“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.” (Thaha: 15)
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Al-A’raf: 187)
Ya, sampai makhluk yang paling Dia cintaipun –Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, semoga shalawat dan salam-Nya tercurah kepadanya– tidak mengetahui kapan terjadinya. Demikian juga Malaikat Jibril.
Suatu ketika Malaikat Jibril berkata kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam : “Beritahukan kepadaku tentang hari kiamat?” Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Tidaklah yang ditanya tentangnya lebih mengetahui daripada yang bertanya.”
Akan tetapi hari kiamat pasti datang dan bisa jadi sudah dekat. Allah Ta'ala berfirman:
Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah.” Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya. (Al-Ahzab: 63)
Memang sudah semakin dekat dan tanda-tandanya telah muncul. Allah Ta'ala berfirman:
“Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang?” (Muhammad: 18)
“Telah dekat datangnya saat itu (hari kiamat) dan telah terbelah bulan.” (Al-Qamar: 1)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda:
بُعِثْتُ أنا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ
“Diutusku dan kiamat bagaikan jarak dua jari ini.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Beliau mengisyaratkan dengan dua jarinya, jari tengah dan jari telunjuknya.
Sungguh, bila diperhatikan sejak diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam di tengah umat ini, mulai bermunculanlah tanda-tanda kecil kiamat. Meninggalnya beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam , terbukanya Baitul Maqdis, munculnya berbagai peristiwa fitnah semacam terbunuhnya Utsman Radyallahu 'anhu, bermunculannya nabi-nabi palsu, hilangnya amanah, lenyapnya ilmu dan menyebarnya kebodohan terhadap ilmu agama, merebaknya zina dan riba, menyemaraknya musik dan minuman yang memabukkan, merajalelanya pembunuhan, merapatnya pasar, putusnya silaturrahmi dan jeleknya hubungan ketetanggaan, menyebarnya sifat kikir, banyaknya gempa bumi, bermunculannya wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang dengan menampilkan bentuk auratnya bahkan auratnya sekaligus, menjamurnya kedustaan dan kesaksian palsu, dan masih banyak lagi. Semua tanda-tanda kecil hari kiamat itu telah kita saksikan bersama, bahkan semakin hari kian menyeruak.
Nanti bilamana tanda-tanda besar kiamat telah muncul maka dunia tinggal menunggu kehancurannya, untuk kemudian masing masing manusia diberi balasan atas segala amalnya. Allah Ta'ala berfirman:
“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.“ (Thaha: 15)
Munculnya Imam Mahdi, Dajjal, turunnya Nabi Isa 'Alaihisallam, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, terjadinya tiga khusuf yaitu tenggelamnya suatu daerah ke dalam perut bumi, penampakan asap yang menyelimuti manusia, terbitnya matahari dari arah barat, munculnya Daabbah yaitu binatang darat yang mampu berbicara, dan munculnya api yang menggiring manusia. Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari , ia berkata:
اطَّلَعَ
النَّبِيُّ n عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ: َما تَذَاكَرُونَ؟
قَالُوا: نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ: إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى
تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ. فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ
وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى
بْنِ مَرْيَمَ n وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ؛ خَسْفٌ
بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ،
وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى
مَحْشَرِهِمْ
Nabi muncul kepada kami saat kami sedang saling berbincang, maka beliau berkata: “Kalian sedang saling mengingat apa?” Mereka menjawab: “Kami sedang mengingat hari kiamat.” Beliau mengatakan: “Sesungguhnya kiamat tidak akan bangkit sehingga kalian melihat sebelumnya sepuluh tanda.” Lalu beliau menyebutkan asap, Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dari arah barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga khusuf; khusuf di timur, khusuf di barat dan khusuf di Jazirah Arab, dan yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman, menggiring manusia ke tempat dikumpulkannya mereka. (Shahih, HR. Muslim)
Bila satu muncul dari tanda-tanda besar ini maka akan bermunculan yang lain secara silih berganti. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
خُرُوجُ الْآيَاتِ بَعْضِهَا عَلَى إِثْرِ بَعْضٍ يَتَتَابَعْنَ كَمَا تَتَتَابَعُ الْخرْزُ فِي النِّظَامِ
“Munculnya tanda-tanda (kiamat) sebagiannya setelah sebagian yang lain itu beriringan sebagaimana beriringnya permata pada rangkaiannya.”(Shahih, HR. At-Thabarani dalam Al-Ausath dan Ibnu Hibban sebagaimana dalam Al-Mawarid, dari Abu Hurairah z. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Al-Jami’)
Dari Abdullah bin ‘Amr , ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
الْآيَاتُ خَرَزَاتٌ مَنْظُومَاتٌ فِي سِلْكٍ فَإِنْ يُقْطَعِ السِّلْكُ يَتْبَعْ بَعْضُهَا بَعْضاً
“Tanda-tanda (kiamat) adalah butiran-butiran permata yang tersusun pada sebuah benang. Bila benang itu diputus, maka sebagiannya akan (lepas) mengikuti yang lain.” (Shahih, HR. Ahmad, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Ahmad Syakir, dinukil dari Asyrathus Sa’ah hal. 246)
Wahai saudaraku seislam. Ambillah hikmah dari tanda-tanda kiamat yang telah bermunculan. Al-Imam Al-Qurthubi berkata:
“Para ulama berkata, hikmah didahulukannya tanda-tanda kiamat dan ditunjukkanya kepada manusia adalah untuk mengingatkan mereka dari tidur mereka. Juga memotivasi mereka agar berhati-hati untuk diri mereka dengan bertaubat dan kembali kepada Allah, agar mereka tidak dikejutkan dengan sesuatu yang menghalangi mereka dengan pertolongan terhadap diri mereka. Maka, setelah munculnya tanda-tanda kiamat semestinya manusia telah memperhatikan diri-diri mereka, dan memutus diri dari dunia serta mempersiapkan untuk kiamat yang telah dijanjikan.” (At-Tadzkirah, 2/732, dinukil dari Asyrathus Sa’ah karya Al-Ghufaili)
Sumber: http://asysyariah.com/tanda-tanda-kedatangan-hari-kiamat.html