melayaninya sampai hal-hal kecil.
Layanilah suami sampai pada hal-hal kecil. Misalnya menyiapkan pakaiannya atau mengambilkan makan dan minumnya.
14. Bersikap qana’ah, berterima kasih dan mensyukuri pemberiannya.
Jangan
bersikap “ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang”.
Banyak-banyaklah bersyukur, karena bila kita bersyukur maka Allah l
akan menambah nikmat-Nya. Jangan kufur nikmat. Lihatlah ke bawah. Betapa
banyak orang yang hidupnya jauh lebih susah dibandingkan kita.
15. Jauhi cemburu buta
Cemburu
adalah tanda cinta. Namun, cemburu yang baik adalah cemburu yang
disertai keraguan. Cemburu buta malah bisa merusak ikatan cinta kasih
di antara Anda berdua. Bagaimanapun juga, dalam cinta, ada kepercayaan.
Karena itu, boleh saja cemburu, tapi jangan menuduh suami sembarangan,
misalnya telah berbuat serong dan sebagainya. Apalagi jika Anda tidak
memiliki bukti yang kuat.
Demikianlah beberapa bentuk syukur terhadap suami. Mudah-mudahan para istri bisa mewujudkannya dalam kehidupan berumah tangga. (kuni_shalihati)
Sumber:http://majalahsakinah.com/2010/03/26/wujud-syukur-pada-suami/